Judul        : Metodologi Penelitian Seni
Penulis     : Tjetjep Rohedi Rohidi
Penerbit   : Cipta Prima Nusantara
Tahun       : 2011
Tebal         : 322 halaman
Peresensi  : Robby HidajatBanyak buku metodologi penelitian  dimaksudkan untuk mendukung kegiatan penelitian mahasiswa S1, S2, S3, dan peneliti lain agar lebih profesional. Akan tetapi, buku metodologi penelitian yang mengkhususkan pada bidang seni masih sangat langka. Buku ini hadir melengkapinya.
Buku ini ditulis oleh  Guru Besar Ilmu Antropologi Universitas Negeri Semarang (Unnes), yang juga memiliki latar belakang pendidikan seni, bahkan banyak artikel dan tulisannya tentang pendidikan serta kebudayaan. Oleh karena itu, buku ini salah satu hasil pendalaman kompetensi pada bidangnya.
Metodologi Penelitian Seni dipaparkan dalam tujuh bab. Paparan yang cukup kompleks, setidaknya dikemukakan aspek pentingnya memahami penelitian seni. Metodologi pe­nelitian seni di­anggap memiliki pe­rilaku yang khusus. Oleh karena itu, seni yang berada pada wilayah personal, em­piris, dan bersifat sosiobudaya memiliki wilayah pemahaman yang bersifat multi­disipliner. Hal ini yang menjadi pe­nekanan antropologis dalam paradigma pe­nelitian seni. Hal ini juga menjadi pe­negasan bahwa pe­nelitian seni yang kualitatif lebih me­ne­kankan pada aspek kualitas, ke­tekunan, keyakinan ter­hadap metode dan sis­tematika peng­umpulan data, serta ketelitian analisis.
Seperti hal­nya buku-buku me­todologi penelitian pada umumnya yang menjelaskan tentang aneka permasalahan, maka  permasalahan bidang seni memiliki dimensi yang khusus, yaitu tidak sertamerta dapat dipecahkan pada ranah pemahaman yang bersandar pada logika ilmu pengetahuan (ilmiah). Penelitian seni menggali tentang makna (meaning) yang bersifat multitafsir dan relatif. Hal ini terkait dengan aspek realitas seni yang bersumber pada pengalaman bersama (sosial) dalam kehidupan sehari-hari. Orientasi pemahaman ini lebih ditekankan pada aspek struktural bahwa realita tidak ditentukan oleh tindakan, akan tetapi ketidaksadaran di luar kemampuan subjek.
Konsep, teori, fakta, dan aplikasinya bahwa objek seni tidak hanya membutuhkan pemahaman yang bersifat faktual, akan tetapi juga membutuhkan pemahaman yang bersifat konseptual. Fakta merupakan realitas empiris; ditemukan dalam hal yang konkret, sebagai pengalaman yang hidup. Realitas diciptakan oleh konsep-konsep yang memungkinkan untuk menciptakan proposisi. Hal ini terkait pemahaman fungsi konsep, yaitu mengelompokkan, mengevaluasi, dan merumuskan fakta-fakta; pemahaman unsur, bentuk, serta aspek simbolis yang diekspresikan oleh seniman. Seperti halnya metodologi dalam berbagai ilmu pengetahuan, bahwa teori digunakan sebagai pedoman untuk mengaji, mengungkapkan, dan mengatur realitas yang dikemukakan dalam bentuk fakta.
Fakta seni adalah sebuah ungkapan yang dihayati oleh seniman atas pengalaman, kemampuan teknik, dan kepekaan estetik.  Aspek pemahaman teori menggunakan pemahaman Adams (1996), yaitu formalisme, ikonografi,  kontekstual, biografi, semiotik, dan psikoanalitis.
Kegiatan praktis penelitian adalah pengalaman proses pengumpulan data. Buku ini mengemukakan hal tersebut, yaitu ditentukan  oleh pertanyaan penelitian ‘apa, mengapa, dan bagaimana’. Pertanyaan ini yang diharapkan dapat menentukan pengumpulan data yang didasarkan pada informan, dan pengalaman peneliti dalam mengobservasi ruang lingkup; ruang, waktu, dan perilaku dari sasaran penelitian.
Menganalisis dan menginterpretasikan data seni membutuhkan ‘strategi’, khususnya analisis intraestetik dan ekstraestetik. Strategi yang dimaksud didasarkan oleh aspek pemahaman formal kehadiran karya seni, termasuk bahan, alat, serta teknik produksi seni. Strategi menggali aspek yang bersifat lebih mendalam tentunya digunakan interpretasi yang bersifat kontekstual.
Buku ini ditutup dengan cara penyusunan laporan. Dalam bagian ini juga dijelaskan aspek etika yang berkaitan dengan pemahaman ruang lingkup objek penelitian, mampu membangun hubungan emosional, serta memahami kondisi dan situasi dalam berinteraksi.
Keunggulan buku ini adalah keberanian penulis untuk memasuki ranah pasar. Buku seni terutama buku metode penelitian seni sangat sedikit peminatnya. Oleh karena itu, sangat sedikit pula penerbit yang bersedia menerbitkan buku-buku jenis ini. Dengan hadirnya buku ini sangatlah membantu bagi mahasiswa program studi seni dan juga guru-guru seni yang ingin meningkatkan kompetensinya dalam mendalami fenomena seni.
Perlu diperhatikan, buku ini lebih condong pada pemahaman seni visual, khususnya seni rupa. Jadi, aspek pemahaman yang diuraikan dalam buku ini sangat potensial bagi peneliti seni visual.
Peresensi adalah kandidat doktor Seni Pertunjukan Tari Pasca ISI Yogyakarta