Sekali lagi, Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 115 UM di­tunjuk oleh Kementerian Pen­didik­an dan Ke­budayaan (Kemendikbud) untuk menyeleng­garakan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG).  Dipilihnya UM sebagai pihak penyelenggara PLPG karena UM telah terakreditasi  A. Tahun 2012 ini merupakan tahun keenam bagi PSG Rayon 115 UM untuk menyelenggarakan PLPG.
PLPG tahun 2012 berlangsung selama 90 hari (07/05-06/08), dan dibagi menjadi 9 tahap. Pelaksanaan PLPG bertempat  di 14 hotel  yang telah dipilih oleh Persatuan Hotel Republik Indonesia (PHRI) Cabang Kota Batu. Keempat belas hotel tersebut antara lain: Hotel Grawidya, Kampung Lumbung,  Surya Indah,  Suwe Lawa, Kartika Raya, Air Panas Songgoriti, Arum Dalu, Mustika Sari, Victory, Santoso, Monalisa, Palem Sari, Tawang Argo, dan Antariksa.
Peserta  PLPG tahun ini sebanyak 11.233 guru PAUD hingga SMA yang berasal dari Malang, Kediri, Pasuruan, Blitar, Tulung Agung, Trenggalek dan Pacitan. Para peserta PLPG ini  telah dinyatakan lulus dalam penilaian Ujian Kompetensi Awal (UKA).  Pelaksanaan pengelolaan PLPG di Rayon 115 melibatkan 531 orang instruktur, 20 orang panitia inti, 75 orang dosen sebagai koordinator lokasi, dan 75 orang tenaga administrasi sebagai pembantu pe­lak­sanaan kegiatan. Te­naga tersebut berasal dari UM dan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) Mitra. “Pemateri dalam pelaksanaan PLPG kali ini merupakan dosen UM dan dosen LPTK  Mitra, para dosen LPTK Mitra berasal dari IKIP PGRI Pasuruan, IKIP PGRI Madiun, dan UNMU Ponorogo,” ungkap Prof. Drs. H. Muhaiban.
Dalam pelaksanaannya, pihak PSG Rayon 115 UM juga tidak henti-hentinya mengingatkan para peserta agar tidak ter­pengaruh oleh penipuan dari SMS/telepon atau kunjungan secara langsung dari pihak yang mengatasnamakan PSG Rayon 115 UM. Sementara peng­umuman akan disampaikan se­cara resmi ke Dinas Pendidikan setempat melalui surat dan ditayangkan pula di laman PSG 115.  Peserta yang tidak lulus harus mengikuti ujian ulang dan diselesaikan secara akademik, jadi tidak ada istilah kegiatan nonakademik untuk memuluskan langkah bagi guru untuk lulus dalam kegiatan ini.
Para guru juga tidak dipungut biaya dalam PLPG ini, karena seluruh biaya PLPG ditanggung oleh pemerintah. Selain itu, para peserta yang tahun lalu tidak lolos dalam PLPG,  tahun ini tidak dapat mengikuti PLPG kembali. Hal tersebut dikarenakan ada jeda selama 2 periode bagi para peserta yang tidak lolos untuk mengikuti PLPG kembali.
Setiap tahap PLPG berlangsung selama 10 hari, berbobot  90 jam pertemuan dengan alokasi 46 jam pertemuan teori dan 44 jam pertemuan praktik. Dalam pelaksanaannya, para peserta dibagi menjadi beberapa kelompok rombongan belajar (rombel) sesuai dengan nilai UKA yang diperoleh sebelumnya. Rombel dikelompokkan dari nilai UKA yang lebih rendah ke lebih tinggi, bukan lagi berdasarkan urutan nomor peserta seperti tahun-tahun sebelumnya.  Setiap rombel diupayakan terdiri dari satu bidang studi, namun jika tidak memungkinkan maka setiap rombel dikelompokkan lagi  sesuai dengan rumpun bidang studi yang ditekuni peserta.
Proses pembelajaran PLPG berbasis workshop. Instruktur PLPG menggunakan multimedia melalui pem­­belajaran aktif, inovatif, kreatif dan me­nyenangkan. Tujuan­nya, agar guru terbiasa dengan pem­belajaran yang berkualitas tersebut.  PLPG diakhiri dengan ujian kom­petensi akhir yang terdiri atas uji tulis dan uji kinerja (praktik dan pelaksanaan). Ujian ini menentukan nilai akhir yang diperoleh guru selama mengikuti program PLPG.
Tahun ini PLPG menggunakan sistem berbasis program studi (PLPG berbasis prodi). Pemateri dan tenaga pengajar dalam PLPG berbasis prodi ini adalah para pakar yang menangani secara khusus satu bidang studi. Oleh karena itu, para peserta dikelompokkan berdasarkan bidang studi. Misalnya, para guru pengajar bidang studi Matematika akan dikelompokkan menjadi satu rombongan belajar (rombel) dan diberi materi oleh instruktur yang merupakan dosen atau pakar Matematika. Dengan demikian, setiap rombel akan mendapatkan bimbingan dari para ahli yang sesuai dengan bidangnya. Melalui  sistem PLPG berbasis prodi tersebut, maka guru yang tidak memiliki spesialisasi prodi tidak dapat mengikuti PLPG tahun ini.
Dalam kesempatan terpisah, Pem­bantu Rektor I,  Prof. Dr. Hendyat Soetopo, M.Pd.  mengungkapkan bahwa tujuan di­­­­­­­­­se­­leng­garakannya PLPG ini adalah untuk mem­bentuk guru-guru yang pro­fesional. “Mudah-mudahan dengan dise­lenggarakannya PLPG ini, para guru menjadi lebih profesional dan menjadi lebih termotivasi lagi dalam menjalankan tugasnya,” harap Ketua Pe­laksana PSG Rayon 115 ini.
Setelah Hari Raya Idul Fitri, rencananya PLPG akan dilanjutkan kembali menjadi 10 tahap. Namun, tahap kesepuluh ini diselenggarakan oleh Kemen­te­ri­an Agama (Kemenag) dan diikuti oleh guru-guru RA , MI, MTs dan MA. Dalam tahap kesepuluh ini, UM kembali ditunjuk sebagai penyelenggara PLPG.Ardi