Para wisudawan memadati Graha Cakrawala

Lautan toga begitu pekat akan hitamnya. Kepekatan yang justru menyimpulkan senyum-senyum ke­bahagiaan. Wajah-wajah elok nan rupawan tampak tegak menyangga toga, berjubah hitam lengkap dengan logo almamater yang tergantung pada kalung yang tengah mereka kenakan. Tanpa ragu, pasukan bertoga membanjiri salah satu gedung kebanggaan UM. Tiga puluh menit yang lalu, dari arah barat, timur, dan selatan gedung, satu per satu wisudawan turun dari kendaraan pribadi masing-masing.
Sebagian dari mereka menyempatkan diri untuk

mengabadikan momen ber­toganya bersama keluarga. Pasalnya, tak jauh dari gedung tersebut, deretan jasa foto studio dadakan tampak memadati sisi kanan kiri jalan. Meski demikian, banyak pula wisudawan yang lebih memilih terus melangkah. Seolah tak sabar ingin segera menghentikan langkah di gedung tempat mereka bakal diikrar yang berlokasi di Jalan Cakrawala, Graha Cakrawala UM.
Minggu (08/09), alunan lagu Indonesia Raya menggema dan membahana dari relung Graha Cakrawala. Alunan itu bersumber dari suara wisudawan sekaligus mereka yang turut menjadi saksi atas para mahasiswa dari lima fakultas yang terdiri atas: FS, FE, FMIPA, FIK, dan FIS yang tengah menjadi peserta dalam Sidang Terbuka Senat UM, dengan acara tunggal Wisuda Lulusan Semester Genap Tahun Akademik 2012/2013.
Sehari sebelumnya, Sabtu (07/09) ratusan mahasiswa dari FIP, FT, FPPsi, serta Pasca­sarjana pun tengah melangsungkan upacara wisuda. Total wisudawan UM semester genap tahun akademik 2012/2013 adalah 2.448 orang, seperti yang disampaikan oleh Prof. Dr. H. Hendyat Soetopo, M.Pd., Wakil Rektor III, pada laporan kegiatan akademik. Dalam even tersebut, turut hadir pula Prof. Dr. Mudjia Rahardjo, M.Si., sosok alumni yang kini tengah memegang amanah sebagai Rektor Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Atmosfer sakral begitu kentara tatkala dilantunkannya lagu wajib yang menandakan dimulainya upacara, di­lanjutkan dengan pembukaan sidang ter­buka senat UM oleh Ketua Senat. Pasca pengukuhan wisuda, dengan didampingi kedua orang tuanya, lima wisudawan terbaik pun melangkahkan kaki memenuhi panggilan sang moderator untuk menerima penghargaan. Mereka adalah: Winda Hanifa, A.Md., lulusan terbaik program Diploma III dari Jurusan Perpustakaan dengan IPK 3,89. Moh. Fery Fauzi S.Pd., lulusan terbaik program Sarjana dari Jurusan Sastra Arab dengan IPK 3,97. Ivana Okta Riyani, S.S., S.Pd., lulusan terbaik program gelar ganda dengan IPK 3,62 untuk Bahasa dan Sastra Inggris dan IPK 3,63 untuk Pendidikan Bahasa Inggris. Alam Aji Putera, M.Pd., lulusan terbaik program Magister dari Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris dengan IPK 3,76. Serta Dr. Susi Milwati lulusan terbaik program Doktor dari Jurusan Manajemen Pendidikan dengan IPK 3,88.
Bagi Fery, ia menganggap bahwa menjadi seorang aktivis dan/atau bekerja sambil kuliah tidak selayaknya menjadi kambing hitam untuk gagal berprestasi. Siapa pun pasti bisa meraih prestasi sesuai dengan kesungguhan, kemauan, dan kerja keras karena prestasi seperti yang ia raih adalah bonus dari Allah SWT atas hasil belajar di Jurusan Sastra Arab. Terus mencari ilmu, amalkan, dan istiqomah. Sedangkan menurut Alam, segala yang telah ia capai tidaklah terlepas dari usaha, kerja keras, integritas, dan komitmen. Percayalah bahwa pasca lulus S2 banyak pekerjaan yang telah menanti. Kuncinya adalah serius dan tidak perlu terlalu banyak bermimpi. Lakukan segala hal yang ada di depan, karena itulah realita. Jalani dengan sungguh-sungguh maka Tuhan akan membantu.
Melalui sambutan Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Alumni, para wisudawan dikenalkan dengan seluk-beluk IKA-UM dan ajakkan untuk bergabung. Kemudian disusul dengan sambutan wakil wisudawan yang diwakili oleh Satya Kuncoro, S.Pd. dari FIK. “Wisuda bukanlah akhir dari segalanya, justru merupakan awal. Welcome to the jungle!.” Usai sambutan, orasi ilmiah pun dipaparkan oleh Prof. Dr. Mudjia Rahardjo, M.Si.
Beliau memaparkan tentang pentingnya silaturrahmi. Silaturrahmi tidak saja memberi manfaat panjang umur, tetapi juga banyak rizki. Tanpa ragu, Bapak Mudjia membagikan pengalaman sepak terjangnya di dunia pendidikan. Mulai dari Jurusan Teknik Sipil hingga menjadi Guru Besar Sosiologi Bahasa. Mulai dari bawah, hingga akhirnya memperoleh amanah memimpin salah satu universitas negeri di Kota Malang itu. Menutup orasinya, ia menegaskan, “Be the first. If you are not the first, you should be the best. Jadilah yang pertama. Bila Anda bukan yang pertama, maka Anda harus menjadi yang terbaik.”
Seketika lautan toga menyemut seolah tengah menunggu antrean. Di penghujung acara, secara bergilir wisudawan maju ke depan untuk menerima ucapan selamat dari rektor, dekan, dan ketua jurusan. Tak ketinggalan, performa dari UKM PSM dan Jurusan Seni Tari pun turut menyemarakkan suasana, ditambah lagi sajian lagu persembahan dari dua orang perwakilan wisudawan, Mochammad Agung Wardoyo, S.Pd., Jurusan Sastra Jerman dan Widhianarko Ridlo Laksono, S.Pd., dari Pendidikan Teknik Informatika. Berbicara tentang wisuda, mahasiswa asal Sastra Jerman itu mengungkapkan, bahwa wisuda adalah akhir dari tahap awal dalam mencari bekal ilmu dan suatu awal dari tahap berikutnya untuk mencapai akhir yang cemerlang.Rima