Kesejajaran peran antara laki-laki dan perempuan tidak menjadi rahasia umum lagi. Berkaca pada perjuangan Raden Ajeng Kartini, para perempuan semakin yakin bahwa apa yang mereka inginkan itu tidak salah. Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa perjuangan tidak akan membuahkan hasil tanpa adanya wadah penyatuan sikap dan mental perempuan agar tidak melenceng dari kodrat penciptaannya. Pusat Studi Wanita UM adalah salah satu diantaranya. Perannya begitu besar bagi pemberdayaan perempuan di Jawa Timur.

……………….

Berdasarkan SK Rektor Universitas Negeri Malang No.0397/KEP/PT.28.H/C/93 tertanggal 19 Juli 1993 didirikanlah PSW IKIP Malang (sekarang PSW) di bawah naungan Lembaga Penelitian (Lemlit) UM. Pendirian ini dimaksudkan untuk melakukan pengkajian di bidang gender dan membantu pemerintah dalam meningkatkan pemberdayaan dan peran perempuan di segala bidang pembangunan.  Selain itu, pusat studi ini juga membantu di bidang pendidikan anak.
Pendirian PSW ternyata memerlukan perjuangan yang sangat keras, yakni dilakukan oleh dosen aktivis perempuan yaitu Ibu Hj. Prof. Dr. Kasiani K. Suyanto dan Ibu Hj. Prof. Ir. Radiastuti S. Perjuangan beliau berdua untuk mendirikan PSW tidak main-main. Beliau berdua selalu berusaha meyakinkan pimpinan UM pada waktu itu bahwa keberadaan PSW di perguruan tinggi sangat diperlukan. Pada akhirnya, pada tahun 1993, diresmikanlah PSW. Terjadi beberapa kali pergantian kepala PSW. Saat ini yang menjabat sebagai kepala adalah Dr. Yuni Pratiwi, M.Pd dari jurusan Sastra Indonesia.
Banyak  kegiatan  yang  telah dilaksanakan PSW di bawah kepemimpinan Siti Herawati Abdullah terutama yang berkenaan dengan pemberdayaan perempuan. Salah satunya adalah kerja sama dengan enam Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten/Kotamadya, yaitu: Kotamadya Malang, Kabupaten Blitar, Kabupaten Tulungagung, Kotamadya Madiun, Kabupaten Madiun, dan Kabupaten Pacitan. Dalam nota kerja sama itu disebutkan bahwa kabupaten/kotamadya yang melakukan berbagai kegiatan, baik dalam bentuk pelatihan maupun penelitian terkait dengan masalah gender, akan dikerjakan bersama-sama dengan PSW. Pada saat Gubernur Propinsi Jawa Timur dijabat oleh Bapak Basofi Sudirman, banyak kegiatan dalam rangka pemberdayaan perempuan yang dikerjakan PSW.
Selain kegiatan pemberdayaan perempuan, pusat studi ini juga mengadakan pelatihan maupun penelitian di kotamadya/kabupaten binaan. Di enam kotamadya/kabupaten binaan PSW selalu menjadi teman kerja kegiatan dalam pemberdayaan perempuan. Kegiatan ini terus berlangsung, sampai terbitnya peraturan perundangan tentang otonomi daerah. Dengan terbitnya peraturan perundangan tentang otonomi daerah dan penggabungan bagian-bagian di kotamadya/kabupaten, membawa dampak kegiatan pemberdayaan perempuan kurang memperoleh perhatian. Dampak ini juga berakibat pada kegiatan yang terjadi di banyak PSW, terutama kegiatan yang terkait dengan kerja sama dengan pemerintah kotamadya/kabupaten

PSW Sekarang.
Tahun ini tampuk kepemimpinan PSW dipegang oleh Dr. Yuni Pratiwi, M.Pd. Di dalam struktur organisasinya, PSW memiliki lima divisi yaitu divisi bidang penelitian, divisi bidang pelatihan, divisi bidang kerjasama, divisi bidang publikasi/penerbitan, dan devisi bidang pengembangan SDM. Kelima bidang tersebut memiliki perannya masing-masing dalam upaya mendukung program-program yang dilakukan PSW. Spesifikasi tugas dari divisi-divisi tersebut antara lain pada bidang Penelitian, Bidang Pelatihan ,Divisi Bidang Kerjasama, Bidang Publikasi/penerbitan, Bidang Pengembangan SDM
Banyak program yang dilaksanakan oleh PSW antara lain pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan wanita, workshop, lomba mengarang tingkat SMP dan SMA, menulis puisi, melayani pengaduan masyarakat tentang adanya Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), dan banyak lagi kegiatan yang lain. Salah satu proyek yang akan dilaksanakan oleh PSW adalah pembuatan jurnal yang diberi nama Genus. Jurnal ini nantinya akan berisi artikel–artikel para dosen yang terkait dengan gender. Esensi jurnal tersebut membahas pendidikan dan kesehatan berbasis gender. Program sosialisasi juga sering dilaksanakan di sekolah-sekolah, antara lain tentang pendidikan inklusiff gender. Pendidikan inklusif gender ini dimaksudkan untuk menanamkan konsep kesetaraan antara perempuan dan laki-laki kepada anak. Selama ini yang sering diajarkan guru SD saat pelajaran bahasa Indonesia misalnya pernyataan ”Ibu memasak dan ayah pergi ke kantor”.  Pernyataan tersebut mengandung makna bahwa seorang ibu hanya bertugas mengurus rumah tangganya sedangkan ayah berkewajiban mencari nafkah. Padahal dalam kehidupan sebenarnya, ayah juga bisa menyelesaikan kegiatan yang dilakukan ibu dan sebaliknya. Misi-misi seperti inilah yang selalu diusung oleh PSW dalam melaksanakan setiap kegiatannya.
Pernah ada satu kasus KDRT yang belum lama ini ditangani oleh PSW. Ratna Restapati, sekretaris kepala pusat PSW menceritakan bahwa pada awal tahun 2009 ada pengaduan dari Mawar (nama samaran). Mawar adalah istri dari seorang warga Sukun, Malang. Mawar mengadukan bahwa dia mendapat perlakuan kasar dari suaminya dan menginginkan untuk kembali ke negara aslinya, Jepang. Tetapi posisi Mawar sebagai WNA mempersulit penanganan kasus ini. Setelah diselidiki ternyata wanita malang ini menderita gangguan jiwa. Pengakuan ini disampaikan oleh suaminya. Dalam kasus ini, PSW mengambil beberapa tindakan untuk kebaikan kedua belah pihak. Rapat pun digelar di kantor PSW dengan mengundang beberapa pihak yang berwenang termasuk Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) yang beranggotakan pihak kepolisian dan rumah sakit. Dalam rapat tersebut diusulkan bahwa salah satu tempat aman untuk menyembunyikan Mawar dari suaminya adalah sebuah rumah yang terletak di dalam kantor kepolisian (depan RSU). Sebelumnya, Mawar bermigrasi dari satu hotel ke hotel yang lain. Beberapa lama setelah berada di rumah kepolisian, Mawar pun dikembalikan ke suaminya karena tidak ada yang mau menerimanya sebab keadaan kejiwaannya tidak stabil. Selang beberapa bulan kemudian pihak PSW mendapat kabar bahwa Mawar meloncat dari lantai dua rumah suaminya, hingga sampai saat ini tidak diketahui lagi kabarnya.
Hal di atas hanya salah satu kasus dari beberapa yang ditangani oleh PSW. Dalam kasus seperti itu dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak. Selain melayani pengaduan dari masyarakat, pusat studi ini juga mengembangkan beberapa program yang berasal dari dana hibah Technological and Profesional Skills Development Sector Project (TPSDP). Salah satu track record PSW adalah keberhasilannya mendapatkan hibah. Di Jawa Timur hanya PSW yang mendapatkan dana tersebut.
Pusat Studi Wanita (PSW) UM saat ini nampaknya sedang menapaki langkah baru untuk menjadi Pusat Studi Wanita yang lebih bisa memberikan sumbangsih terhadap kaum wanita khususnya. Hal ini bisa dibuktikan dengan beberapa program yang saat ini sedang “digarap” oleh pusat studi bagian dari Lembaga Penelitian (Lemlit) UM ini. Diantara program-program tersebut yang pertama dalam bidang penelitian yaitu tentang penelitian pendidikan gender. Kedua, bidang kemasyarakatan, saat ini PSW sedang mengajukan proposal untuk program pembelajaran kaum perempuan (santriwati) mengenai demokrasi. Program ketiga adalah dengan dicanangkannya pembuatan buku mengenai biografi 10 (sepuluh) dosen perempuan senior Universitas Negeri Malang.
Posisi PSW sendiri merupakan pusat studi yang membantu Lembaga Penelitian, sehingga peran pusat studi yang juga mempunyai perpustakaan yang terbuka untuk umum ini adalah sebagai pendukung program-program lemlit terutama dalam bidang pendidikan, penelitian karya ilmiah dan pengabdian masyarakat.
Dalam kaitannya memperingati Hari Kartini, PSW melibatkan anak usia sekolah, yakni menyelenggarakan program Lomba menulis esai perempuan tingkat SMP dan SMA serta Lomba puisi untuk SD.
Perpustakaan PSW
Diantara sekian perpustakaan yang tersedia di Universitas yang tengah menyandang status BLU ini, salah satunya adalah perpustakaan milik PSW. Perpustakaan ini merupakan bentuk konkrit program pendidikan kesetaraan gender. Di dalam perpustakaan yang berlokasi di Lembaga Penelitian ini memiliki koleksi kurang lebih berjumlah 500 buah buku yang terdiri dari berbagai macam koleksi yang berhubungan dengan perempuan. “Walaupun pengunjung tentunya tidak seramai di perpustakaan pusat, namun dalam setiap harinya selalu saja ada pengunjung yang datang, entah itu mahasiswa dari berbagai fakultas maupun dosen atau juga pegawai” terang Ratna Restapaty, S.Pd, Sekretaris PSW. “Perpustakaan ini sendiri merupakan hasil proyek TPSDP”  tambah wanita yang juga pernah menjadi pengurus UKM IPRI ini.
Prestasi PSW
Pusat Studi Wanita yang baru saja  berganti pimpinan ini, telah menorehkan beberapa prestasi. Diantaranya adalah kerjasama dengan Kabupaten Pasuruan sebagai narasumber dalam workshop penguatan kapasitas organisasi perem-puan, Kerjasama dengan UNESA sebagai narasumber kegiatan seminar implementasi wawasan kesetaraan gender dalam materi kuliah di PT, kerjasama dengan Pemkot Malang, Pemkot Batu, Dinas pendidikan Provinsi Jawa Timur, Elois Ausaid, Lapis PGMI AUSAID.
Baru-baru ini, prestasi spektakuler yang cukup membanggakan bagi PSW dan universitas eks-IKIP ini adalah dengan lolosnya dua perwakilan PSW dalam jajaran 10 besar Kartini Award yang cukup prestisius pada tahun 2009 ini.
Saat diwawancara, Dr. Yuni Pratiwi,        M. Pd, Kepala Pusat Studi Wanita yang baru tiga bulan menjabat mengungkapkan bahwa kedepan, PSW akan menjadi sub lembaga yang bisa mengempowering dan balancing kedudukan perempuan. Selain itu, PSW juga tengah terus menyosialisasikan  pendidikan tentang persamaan gender dengan memberi pendidikan feminisme barat namun juga dengan terus mengembangkan pendidikan feminisme timur. Sehingga dengan perpaduan pendidikan dua feminisme ini bisa lebih melengkapi pendidikan kesetaraan gender yang modern namun tetap memper-tahankan kebudayaan timur. ?Dew/MJ