Daftar Riwayat Hidup Singkat:
Nama    : Drs. H. Syamsul Arifin
Tetala    : Bondowoso, 1 Mei 1933
Pekerjaan    : Pensiunan Dosen FIP UM
Pendidikan Terakhir    : Sarjana Jurusan Pendidikan Umum UGM Yogyakarta (1963)
Alamat    : Jalan Bogor 9 MalangRiwayat Jabatan
1. Pegawai Bln, Gol. F/II, Asisten Ahli tmt 21-10-1963
2. Lektor Muda Gol. F/III tmt 1-9-1965
3. Lektor Gol. F/IV, tmt 1-12-1967
4. Pembina Gol. IV/a, Lektor tmt 1-10-1971
5. Pembina Tk. I. IV/b, Lektor Kepala tmt 1-10-1978
6. Pembina Utama Muda, IV/c Lektor Kepala tmt 1-10-1984
7. Pembina Utama Madya, IV/d Lektor Kepala tmt 1-10-1991
8. Pembina Utama, IV/e, Pensiunan tmt 1 juni 1998

Jabatan
1. Pembantu Dekan I FIP, 1969 s.d. 1970
2. Dekan FIP, 1971 s.d. 1973 dan 1977 s.d. 1981
3. Pembantu Rektor III, 1981 s.d. 1985 dan 1985 s.d. 1989

Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri Bondowoso 1946
2. SMP Negeri Bondowoso 1951 (sastra)
3. SMA Negeri Malang 1955 (sastra)

Penghargaan:
1. Certificate to Recognize the Distinguished Contribution 1972
2. Certificate of Participant in Seminar 1988
3. Piagam Penghargaan 1990
3. Piagam Tanda Kehormatan Satya Lancana Karya Satya 1992

Pengalaman Organisasi:
1. KORPRI (ketua) 1979-1983
2. KORPRI (anggota) 1983-sekarang

Keluarga
Istri    : Ibu Tin Sukartini
Anak    : 1. Amalia Ifa Kartika
2. Asrianan Issa Sofia
3. Arif Rakhman A.
4. Oda Nusantara A.

Pada Kamis, 9 Desember 2010, kru Komunikasi mendapatkan kabar duka atas meninggalnya salah satu tokoh penting majalah Komunikasi. Beliau adalah Bapak Syamsul Arifin yang merupakan mantan dosen, Dekan FIP, dan PR III Universitas Negeri Malang (UM). Beliau juga merupakan sosok yang menjadi tonggak kebangkitan majalah Komunikasi. Ketika beliau masih menjabat sebagai pemimpin redaksi, beliau adalah sosok yang paling bersemangat dalam memerkenalkan Koran Komunikasi agar banyak dibaca orang. Berkat jerih payah beliau, Koran Komunikasi (sekarang Majalah Komunikasi) mendapatkan International Standart Serial Number (ISSN) dari pusat dokumentasi dan informasi ilmiah LIPI yang tersurat dalam sertifikat ISSN tertanggal 28 Juli 1988. Sertifikat tersebut menjadi identitas Komunikasi sebagai majalah kampus yang telah diakui eksistensinya.
Sebagai tokoh akademis, Bapak Syamsul memiliki banyak andil untuk pengembangan almamater UM. Hal ini terbukti dari riwayat hidup beliau yang selalu menjabat. Mulai dari tingkat jurusan, fakultas, dan tingkat universitas (PR III). Setelah menjabat sebagai kepala sekolah, berikutnya beliau menjadi Pembantu Rektor III, dan pada tahun 1977 itu pulalah digagasnya bersama para penggagas lainnya suatu terbitan koran kampus yang diberi nama Komunikasi, yaitu koran kampus yang pernah menjadi koran kampus terbaik nasional dengan Surat Izin Terbit (SIT) 27 Okober 1978. Di sinilah para civitas akademika IKIP MALANG mulai menapaki dan menekuni kegiatan jurnalistik, yang terbit setiap bulan. Pada saat beliau menjabat Pembantu Rektor bidang Kemahasiswaan, beliau termasuk tokoh yang memiliki semangat tinggi dalam mengembangkan Koran Komunikasi, baik dengan mengisi artikel maupun memerjuangkan frekuensi penerbitannya. Bahkan pada setiap rapat-rapat kerja, pembantu rektor bidang kemahasiswaan tingkat institusional, regional, dan nasional, beliau selalu membawa dan membagikan Koran Komunikasi kepada seluruh peserta rapat. Begitu cintanya pada Komunikasi sampai akhir hayatnya beliau masih menjadi penasehat di redaksi Komunikasi.
Berkat rintisan beliau ini pula tercetak para wartawan kampus yang selalu dibina dengan berbagai kegiatan, yaitu pemantapan penulisan jurnalistik mahasiswa dan dosen melalui kegiatan pelatihan. Untuk para kru Komunikasi dan penyunting dan para penulis aktif pernah ada kesempatan untuk dimantapkan dan diselenggarakan di luar kampus, seperti di Coban Rondo, di Waduk Seloreja, yang intinya adalah memberi kesempatan untuk diskusi sambil rekreasi. Pada kesempatan tersebut, para jurnalis dapat melakukan pengamatan lokasi secara ilmiah dan menjadi suatu ajang penulisan features. Kegiatan seperti ini rupanya memberikan angin segar kepada wartawan kampus untuk meggembleng diri menjadi wartawan ilmiah populer yang mantap. Sampai saat ini, misi Komuikasi sebagai wadah informasi, ibarat Kawah Candradimuka untuk melatih penulis populer yang handal walaupun wujudfisik Komunikasi telah melalui tahapan perkembangan sesuai dengan keperluan masanya.
Keaktifan bapak empat anak ini tidak hanya dilihat dari peran beliau sebagai mantan pemimpin Komunikasi, pengalaman hingga ke mancanegara juga menguatkan sosok beliau yang memiliki mobilitas tinggi. Pengalaman-pengalaman beliau antara lain kunjungan ke Amerika Serikat selama tiga bulan yang dibiayai oleh AACTE/AID  dan tujuan ke Thailand untuk mengikuti konferensi selama sepuluh hari yang dibiayai oleh UNESCO/ADEID. Beliau juga sering mengisi beberapa pelatihan tingkat regional sampai nasional. Jiwa kepemimpinan beliau tidak diragukan. Selain pernah memimpin Komunikasi, beliau juga berpengalaman dalam memimpin organisasi KORPRI pada tahun (1979-1983).
Bapak Syamsul Arifin juga dikenal sebagai orang yang perhatian terhadap bawahan dan bersajaha. Hal ini dituturkan oleh Bapak Mistaram yang pernah dekat dengan beliau. “Pada saat saya masih kuliah di IKIP Malang tahun 1972-1974, beliau telah menjadi dosen FIP IKIP Malang. Beliau sering ke Jurusan Seni Rupa FKSS. Saat itu Fakultas Pendidikan dan Fakultas Pendidikan Sastra dan Seni masih satu lorong dan kami mulai mengenal Pak Syamsul. Sambung rasa itu terjadi karena punya kesamaan dalam kesenian dan ternyata Pak Syamsul Arifin adalah pendidik, sastrawan yang suka menulis puisi, dan menyenangi lukisan. Tahun 1974 Pak Syamsul menjadi kepala sekolah di Sekolah PPSP IKIP Malang sampai dengan tahu 1977. Tahun 1975 saya melamar menjadi guru seni rupa di PPSP dan lamaran itu saya sampaikan di rumah beliau dan saat itu pula beliau memberikan jawaban, “Kami memerlukan guru perempuan untuk seni rupa”. Yah, lamaran saya di tolak. Anehnya selang satu hari setelah lamaran itu kusampaikan, saya dipanggil, dan diterima menjadi guru di PPSP dengan status guru honorer. Saat beliau menjadi kepala sekolah, beliau suka memberikan motivasi kepada guru-guru dengan malakukan kunjungan kelas, suka memberi ucapan ulang tahun kepada guru di saat guru tersebut berulang tahun. Suatu saat saya sedang menyiapkan pembelajaran di Auditorium PPSP, saya kaget dan diberi ucapan selamat berulang tahun. Ya, bapak ini perhatian sekali sama anak buahnya. Beliau besahaja, sopan, dan terbuka.”
Kontribusi besar yang disumbangkan menjadi goresan tinta berarti dalam sejarah  Komunikasi. Semoga sumbangsih yang selama ini telah diberikan menjadi kenangan sepanjang masa yang terus menopang kesuksesan Komunikasi di masa selanjutnya dan menjadi amalan yang tidak pernah terputus bagi Bapak Syamsul Arifin. Selamat Jalan Pak! Jul

Untaian Kata untuk Bapak Syamsul Arifin

Oleh Mistaram, Pimred Komunikasi

Saat kukenali awalmu, saat itu pula kulihat hatimu padu. Entah apa, tak tahulah itu semua. Kala kau menapaki kiat-kiat itu, saat kau tekuni profesi itu, membuat orang mencibirmu dan sebagaian juga menghiburmu. Saat  kaulempar peluang itu, disambutnya dengan padu dan pacu.Semangat itulah yang memberikan isi dan nilai. Sampai kini, itu pun masih lestari. Saat kautinggalkan aku, aku pun merasa itu sebagai sesuatuku dan juga sesuatumu. Itu salah satu baktimu dan ibadahmu. Semangat itu masih membara.
Perjalanan itu kau wujudkan dalam kata-kata, dalam baris dan bait, dalam tulisan dan kiasan, dalam lukisan nan merona, dalam majalah Komunikasi, kau rajut kata dalam kata, kau tapaki dalam juang kalimat nyata, kau seduh rasa sesama, kau rupakan ungkapan rasa, dan kau semangati untuk sesama agar pelita itu tetap menyala walau dalam suasana beda.
Manfaat itu, sampai di hatimu dan di hati kita, dalam duniamu dan duniaku, dan takkan hanya dalam saku, terumbar penuh akan jejak-jejak penuh peluh, takkan runtuh, takkan gaduh, bahkan penuh suguh.
Hari-hari kulalui dengan isi dan bakti.Kaki-kaki terus melaju wujud Komuikasiku dan tak banyak yang tersaji, tapi itu penuh motivasi, inovasi, walaupun hadirmu masih tertatih-tatih. Semua itu wujud baktiku dalam ayunan kaki-kaki insan kreatif yang masih saja mendaki rona-rona penuh aksi.
Kususun kata dalam kalimat, ungkapan tak terucap. Kususun gambar nan bingar, kupadu dalam lembar-lembar, dan hati ini masih saja ada, di setiap waktu, di setiap benaku, di setiap komunikasiku.
doaku utukmu.