Sebagai wujud penghargaan terhadap para sarjana yang mengajar di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (SM3T), UM ditunjuk oleh Dikti sebagai salah satu universitas penyelenggara program Pendidikan Profesi Guru (PPG-SM3T) Prajabatan.

PPG sebenarnya merupakan amanat undang-undang agar guru memiliki sertifikat profesi. Hal tersebut karena yang selama ini berjalan adalah pendidikan profesi dalam jabatan, yaitu guru bekerja dan disertifikasi. Persyaratan menjadi guru tampaknya tidaklah cukup dengan hanya menyerahkan ijazah sarjana pendidikan saja, namun sertifikat PPG juga diperlukan.
PPG-SM3T di UM diselenggarakan di enam fakultas, yaitu Fakultas Sastra (FS), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Fakultas Teknik (FT), Fakultas Ekonomi (FE), Fakultas Ilmu Sosial (FIS), dan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP). Dari enam fakultas itu, terdapat sebelas program studi yang akan dilaksanakan PPG-SM3T di UM, di antaranya Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Bimbingan Konseling (BK), Pendidikan Biologi, Pendidikan Fisika, Pendidikan Kimia, Pendidikan Matematika, Pendidikan Bahasa Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Geografi, Pendidikan Ekonomi, dan Pendidikan Teknik Mesin.
Materi yang diberikan dalam PPG  adalah workshop dan membuat perangkat pembelajaran. Setelah itu, dilanjutkan dengan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di sekolah-sekolah. Nantinya ada sembilan belas sekolah mitra yang dipilih oleh UM sebagai lokasi praktik para peserta, mulai dari jenjang SD, SMP, hingga SMA dan SMK.
Peserta PPG di UM tahun ini berasal dari berbagai wilayah seperti NTT, Sulawesi Utara, Manado, Bali, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Gorontalo, dan Jawa Tengah.Totalnya terdapat 267 peserta PPG di UM. Para peserta PPG saat ini adalah seluruh sarjana yang telah melaksanakan program SM3T tahun lalu. Mereka sudah mengabdi selama satu tahun di daerah 3T, dan bentuk penghargaan dari pemerintah adalah PPG ini. Setelah selesai mengikuti PPG, maka para peserta secara otomatis mendapatkan sertifikat mendidik.
Di Indonesia ada sekitar dua belas Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan (LPTK)  yang ditunjuk pemerintah untuk melaksanakan PPG-SM3T. Menurut Ketua Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran  (LP3), Dr. Syamsul Hadi, M.Pd., M.Ed., UM sangat wajar dipercaya oleh Dikti sebagai salah satu penyelenggara PPG karena memiliki visi dan misi yang jelas dalam dunia pendidikan. “Prodi yang ditunjuk untuk melaksanakan PPG di UM ini sudah memenuhi syarat, baik dari SDM-nya, akreditasinya, pengalaman mendidik, hingga fasilitasnya,” ujar Syamsul.  Dosen pengajarnya berasal dari UM, yang merupakan dosen bersertifikasi.

Teknis pelaksanaan
Pelaksanaan PPG-SM3T dilakukan secara terintegrasi atau komprehensif karena bertujuan untuk membentuk kompetensi guru secara utuh dan dilaksanakan secara bersamaan. Selain belajar di bangku kuliah, para peserta juga diinapkan di asrama. Hal tersebut bertujuan untuk membentuk karakter sebagai guru yang profesional, tidak hanya di bangku kuliah, tetapi juga di luar kegiatan perkuliahan. Gunanya untuk membentuk kompetensi kepribadian yang terpadu hingga dapat diterapkan secara alami ketika mengajar di sekolah.
Selama di asrama, para peserta  mendapatkan 4 jenis pembinaan, ada yang terjadwal dan ada yang tidak terjadwal. Keempat jenis tersebut adalah peningkatan keagamaannya, semangat kebangsaannya, pengembangan bakat dan minat, serta kepramukaan pada hari Sabtu. Pramuka sengaja diajarkan agar para peserta nantinya siap menjadi pembina pramuka, sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 yang menjadikan pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib di setiap sekolah. Asrama yang menjadi tempat penginapan peserta PPG-SM3T UM adalah rusunawa baru, wisma UM, dan asrama PGSD di Sawojajar.
Secara operasional, ada tiga tahapan PPG-SM3T. Tahapan pertama adalah workshop Subject Specific Pedagogy (SSP). Tahap ini bertujuan untuk mempersiapkan mahasiswa merancang kegiatan pembelajaran. Hasil dari workshop tersebut adalah rancangan pembelajaran yang berupa silabus, Rancangan Program Pembelajaran (RPP), bahan ajar, media pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan perangkat pembelajaran.  Tahap kedua adalah Praktik Pengalaman Lapangan (PPL). PPL dilakukan selama satu semester di sekolah guna melakukan praktik reflektive activity yang diterangkan dalam kegiatan Penilaian Tindakan Kelas (PTK) dan lesson study. Tahap pamungkas adalah uji kompetensi yang meliputi ujian tulis dan kinerja. PPG berlangsung selama dua semester, tetapi khusus untuk jurusan PGSD hanya ditempuh selama satu semester.

PPG di fakultas
PPG-SM3T di UM diselenggarakan di enam fakultas, yaitu Fakultas Sastra (FS), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Fakultas Teknik (FT), Fakultas Ekonomi (FE), Fakultas Ilmu Sosial (FIS), dan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP). Berikut penjelasannya.

Fakultas Ilmu Sosial (FIS)
PPG SM3T di FIS dilaksanakan di Gedung  I5 Ruang 105. Menurut Wakil Dekan I FIS, Dr. Ach. Amiruddin, M.Pd.,  warna geografi di FIS sangat kental pada PPG tahun ini. Hal tersebut karena ada sekitar tiga belas subjek geografi dan satu PTK yang diajarkan. Ada sekitar sembilan belas orang peserta PPG-SM3T di FIS.  “Semoga kita bisa membekali para peserta ini menjadi guru yang profesional karena dengan PPG ini merupakan suatu program yang relatif sempurna daripada PLPG,” harapnya.
Secara teknis dosen Geografi, Drs. Hadi Soekamto, S.H., M.Pd., M.Si., mengatakan bahwa tiga belas subjek geografi dan satu PTK yang diberikan akan di-drill dalam workshop selama enam belas pertemuan dalam enam belas minggu.  Selama workshop ini ada produk yang dihasilkan serta perencanaan PTK,  sehingga fokus pada substansi. “Setiap materi workshop dibina oleh satu dosen pembelajaran, satu dosen pendamping, dan satu guru pamong,” ungkapnya. Hadi juga menambahkan untuk jurusan Pendidikan Geografi, guru pamongnya ada enam orang yang berasal dari SMAN 4, SMAN 2, SMAN 9, dan SMAN 7. “Kita sudah menyinergikan antara pendamping dari PTN dengan orang lapangan atau guru sebagai pengontrol untuk mengaplikasikannya,” pungkas Hadi.

Fakultas MIPA (FMIPA)
FMIPA memiliki jurusan yang paling banyak dilaksanakannya PPG. Menurut Dekan FMIPA, Prof. Dr. H. Arif Hidayat M.Si., ada emapt jurusan PPG di FMIPA, yaitu Pendidikan Biologi, Pendidikan Fisika, Pendidikan Kimia, dan Pendidikan Matematika.  “Dosen pengajar yang dipilih tentu dosen yang sudah berpengalaman dalam perangkat pembelajaran dan pedagogik,” ujarnya. Sama halnya dengan PPG pada fakultas lain, PPG di FMIPA juga berbasis workshop yang berorientasi pada produk. “Semoga PPG yang dirancang ini tetap baik agar ada peningkatan mutu mengajar guru dan semoga tahun berikutnya banyak mahasiswa UM yang ikut SM3T, sehingga mereka dapat menikmati fasilitas PPG ini,” harapnya.

Fakultas Sastra (FS)
Begitu juga PPG yang dilaksanakan di FS, khususnya Jurusan Sastra Inggris. Terdapat dua kelas yang berisi enam belas mahasiswa setiap kelasnya. Kebanyakan mahasiswa berasal dari Sumbawa, Manggarai, NTB, NTT, dan Bali. Menurut Fachrurazy, M.A., Ph.D., dosen Pendidikan Bahasa Inggris UM, kriteria dosen yang dipilih untuk mengajar PPG adalah mereka yang sudah mempunyai pengalaman mengajar 5-10 tahun, berkompeten dalam bidang pendidikan, dan sudah bersertifikasi.
Materi yang diajarkan berupa pembuatan RPP (lesson plan), model pembelajaran, assessment, dan memilih media. Sedangkan untuk aspek grammar dan speaking, disisipkan langsung dalam pembelajaran. “Materi grammar disisipkan. Pada saat peerteaching mereka akan memperbaiki pronunciation teman-temannya,” ujarnya. Dua semester  dijatah 36 SKS. Semester pertama melalui peerteaching di kelas, semester selanjutnya akan praktik mengajar di sekolah seperti halnya PPL.
Untuk Jurusan Bahasa Inggris, PPG dilaksanakan di Balai Bahasa UM. “Apa yang sudah ada dalam diri mereka bisa ditingkatkan, tidak hanya berhenti di PPG, tetapi mereka bisa praktik belajar mandiri,” harapnya.

Fakultas Teknik (FT)
Untuk FT, yang diamanahi menjalankan PPG SM3T oleh Dikti hanya jurusan Teknik Mesin yang siswanya berjumlah sembilan orang. Menurut Dekan FT, Dr. Waras, M.Pd., program ini sebagai recruitment guru-guru yang memiliki talenta. Jurusan tidak main-main untuk menjalankan program ini karena dilakukan dengan kendali mutu yang sangat ketat dan diuji oleh masyarakat.
Ada dua hal yang dilakukan dalam PPG, yakni workshop, untuk mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan kebutuhan sekolah, mengembangan perangkat pembelajaran, referensi media, serta PPL. Kegiatan ini semacam internship atau pemagangan. Tahun pertama atau semester pertama ditempuh dengan delapan belas SKS. Khusus untuk mengembangkan rencana pembelajaran, bahan ajar, media, dan instrumen evaluasi yang dibimbing dan didampingi oleh dosen.
Untuk PPL, FT sudah menyiapkan sekolah sebagai sarananya, yakni dengan menjalin sekolah-sekolah mitra. Tidak sembarang sekolah, melainkan sekolah yang dipilih UM dan layak untuk menyemai profesionalitas guru. “Menilik kebijakan nasional yang menyatakan bahwa 2016 tidak ada pengangkatan guru, maka lulusan PPG-SM3T ini sepertinya akan menjadi angkatan pertama yang diangkat untuk memenuhi formasi di daerah.”
Sebelum adanya PPG-SM3T, FT sudah melaksanakan PPG terlebih dahulu, yakni PPG Terintegrasi SMK Kolaboratif dengan mendidik guru-guru yang program studinya jarang ada di sekolah dan kampus, seperti pertanian, pangan, seni, kelautan, dan pertambangan. Kedua, PPG Terintegrasi SMK Produktif, yakni menyiapkan guru-guru agar profesional pada pelajaran produktif, seperti otomotif.

Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP)
FIP diamanahi dua jurusan dalam program PPG-SM3T, yakni jurusan BK dan PGSD. Sebanyak 21 mahasiswa untuk jurusan BK dan 29 untuk jurusan PGSD. Namun, hingga pelaksanaan PPG berlangsung, masing-masing untuk jurusan BK dan PGSD tidak hadir satu mahasiswa. Untuk jurusan PGSD, program berlangsung selama enam bulan hingga bulan Agustus, sedangkan BK sama dengan jurusan lainnya, yakni satu tahun.
Alasan jurusan PGSD dilaksanakan selama enam bulan karena sebelumnya mahasiswa PGSD sudah menempuh program studi linier yang didesain secara substantif. Satu kelas akan dibimbing dua dosen yang akan menjadi pemandu dalam kelas, pembimbing kelompok, dan pematangan kemampun profesional. Untuk BK dibuka satu kelas, sedangkan PGSD dua kelas.
Menurut Prof. Dr. Supriyono, M.Pd, PPG SM3T ini merupakan aset pemerintah untuk mencetak guru profesional. “Kalau sarjana level enam, sedang lulusan PPG nanti akan menjadi level tujuh,” ungkapnya.Selain mendapatkan tambahan materi, semua biaya pemondokan, makan, biaya kesehatan, dan uang saku dibiayai oleh Dikti. Setiap hari Sabtu dan Minggu akan diberikan pembinaan karakter, kesenian, dan keagamaan.
Untuk jurusan FIP, sepenuhnya program PPG dilaksanakan di Gedung B17 Kampus 2. Yang lebih membanggakan, ada tujuh orang alumni UM yang mengikuti program ini dan berasal dari Jawa Timur seperti Malang dan Probolinggo. “Harapannya, lembaga UM mampu menyelenggarakan proses pembelajaran untuk mengolah PPG dan untuk peserta PPG-SM3T semoga mereka menghayati betul proses pembelajaran yang dijalani untuk meningkatkan kompetensi sebagai calon guru dan mengikuti proses dengan ikhlas dan tuma’ninah,” ungkap Supriyono.

Fakultas Ekonomi (FE)
Peserta PPG angkatan pertama ada 35 peserta di FE. Pelaksanaannya dilakukan di Gedung D5 Lantai III Ruang 302 dan 304 yang terdiri atas dua rombel. Menurut Dr. Imam Mukhlis, S.E., M.Si., rombel  kesatu berisi delapan belas orang, sedangkan sisanya tujuh belas orang masuk ke rombel kedua. Peserta didominasi oleh mahasiswa NTT. Namun, ada dua belas alumni UM yang ikut dalam PPG-SM3T. Materi yang disampaikan beragam, mulai dari substantif (teori) dan pedagogik yang dikemas dalam bentuk workshop selama kurang lebih delapan puluh hari. Semester berikutnya, yakni semester dua mahasiswa akan melakukan PPL di sekolah-sekolah. “Persiapan PPG ini semoga lebih matang dari sisi perencanaan, penganggaran, dan seleksi, serta kesiapan lembaga,” harap dosen PPG-SM3T bidang Pendidikan Ekonomi ini.

Menurut Wakil Rektor I
“Dikti ingin memberikan program kepada guru agar setara dan sejajar dengan profesi yang sudah mapan,” ungkap Prof. Dr. H. Hendyat Soetopo, M.Pd., selaku Wakil Rektor I (WR I) UM. Profesi yang sudah mapan contohnya adalah dokter, paramedis, dan apoteker. Untuk menjadi guru yang profesional, guru bukan hanya mendapat materi saja, tetapi juga magang. Sama halnya dengan dokter, dokter muda akan praktik di rumah sakit selama satu tahun sebelum bisa dilepas ke masyarakat. Begitu pula guru, profesi guru menurut Dikti adalah profesi yang bermartabat. Guru adalah produk unggul untuk membentuk manusia yang profesional.
Sebelumnya, Dikti menggelar program bernama Sarjana Mengajar di Daerah Terluar, Tertinggal, Terpencil (SM3T). Bagi mereka yang sudah melaksanakan pengabdian akan mengikuti PPG-SM3T ini untuk mendapatkan sertifikat sebagai seorang guru profesional.
Tidak semua PTN yang mendapatkan amanah memegang program ini. hanya PTN yang berlabel  Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang mampu melaksanakannya, termasuk UM. Di UM sendiri, Dikti mengamanahi enam fakultas untuk menyelenggarakan program PPG SM3T yakni FT, FS, FIP, FPsi, FE, dan FMIPA, tanpa FIK.
Dosen untuk melakukan bimbingan PPG-SM3T ini harus memiliki  Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN). “ Semoga UM bisa mendidik calon guru yang profesional,” ungkapnya.

Testimoni peserta PPG-SM3T
Menurut Frederikus Goma, S.Pd., program PPG-SM3T ini luar biasa. Sarjana pendidikan Bahasa Indonesia yang berasal dari Manggarai Flores ini menyebutkan bahwa semua biaya pendidikan sepenuhnya ditanggung oleh Dikti dari biaya asrama, makan, dan uang bulanan. Peserta ditempatkan di asrama UM, baik kampus 1 maupun kampus 2. Harapannya, dengan mengikuti program ini semua lulusan PPG-SM3T bisa mengajar lebih baik dan menjadi lebih profesional. “Tentunya juga bisa diangkat menjadi PNS,” ungkapnya dengan tersenyum.
Senada dengan Frederikus, sebagian besar para peserta PPG mengaku senang atas diselenggarakannya program tersebut. Kegembiraan ini juga diperlihatkan oleh Putri Sarihati, S.Pd., salah satu peserta PPG-SM3T jurusan Pendidikan Geografi. Ia merasa PPG ini sangat istimewa karena gratis dan dapat menambah wawasan dengan enam belas SKS yang diajarkan. “Kita seolah menjadi mahasiswa lagi. Namun, saya berharap kesempatan ini merupakan sebuah akselerasi untuk menjadi guru yang profesional,” harapnya.
Foni Anmal Kurniati  S.Pd., setali tiga uang dengan Putri. Ia merasa bahwa kemampuan kependidikannya diasah lagi dalam PPG ini. “Enaknya ikut PPG ini adalah mendapat teman baru dari perguruan tinggi di berbagai daerah, seperti Surabaya, Kupang, Manado, Gorontalo, sehingga dapat menambah referensi berbagi pengalaman,” jelasnya.Ardi/Tanti