Nama            : Syifaul Fuada
TTL            : Kediri, 18 Juli 1992
Fak/Jurusan        : Teknik/Teknik Elektro
Alamat             : RT 001 RW 003, dusun Gedangan,
desa Belor,  Kec. Purwoasri, Kab. Kediri
Organisasi:
• Korp. Asisten Teknik Elektro UM, asisten praktikum mesin-mesin listrik
• Workshop Elektro HME FT UM, Divisi Robotic
• Koordinator Departemen Inkubator Ilmiah UKM Penulis 2013
•  Panitia KPU OPM FT UM 2011
• Member of The Indonesia Renewable Energy Society

Prestasi:
• 1st author A Study Basic Programmable Logic Controller for Effective Learning di International Journal of Computer
and  Technology 2012
• 1st author Square Wave Generator Circuit Analysis Using Matlab Approach di International Journal of Engineering
Sciences & Research Technology 2013
• 1st author Digital Expression Theory on Everything di International Journal of Computer Applications 2013
• Pemakalah dengan paper Analisis Oscilator Astalbe Multivibrator IC 741UA Menggunakan Pendekatan Matlab dan
Software Elektronik di National Seminar on Information Technology and Its Application (SENTIA, Politeknik Negeri
Malang)
• Penulis Buku Jurus Ampuh Photoshop CS5 (Harfeey Publisher Yogyakarta)
• Dua PKM-KC didanai Dikti 2012, Digistory: Terobosan Baru Buku Sejarah Digital Sebagai Pemenuhan Gaya dan
Kebutuhan, Belajar Siswa Yang Bervariasi Berbasis Animasi Adobe Flash Profesional CS6, dan Helm Bertenaga Surya
“Helmcharg” Sebagai Sumber cadangan Listrik untuk Ponsel Saat Travelling
• Juara III Lomba Gagasan & Rancangan Kreatif Smart Green House Politeknik Negeri Malang 2013
• Mawapres I UM 2013
Motivasinya untuk memburu pengalaman sebanyak mungkin selama berada di kampus, membuat Syifaul Fuada tidak berhenti untuk terus maju. Hingga ia berhasil mem­bawa nama fakultasnya dalam Ajang Pemilihan Mawapres Universitas. Seperti apa perjalanannya hingga ia berhasil men­jadi Mawapres I UM. Mari kita simak wa­wan­caranya dengan Komunikasi berikut.
Bagaimana awal Anda mengikuti ajang Pemilihan Mawapres ini?
Awalnya saya tertarik dengan berbagai hal yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan kemahasiswaan. Berbagai kegiatan saya ikuti mulai dari seminar, workshop, pelatihan, dan ormawa. Saya tidak pernah menyia-nyiakan waktu saya. Saya ingin meraup pengalaman yang banyak selama menjadi mahasiswa. Sampai suatu saat tepatnya Semester IV, saya mulai tertarik dengan Ajang Pemilihan Mawapres. Hal ini terjadi karena saat itu, saya terinspirasi oleh salah seorang kakak tingkat saya yang menjabat sebagai seorang Koordinator Inkubator (departemen di UKM Penulis-ed.), sekaligus menjadi salah satu nominator Mawapres di FIP.
Saat saya mulai membaca curiculum vitae-nya, saya melihat banyak sekali kegiatan nonakademis yang diikutinya. Banyak juga pengabdian yang dilakukannya kepada negara dan yang tidak kalah penting adalah prestasi di bidang karya tulisnya (Pimnas dan PKM didanai Dikti). Hal ini membuat saya tertantang untuk mengikuti jejaknya.
Sampai saat yang telah ditunggu itu tiba, yakni pengumuman pemilihan mawapres kampus. Saya bergerak cepat untuk menyambut ajang ini. Saya pun mulai menyusun berkas-berkas akademik saya mulai dari bukti prestasi, KHS, dan sertifikat-sertifikat pendukung. Tak lupa juga meminta restu orang tua. Setelah melewati tahap seleksi, saya terpilih menjadi nominator fakultas dan harus berjuang lagi untuk menjaga amanah fakultas di tingkat universitas.
Apa modal yang Anda bawa untuk mengikuti Ajang Mawapres ini?
Pepatah mengatakan “Bila aku di beri waktu sepuluh jam untuk memotong pohon, maka aku membutuhkan waktu delapan jam untuk mengasah kapak.” Ya, intinya persiapan adalah perlu dan penting. Aspek-aspek penilaian mawapres sesuai dengan pedoman pemilihan mahasiswa berprestasi dari Dikti, yakni (1) IPK, (2)prestasi nonakademik, (3) bahasa Inggris aktif dan pasif, (4) karya tulis, (5) kepribadian,  dan (6) organisasi.
Sejak saya tertarik dengan ajang pemilihan mawapres, saya juga mulai belajar menyusun karya tulis. Hal tersebut tidak mudah karena saya juga tidak terlalu memiliki basic seorang penulis. Namun, usaha saya tidak sia-sia, beberapa karya tulis saya akhirnya dimuat di beberapa surat kabar dan media lain.
Usaha saya tidak hanya berhenti sampai di situ, saya terus bergerak maju dan mulai mengikuti banyak lomba, seperti lomba desain poster, esai, dan karya tulis ilmiah. Tulisan itulah yang mengantarkan saya untuk berkesempatan berkunjung ke berbagai perguruan tinggi di nusantara ini. Meskipun beberapa kali saya tidak meraih gelar juara, setidaknya melalui keikutsertaan saya dalam lomba tersebut membuahkan pengalaman yang berharga bagi saya. Pengalaman-pengalaman inilah yang kemudian menjadi bekal saya meng­ikuti ajang pemilihan mawapres ini.
Bagaimana perasaan anda saat pertama kali mengikuti ajang Mawapres ini?
Rasa syukur tak henti-hentinya saya panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya. Ini adalah sebuah amanah Tuhan. Dengan demikian, saya senantiasa merefleksi apa yang sudah saya lakukan supaya tidak salah melangkah dan lebih berusaha untuk bermanfaat bagi yang lain. Saya mengikuti mawapres ini dengan niat baik, saya jalani dengan baik dan alhamdulillah hasilnya baik pula. Bukan kemenangan yang menjadi tujuan utama, tetapi lebih dari itu. Saya mendapatkan pengalaman yang luar biasa. Saya dapat beraktualisasi, improvisasi diri, serta bertemu dengan teman-teman yang luar biasa.
Menurut Anda, apa yang membuat Anda berbeda dengan calon-calon mawapres lainnya?
Saya mengetahui bahwa kawan-kawan saya nominator fakultas memang orang-orang yang memiliki kredibilitas tinggi, kualitas karya tulis mereka juga berkualitas. Mereka luar biasa, super, multytallent, dan benar-benar totally best perform. Saat presentasi berlangsung, saya hanya terbengong mengagumi mereka saat memaparkan gagasan untuk Indonesia ke arah yang lebih maju. Ya, kami memang satu visi dan satu misi dalam tujuan ini.
Terkait dengan perbedaan bila ditinjau dari disipin ilmunya, perbedaannya sangat jelas. Calon-calon mawapres berasal dari fakultas yang berbeda, tentunya topik yang diangkat dalam karya tulis pun juga berbeda. Ya, semacam diskusi panel, ada yang mengangkat tentang pendidikan karakter, sosial-budaya, ekonomi, teknologi, kesehatan, psikolog, dsb. Unik dan memiliki kebermanfaatan tinggi.
Bila ditinjau dari perbedaan secara personal, saya tidak mengapresiasi hal itu, semua orang pasti punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Yang terpenting saya sudah berusaha semaksimal mungkin, sampai titik akhir kemampuan saya. Saya berusaha mengikuti segala rule dan real sesuai pedoman, menyusun karya tulis sesuai tema, topik, serta sesuai dengan kaidah penulisan mawapres 2013.
Hal apa yang akan Anda lakukan selama Anda menjabat sebagai mawapres?
Saya memiliki empat prinsip hidup sesuai dengan pesan ayah ibu saya, yakni keseimbangan antara akademik, sosial, agama, dan kesehatan. Yang akan saya lakukan selama menjabat sebagai mawapres tidak lepas dari keempat hal tersebut. Di bidang akademik, saya memfokuskan diri untuk mendalami embeded system dan melakukan kajian atau riset sesuai bidang saya. Luaran akhir berupa jurnal maupun paten. Ada beberapa topik yang nantinya akan saya teliti, yakni menyangkut tentang renewable energy dan detector system for electricity theft.
Di bidang sosial, saya akan lebih aktif dalam bersosial. Saya akan mengabdi di kampus, sesuai dengan bidang yang saya tekuni dan saya pahami.  Intinya, sebelum dan sesudah saya menjadi mawapres tidak ada perbedaan yang sangat mencolok karena hal-hal yang akan saya lakukan sudah menjadi target-target saya sejak awal.
Apa misi Anda untuk UM setelah menjadi mawapres?
Saya selaku insan akademik berusaha melakukan tri dharma perguruan tinggi, yakni penelitian, pengembangan, dan pengabdian. Saya ingin lebih membangun penalaran Jurusan Teknik Elektro bersama kawan-kawan saya dengan cara: (1) mem­bangun budaya berpikir ilmiah di lingkungan kampus yang nantinya dibuktikan dengan proposal PKM, (2) me­ngembangkan ilmu pengetahuan melalui kajian strategis dan riset sesuai disiplin ilmu saya, dan (3) mengaplikasikan hasil kajian tersebut kepada masyarakat sasaran yang memang membutuhkan.
Intinya saya memiliki misi untuk mem­bangun iklim ilmiah di lingkungan kampus ini. Hal tersebut akan saya mulai dari diri saya pribadi dan secara bertahap akan saya tularkan kepada teman-teman mahasiswa UM. Saya yakin pada suatu saat nanti, UM akan menjadi kampus berbasis riset. Dengan ribuan karya yang memberi manfaat besar pada negara ini, baik skala rumahan, maupun industri.
Apakah tugas dan kewajiban sebagai seorang mawapres?
Menurut saya, tugas mawapres itu bisa disebutkan singkat saja, yakni menjaga nama baik kampus. Namun, begitu makna yang terkandung di baliknya sangatlah luas dan mendalam yang mencakup segala sisi kehidupan akademis.
Pengalaman masa lalu apa yang membuat Anda termotivasi untuk bergerak maju, hingga pada akhirnya Anda menjadi seorang mawapres?
Motivasi dari semua pengalaman dari kompetisi yang saya ikuti. Dari sana saya dapat mengenali karakter masing-masing kompetisi itu, misalnya bagaimana membuat poster ilmiah, menyusun naskah LKTIN, membuat esai, PLC progamming, dan lain sebagainya.
Saya tidak mencari materi, tetapi saya ambil sisi pengalamannya. Saya jalani dengan ikhlas, berjuang untuk meng­harumkan nama almamater. Memang benar semua komponen di dalamnya mengikuti, termasuk prestigue. Selain mengetahui karakter perlombaan, berkompetisi dengan kawan universitas lain menjadikan saya paham tentang pola berpikir ilmiah mereka.
Terkadang setiap kali usai lomba, kawan-kawan lawan saya saat kompetisi membuat grup di facebook dan saya diundang. Mereka memberikan info-info kompetisi baru yang terkadang dari ormawa mereka sendiri. Banyak juga di antara mereka juga yang mengabarkan kesuksesannya dalam mengikuti ajang perlombaan tertentu. Hal inilah yang membuat saya iri mendorong saya untuk terus bergerak maju.
Adakah dukungan dari berbagai pihak sehingga Anda terpilih menjadi mawapres saat ini?
Saya benar-benar berterima kasih kepada pihak-pihak yang mustahil saya sebutkan keseluruhannya. Intinya, banyak pihak yang mendukung saya sampai saat ini.Iin