Saya mempunyai saran, bagaimana kalau Komunikasi membuat rubrik untuk cerbung (cerita bersambung-ed.). Saya rasa rubrik ini bisa dijadikan sarana pembaca untuk setia mengikuti Komunikasi. Saya pernah menjumpai edisi Komunikasi yang memuat dua cerpen soalnya. Saya tidak tahu itu memang aturan baru atau bagaimana. Nah, daripada dua cerpen, lebih baik halaman satunya kan bisa untuk memuat cerbung. Bagaimana kru?
Karkono Supadi Putra, S.S., M.A.
dosen Sastra Indonesia
Surat pembaca dikutip dari Forum Pembaca Majalah Komunikasi UM

Bapak Karkono Supadi Putra,
Terima kasih atas saran dan pertanyaannya. Sebenarnya waktu memuat dua cerpen dalam satu edisi itu disebabkan oleh keterpaksaan: cadangan artikel lain sudah ada, hanya saja penyunting menyatakan tidak layak. Padahal sudah deadline. Berhubung ada stok cerpen yang sudah dinyatakan layak, kami memuat dua cerpen yang layak. Namun, untuk saran Bapak Karkono tentang pembuatan rubrik Cerbung belum dapat kami realisasikan karena masing-masing halaman sudah terisi sesuai dengan rubrik yang ada dan naskah yang sudah tersedia. Jika membuat rubrik cerbung, maka akan ada salah satu rubrik yang akan hilang. Untuk cerpen tetap kami sajikan dengan kemasan yang menarik di rubrik rancak budaya. Demikian juga dengan usulan pembaca Komunikasi edisi 284 yang lalu, untuk pembuatan rubrik cerita mini juga tidak dapat dipenuhi karena semua halaman sudah terisi rubrik-rubrik yang selama ini kami sajikan dan dinilai penting serta menarik.  Redaksi mengucapkan terimakasih banyak terhadap para pembaca yang memberikan saran, pertanyaan, dan usulan terhadap Komunikasi dan mohon maaf jika tidak semua pertanyaan dan saran tersebut ditampilkan karena keterbatasan space halaman.

Redaksi