Suasana Malang Tempoe Doeloe (MTD) Kamis (24/05) sudah sangat ramai. Lampu temaram agak kekuningan menemani desak langkah kami menuju jalan Bromo. Jalan memang sudah padat merayap sejak petang tadi. Dengan sedikit bersabar akhirnya kami sampai di jalan Bromo.
Panggung megah dengan balutan atap rajutan daun kelapa kering serta langit-langit berwarna-warni tampak telah siap. Para pemain yang biasa di panggil ‘wayang’ pun telah rapi didandani. Beberapa menit kemudian, ‘tandak’ atau pemain musik pengiring wayang telah berjajar rapi di hadapan alat musiknya masing-masing.
Pagelaran megah Unit Kemahasiswaan Kentrung dan Operet Blero dimulai. Para tandak secara kompak dan lihai memainkan musik hasil aransemen para anggota Blero sendiri. Unit Kemahasiswaan Mahasiswa (UKM) Blero UM tahun ini kembali mendapatkan kehormatan sebagai pengisi seni di salah satu panggung yang telah disiapkan oleh panitia MTD. Mereka tampil dengan lakon bertajuk “Ken Arok dan Ken Dedes”. Menurut Ketua Pelaksana Pagelaran Blero, Yoga, lakon ini diambil sesuai dengan tema MTD tahun ini, “World Side Heritage” yang bercerita tentang sejarah Kerajaan Singosari yang terletak di Malang.
Kesan seni yang kental tak hanya nampak pada lakon yang diambil, dandanan yang ditampilkan juga benar-benar bernuansa jaman dulu. Dalang berbaju oranye cerah dengan ramah berbagi pelesetan kata yang membuat penonton tertawa. Kreativitas seni pun terlihat dari para wayang saat memerankan lakonnya masing-masing, di antaranya, ada unsur Jawa yang sebagian digabungkan dengan tren masa kini, seperti pada saat pengawal sedang bercengkrama dan membicarakan nama para pemimpin mereka di Facebook dengan gaya ala anak alay.
Cerita dimulai dengan datangnya seorang gadis anak saudagar kaya bersama pengawalnya yang dirampok oleh seorang lelaki bernama Ken Arok. Cerita pun berlanjut sampai pada akhirnya Ken Arok bertemu dengan Tunggul Ametung, seorang pemimpin dari Kadipaten Tumapel. Singkat cerita Ken Arok jatuh hati dengan istri Tunggul Ametung yang bernama Ken Dedes dan melakukan segala cara untuk mendapatkan Ken Dedes, termasuk membunuh Tunggul Ametung.
Klimaksnya, Ken Arok pun berhasil merebut Kadipaten Tumapel beserta Ken Dedes, dan berhasil pula merubah Kadipaten Tumapel menjadi sebuah kerajaan bernama Singosari yang sampai saat ini menjadi sebuah nama salah satu daerah di Kota Malang.Iin