Keberanian dan kreatiVitas para siswa penyandang autis terlihat jelas pada acara “Pisah Kenang Kelas VI dan Pentas Seni Siswa-Siswi SDLB Autis Laboratorium UM Tahun Ajaran 2010/2011”. Bertempat di aula FIP UM, pada Sabtu (25/06) mereka ikut menyemarakkan acara perpisahan kelas VI dengan berbagai penampilan.
Sebelum acara dimulai, beberapa siswa berlarian ke sana kemari, berloncatan di atas panggung, dan bermain alat musik yang tersedia di kanan kiri panggung. Saat MC masuk, suasana semakin gaduh dengan kerewelan dan teriakan beberapa siswa. Para guru membujuk dan mengatur tempat mereka dengan suara dan gestur yang lemah lembut, menunjukkan ketelatenan dan kesabaran yang besar.
Acara dibuka dengan tari jaranan oleh tiga orang siswa, tari menthok-menthok, dan pembacaan ayat suci Al-Quran beserta terjemahannya. Dilanjutkan dengan penampilan para siswa yang lain seperti senam ceria, menyanyikan lagu-lagu nasional, tarian anjing kecil, dan tarian “Gundul-gundul Pacul”. Di sela-sela acara, ada pula sambutan yang diberikan oleh berbagai pihak, salah satunya adalah dari Ibu Soedarmi selaku kepala SDLB Autis UM.
Dalam sambutannya, beliau mengatakan bahwa tiga kesulitan utama yang dialami siswa autis adalah kesulitan berkomunikasi, bersosialisasi, dan berimajinasi. Beliau juga menuturkan bahwa guru autis berperan sebagai ”ahli nujum” yang harus bisa meramalkan apa yang dipikirkan siswa dan bertindak langsung jika terjadi sesuatu. Guru autis adalah seorang manusia yang berjiwa besar. Sementara itu, sambutan lain datang dari UPT Lowokwaru yang mengatakan bah­wa ku­rikulum yang ada se­karang belum bisa mewadahi anak ber­ke­butuhan khusus (ABK). Perwakilan da­ri UPT Lo­wok­waru meng­ha­rap­kan adanya kurikulum yang sesuai dengan ke­bu­tu­han ABK seperti anak autis.
Acara pisah ke­nang ini ditutup de­ngan pe­na­mpilan band SDLB Autis Labo­ratorium UM. Mereka mempersembahkan dua lagu, yaitu ”Gebyar-gebyar” dan satu lagu dari grup band D’ Masiv, ”Jangan Menyerah”. Selain untuk melepas dua wisudawan, acara ini juga mempunyai maksud lain, ”Supaya para siswa berani tampil. Awalnya, untuk berbicara saja mereka belum bisa. Karena ketekunan para guru untuk melatih wicara sehingga sekarang mereka bisa dan berani tampil di depan umum,” ujar Ibu Soedarmi Syafii selaku Kepala SDLB Autis Laboratorium UM.
Di sela-sela wawancara dengan Komunikasi, Ibu Soedarmi juga sedikit bercerita mengenai beberapa kendala yang selama ini sering dialami oleh SDLB Autis Laboratorium UM. Salah satu di antaranya adalah belum tersedianya transportasi khusus bagi SDLB Autis UM. Sejauh ini, SDLB Autis UM hanya mengandalkan jasa angkutan kota ketika akan mengadakan kegiatan di luar sekolah bagi para siswa. Kendala ini seringkali menimbulkan kerepotan mengingat satu guru harus mendampingi satu siswa. Hal tersebut juga mengakibatkan kemoloran waktu. Ibu Soedarmi berharap bahwa pihak rektorat dapat menyediakan transportasi khusus bagi SDLB Autis Laboratorium UM melalui Badan Pengembang Laboratorium Pendidikan (BPLP) UM.Nur