Nama         : Prof. Drs. H. Effendy, M.Pd., Ph.D.
TTL        : Malang, 29 September 1956
Alamat         : Jalan Sidodadi II/12A Wandanpuro, Bululawang, Malang 65171
Jabatan        : Dosen FMIPA dan PPs UM

Pendidikan
• S1 Pendidikan Kimia IKIP Malang (1975-1981)
• S2 Pendidikan Kimia IKIP Jakata (1982-1985)
• S3 Physical Inorganic Chemistry, The University of Wastern Australia (1987-1993)

Prestasi
• Dosen Teladan IKIP Malang (1997)
• Dimasukkan dalam International Directory of Distinguished Leadership,
American Biographical; Institute, Inc. (2001)
• Dosen teladan I UM (2005)
• Gold Medal for Indonesia, American Biographical Institute, Inc. USA (2006)
• Penghargaan sebagai satu dari 2.000 Outstanding Intellectuals of the 21th Century,
International Biographical Centre (IBC), Cambridge, UK (2008)
• Penghargaan One of Six Indonesian Leading Scentist 2008
Organization of Islamic Conference (2008)
• CSD Author Statistic (penghargaan bagi peneliti yang telah menemukan minimal 501
struktur senyawa   baru dalam berbagai jurnal Internasional).
• Penerima Habibie Award untuk Bidang Ilmu Dasar (2012)
• The Learning University Award kategori Sains dan Teknologi (2012)
Sosoknya yang sederhana menam­pakkan kesahajaan sebagai seorang pengajar sekaligus peneliti berkelas internasional. Lelaki paruh abad ini membawa nama almamater UM sampai ke internasional. Delapan puluh artikel penelitian dimuat di beberapa negara, yaitu Australian Journal of Chemistry (Australia), Inorganic Chemistry (USA), Dalton Transactions (UK), The Journal of Physical Chemistry (USA), Inorganica Chimica Acta (Italy), Journal of Inclusion Phenomena and Macrocyclic Chemistry (The Netherland), Zeitschrift fur Naturforschung (Germany), Zeitschrift fur Anorganische und Allgemeine Chemie (Germany), dan Inorganic Chemistry Communication (Italy). Karya-karya itu menjadi saksi perjalanannya selama 22 tahun. Tidak berhenti di sana, Bapak Effendy berhasil meraih penghargaan bergengsi Habibi Award yang merupakan penghargaan tertinggi bagi para peneliti Indonesia. Maka tidak heran ketika ia juga mendapatkan penghargaan The Learning University Award kategori Sains dan Teknologi. Berikut wawancara Komunikasi dengan Bapak Effendy.
Sejak kapan Bapak memulai penelitian?
Saya memulai penelitian sejak saya menempuh pendidikan di Australia tahun 1987. Saya mengambil bidang kimia anorganik fisik dengan spesialisasi sintesis dan penentuan senyawa koordinasi dengan metode difraksi sinar-X. Semula saya tertarik pada bidang sintesis dan penentuan struktur senyawa organik dengan menggunakan metode spektrofotometri. Akan tetapi dalam kondisi tertentu metode spektrofotometri dalam senyawa organik gagal digunakan untuk menentukan strukturnya, maka saya menggunakan metode difraksi sinar-X untuk sintesis dan penentuan struktur senyawa organik.
Bagaimana awal cerita Bapak memulai  penelitian ini?
Awalnya memang penelitian yang saya lakukan memang untuk memenuhi tuntunan dalam menyelesaikan program Bsc. Honours. Pada saat itu memang penelitian yang saya lakukan sedikit berantakan meskipun nilai rata-rata kuliah saya A. Setelah menyelesaikan program Bsc. Honours saya melanjutkan ke program Master of Science dan saya mencoba untuk melakukan penelitian dengan serius. Hasilnya, dalam kurun waktu dua bulan saya berhasil menyintesis sebanyak 32 senyawa baru. Dari hasil penelitian tersebut akhirnya saya berhasil menulis artikel pertama saya  dengan judul “Mixed-Halide Iodoargentate Anions: the Structural Characterization of [Ag3I3X]-, X = Cl, Br, I” yang diterbitkan di Australian Journal of Chemistry tahun1990. Di samping itu, saya dipromosikan  ke program doktor tanpa harus menyelesaikan program Master of  Science.
Apa yang Bapak lakukan setelah me­nyelesaikan program doktor di Australia?
Setelah menyelesaikan program doktor, saya mendapatkan tawaran dari dosen pembimbing saya di Australia untuk melanjutkan penelitian yang saya lakukan selama program doktor. Tawaran tersebut saya terima karena memang di Indonesia belum ada alat utama dalam penelitian saya.  Penelitian saya merupakan penelitian kerja sama dengan The University of Western Australia (UWA) dan juga dua perguruan tinggi lain di New Zealand dan Italy. Kerja sama ini menghasilkan lebih dari 730 artikel di jurnal internasional dan 730 senyawa baru. Sekitar 640 senyawa baru telah dimuat dalam 80 artikel jurnal ilmiah internasional.
Selama melakukan penelitian, apa saja kendala yang Bapak hadapi?
Pada tahun 2007 penelitian saya agak mundur karena ditunjuk untuk membimbing guru-guru kimia SMA di RSBI. Di sela-sela itu, saya juga menulis buku SMA dan perguruan tinggi dalam bahasa Inggis maupun dalam bahasa Indonesia. Kegiatan penelitian juga agak terhambat karena keterlibatan saya dalam mengembangkan program Pendidikan Guru Matematika dan IPA Bertaraf Internasional (PGMIPABI) Ditjen Belmawa Dikti. Selain itu, jam mengajar di perkuliahan yang padat terkadang membuat penelitian saya menjadi kurang fokus. Kendala yang lain, mungkin hanya terkait pada ketersediaan alat yang menunjang penelitian saya.
Dari sekian banyak penghargaan yang Bapak peroleh, penghargaan apa yang paling berkesan?
Penghargaan dari Habibie Award yang paling berkesan karena ini merupakan penghargaan tertinggi bagi para ilmuwan di Indonesia. Setelah sekian lama saya menunggu dengan banyak melakukan penelitian dan menulis artikel internasional, menurut saya tahun 2012 adalah waktu yang tepat untuk mengajukan diri. Ternyata alhamdulillah mendapat penghargaan ini. Anugerah Habibie Award ini merupakan pendorong dan motivasi saya untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang belum tercapai. Penganugerahan ini tentunya juga dapat membantu UM untuk akreditasi institusi dan meningkatkan citra UM  ditingkat nasional.
Apa saja kriteria yang harus dipenuhi untuk meraih penghargaan Habibie Award?
Kriterianya adalah calon penerima harus memiliki banyak publikasi hasil penelitian di jurnal ilmiah internasional, menulis banyak buku teks, dan memperoleh banyak penghargaan internasional. Kriteria untuk memperoleh “The Learning University Award” dapat dianggap sama. Bedanya, untuk memperoleh “Habibie Award” karya dan penghargaan yang dinilai adalah semuanya, sedangkan untuk memperoleh “The Learning University Award” karya dan penghargaan yang dinilai adalah untuk tiga tahun terakhir.
Bagaimana peran UM dalam mewujudkan mimpi-mimpi Bapak?
Peran UM sangat banyak. Bapak rektor, Dekan MIPA, dan Ketua Jurusan Kimia selalu memberikan izin dan kesempatan kepada saya untuk melakukan kegiatan penelitian kapan saja dan di mana saja, sehingga saya dapat melakukan penelitian yang sangat intensif di Jurusan Kimia UM dan di Department of Chemistry The University of Western Australia.
Setelah meraih banyak prestasi tersebut, target apa yang ingin Bapak capai?
Banyak target yang ingin saya capai setelah ini, salah satunya adalah mendirikan Crystallography Center di kampus UM. Dengan Crystallography Center ini saya berharap dapat membantu banyak peneliti kimia di Indonesia dalam menentukan struktur dari senyawa yang mereka peroleh. Hal ini akan mendorong banyaknya hasil penelitian dari peneliti di Indonesia yang dapat dipublikasikan dalam jurnal ilmiah internasional. Nah, pada setiap publikasi inilah nama UM, khususnya Jurusan Kimia FMIPA UM akan selalu tercantum dan akan semakin dikenal di tingkat internasional.Lailil