Oleh: Ida Megawati

Seperti yang telah kita ketahui, banyak jenis makanan yang beredar di sekitar kita dengan mutu yang kurang baik. Bahkan, dapat mengancam kesehatan kita.  Sebanyak 80% dari jajanan yang diobservasi, mengandung bahan-bahan yang membahayakan kesehatan. Bahan-bahan berbahaya tersebut seperti formalin, boraks, natrium siklamat, rhodamin, dan sakarin. Berbagai zat berbahaya tadi ada pada jajanan anak-anak buatan rumah tangga, bukan makanan kemasan untuk anak-anak yang dijual di supermarket. Meskipun begitu, tidak bisa dipungkiri bahwa jajanan anak-anak yang dimaksud tak lain adalah aneka makanan yang dijual di SD atau pun SMP. Menurut hasil pengkajian Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), jajanan anak-anak seperti itulah yang berbahaya. Sebab makanan tersebut dibuat dengan mencampurkan zat berbahaya. Misalnya, formalin atau boraks untuk pengenyal bakso,  rhodamin untuk bahan pewarna sirup dan saos, kemudian sakarin untuk pemanis sirup.
Formalin yang dicampur dalam makanan, bila dimakan akan bereaksi cepat dengan lapisan mukosa di saluran pernapasan dan saluran pencernaan. Pada dosis rendah, formalin dapat menyebabkan sakit perut akut disertai muntah-muntah, menimbulkan depresi pada saraf, dan kegagalan peredaran darah. Dalam dosis tinggi, formalin dapat menyebabkan kejang-kejang, kencing darah, tidak bisa kencing, dan muntah darah, hingga akhirnya menyebabkan kematian. Zat paling berbahaya adalah rhodamin B. Bahan ini bila dikonsumsi bisa menyebabkan gangguan pada fungsi hati, bahkan kanker hati. Bila mengonsumsi makanan yang mengandung rhodamin B, dalam tubuh akan terjadi penumpukan lemak, sehingga lama-kelamaan jumlahnya terus bertambah. Dampaknya baru akan kelihatan setelah puluhan tahun kemudian. Anak-anak yang sering mengonsumsi jajanan yang mengandung formalin, boraks, rhodamin B, dan zat berbahaya lain, biasanya rentan terhadap penyakit dan pertumbuhan badannya juga cenderung lambat.
Berbicara tentang saos tomat, siapa yang tidak mengenalnya? Mulai dari anak kecil sampai orang dewasa kerap menggunakannya sebagai bahan pelengkap makanan. Rasanya yang tidak pedas menjadikan saos tomat akrab dengan semua kalangan. Mulai dari makan bakso, mie ayam, sampai makan fastfood atau seafood rasanya kurang lengkap tanpa saos tomat. Saos tomat yang beredar di pasaran saat ini beragam jenisnya. Berbagai perusahaan industri makanan biasanya mengeluarkan produk saos tomat buatan mereka masing-masing. Banyaknya merek yang ada di pasaran kadang membuat orang bingung untuk memilih mana yang terbaik. Meski secara umum saos tomat yang ada sudah didaftarkan di Departemen Kesehatan tetapi diperkirakan ada beberapa jenis saos tomat yang patut diwaspadai komposisi bahan pembuatannya. Seperti saos tomat yang biasa digunakan oleh para pedagang makanan kaki lima. Biasanya, saos tomat yang mereka gunakan adalah saos tomat yang merupakan hasil olahan industri rumah tangga yang tidak terdaftar di Depkes. Harganya memang murah karena bahan pembuatannya bukan dari buah tomat asli melainkan sudah dicampur dengan bahan-bahan lain seperti ubi. Penambahan berbagai bahan sebagai campuran dalam membuat saos tomat sendiri sebenarnya sudah mengurangi mutu saos tomat tersebut. Apalagi bila salah satu bahannya mengandung zat berbahaya. Sesuatu yang paling harus diwaspadai adalah penambahan zat aditif seperti pewarna.  Penambahan zat pewarna dikarenakan ada tambahan bahan lain seperti ubi, sehingga tidak mudah untuk mendapat warna merah alami, seperti tomat. Untuk itu, dibutuhkan zat pewarna merah. Kalau tidak, warnanya akan berubah menjadi lebih pucat bahkan hampir tidak bisa di sebut ‘berwarna’ tomat lagi.
Selama ini, ada kecurigaan saus tomat awetan tidak menggunakan zat pewarna semestinya. Sebab, warna merah untuk pewarna makanan sangat jarang ditemukan di pasaran. Kalaupun ada, harganya cukup mahal, tidak sebanding dengan sebotol saus tomat yang dihargai paling mahal Rp2.000,00 (untuk produk ‘pasaran’). Jika pewarna yang digunakan adalah pewarna kain maka hanya membutuhkan sedikit warna saja. Bila yang digunakan adalah pewarna kain biasanya hanya dicampurkan sedikit karena warna untuk pewarna kain lebih cerah dari pewarna makanan. Hal ini berbahaya untuk kesehatan karena sifat racunnya akan mengendap di dalam tubuh.
Khusus saus tomat botolan, saos tomat yang baik berwarna merah tomat, tidak pucat atau bahkan cenderung berwarna orange. Bila pucat dan berwarna merah kekuning-kuningan itu berarti bukan berasal dari tomat asli melainkan sudah di tambah dengan bahan-bahan lain serta menggunakan zat pewarna. Sedangkan saos tomat yang terbuat dari tomat asli sebenarnya sama sekali tidak memerlukan zat pewarna. Biasanya, saos tomat yang bagus adalah yang bila dituang di atas piring tidak langsung jatuh ke dalam piringnya melainkan agak lambat karena sedikit kental.
Tidak semua makanan yang kita konsumsi itu aman. Maka dari itu, waspadalah dalam urusan memilih makanan yang baik untuk kesehatan tubuh, terutama pada makanan yang berwarna. Jangan beranggapan bahwa saos sajalah yang memiliki kebahayaan tersebut akan tetapi beberapa dari merk kecap juga menggunakan pewarna dan pengawet berbahaya yang tidak sesuai apabila digunakan untuk makanan.

?Penulis adalah mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, FMIPA UM