Oleh: Juliyatin Putri Utami


Flu babi adalah penyakit saluran pernapasan babi yang disebabkan oleh virus Orthomyxoviridae yang endemik pada populasi babi. Galur virus flu babi yang telah diisolasi sampai saat ini telah digolongkan sebagai Influenzavirus C atau subtipe genus Influenzavirus A. Penyakit ini lebih ganas dari flu burung 3–5 kali. Akan tetapi dalam populasi jauh lebih kecil dari flu burung. Bila 100 orang terinfeksi flu burung maka kemungkinannya 80 orang akan meninggal dunia. Bila 100 orang terinfeksi flu babi  maka kemungkinannya tujuh orang akan meninggal dunia.
Penyakit ini menyerang Paru-paru dan menyebabkan kematian karena mengalami kegagalan Pernafasan (Respiratory Failure) akibat pembuluh darah paru yang pecah. Menurut Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat, gejala flu ini mirip dengan flu biasa .Gejalanya seperti demam lebih dari 37,7Co, rasa capek, kurangnya nafsu makan, dan batuk. Ada juga penderita yang disertai gejala tambahan seperti pilek, sakit tenggorokan, mual, muntah, dan diare.
Penularan flu babi dapat terjadi dalam dua cara yaitu melalui kontak dengan babi yang terinfeksi atau lingkungan yang terkontaminasi dengan virus flu babi. Dan cara kedua yaitu melalui kontak dengan orang yang menderita flu babi, sama seperti flu musiman. Penyebaran Influenza menyebar terutama dari orang ke orang melalui batuk atau bersin dari orang yang terinfeksi. Flu babi tidak dapat menyebar melalui produk-produk babi, artinya tidak ditularkan melalui makanan. Flu babi pada manusia paling berpeluang menular pada 5 – 10 hari pertama setelah terinfeksi, terutama pada anak-anak dan pada saat kondisi tubuh lemah.
Manusia umumnya tidak dapat terkena flu babi, namun infeksi pada manusia dapat terjadi. Umumnya, kasus flu babi pada manusia terjadi pada seseorang yang hidup di sekitar babi, namun virus flu babi dimungkinkan untuk menyebar dari manusia ke manusia. Pasalnya, Manusia dan babi merupakan mamalia yang memiliki kesamaan. Sehingga sangat memungkinkan flu babi tidak hanya menyerang babi tetapi juga manusia.

Genetic Reassortment
Seperti semua virus influenza, virus flu babi terus berubah. Virus flu babi yang berupa Orthomyxoviridae merupakan famili virus RNA. Virus RNA cenderung memiliki kecepatan mutasi yang lebih tinggi dari biasanya. Sebab replikasi dari asam nukleat pada RNA tidak melibatkan tahapan perbaikan kesalahan replikasi seperti pada replikasi DNA.  Di tubuh babi, virus mengalami perubahan dengan dua pola. Pola pertama berupa adaptasi. Jika terjadi, dampaknya tidak terlalu berbahaya karena tidak ada perubahan struktur virus. Pola kedua berupa penyusunan ulang virus (genetic reassortment). Berdasarkan pola ini, virus bisa berkembang menjadi gabungan flu babi, flu unggas, dan flu manusia.
Virus flu pada babi dapat memunculkan strain baru karena adanya genetic reassortment. Pergeseran antigenik inilah yang sangat berhubungan erat dengan sifat penularan dan keganasan penyakit. Akibat yang ditimbulkan dari genetic virus flu yang sering mengalami perubahan, respon immune pada tubuh babi tidak dapat mengenal secara parsial pada saat terjadi infeksi berulang. Babi dapat terinfeksi oleh flu burung, flu manusia serta virus influenza babi itu sendiri. Ketika virus influenza yang berbeda dari spesies masuk kedalam babi maka dapat terjadi genetic reassortment sehingga virus baru dapat muncul.
Pada saat terjadi genetic reassortment, terdapat dua virus atau lebih yang menginfeksi sel yang sama. Terjadi penyusunan antara virus influenza yang genomnya terdiri dari delapan segmen RNA. Segmen-segmen ini berperan selaku kromosom mini dan setiap saat terbentuk satu virus baru. Dibutuhkan satu salinan pada setiap segmen. Jika sebuah inang terinfeksi oleh dua strain yang berbeda dari virus influenza, maka kemungkinan akan terbentuk viral partikel virus baru yang berasal dari segmen yang dicampurkan. Beberapa segmen berasal dari strain yang satu, dan beberapa segmen lainnya berasal dari strain yang lain. Dua strain penyusun ulang baru ini akan saling menukar kelengkapan yang berasal dari dua garis keturunan asalnya.
Selama bertahun-tahun, berbagai variasi dari virus flu babi telah muncul. Pada saat ini, terdapat empat jenis utama influenza A virus subtypes yang telah diisolasikan di babi: H1N1, H1N2, H3N2, dan H3N1. Namun baru-baru ini sebagian besar virus influenza yang terisolasi dari babi adalah H1N1 virus.
Mutasi seperti genetic reassortment ini dapat menyebabkan virus-virus yang sudah ada berkembang perlahan-lahan menjadi varietas genetik baru. Sehingga tidak mengherankan apabila di kemudian hari dapat timbul berbagai variasi virus baru seperti Influenza Virus Kuda (H7N7, H4N8), Virus Lembu Sapi bahkan Ikan Paus (H3N2).

Pencegahan
Setelah mengetahui betapa mudahnya virus flu babi mengalami perubahan genetik, berarti tidak menutup kemungkinan akan semakin beragam berbagai sumber penyakit yang akan timbul. Oleh karena itu untuk mengantisipasi agar kita tidak gampang terkena virus ini hendaknya diterapkan langkah-langkah untuk melindungi kesehatan sebagai berikut.
a)    Cucilah tangan dengan sabun dan banyak air, terutama setelah batuk atau bersin. Tangan dicuci dengan alkohol juga efektif.
b)    Tutup hidung dan mulut anda dengan tisu ketika batuk atau bersin. Buang di tempat sampah setelah Anda menggunakannya.
c)    Hindari menyentuh mata, hidung atau mulut. Kuman menyebar dengan cara ini.
d)    Cobalah untuk menghindari kontak dekat dengan orang sakit.
e)    Jika Anda sakit influenza, lebih baik Anda tinggal di rumah dan membatasi kontak dengan orang lain untuk menjaga penyebaran virus terhadap orang lain.

Penulis adalah staff bidang penalaran HMJ Biologi “Lebah Madu” 2008