Desa Sitiarjo, kecamatan Sum­bermanjing Wetan, Malang yang jauh dari perkotaan pada Jumat (12/07) telah mengalami bencana alam banjir bandang. Pada musim penghujan seperti saat ini, daerah tersebut memang menjadi daerah langganan banjir. Hal tersebut disebabkan desa Sitiarjo letaknya sangat dekat dengan laut. Air laut bercampur dengan air sungai yang meluap dan hujan yang tidak kunjung reda membuat banjir menerjang perkampungan dengan sangat cepat. Air memasuki rumah warga pada malam hari ketika semua penduduk tengah beristirahat.
Para anggota UKM Pramuka UM dengan sigap langsung berangkat menuju desa Sitiarjo setelah mendapat telepon dari kwarcab kabupaten Malang. Sesampai di lokasi, anggota Pramuka langsung menuju dapur umum yang dibangun di samping gereja. Mereka menyiapkan makanan dan minuman untuk para korban banjir.
Esok paginya mereka bersama tim penanggulangan bencana TNI dan PMI menuju dusun Rowoterate karena di desa tersebut mengalami banjir yang paling parah. Hal tersebut dikarenakan desa Rowoterate jauh dari pusat kecamatan dan lokasinya paling dekat dengan sungai yang meluap, yakni sungai Kedungbantan. Desa tersebut juga berada di atas bebatuan kapur, sehingga air banjir sulit meresap.
Para warga tetap ting­gal di rumahnya masing-masing dan tidak mau mengungsi, padahal ke­tinggian air mencapai 1,9 m. Di desa Rowoterate tinggi air mencapai 2,5 m. Para warga sibuk membersihkan rumah dan menyelamatkan barang-barang mereka.
Para anggota Pramuka membagikan seribu buah nasi bungkus dan dua puluh kardus air mineral kepada para korban banjir sebagai wujud kepedulian mereka. Mereka juga membantu membersihkan tempat-tempat ibadah, sekolah, dan tempat lain yang tergenang air banjir bercampur lumpur. Di perpustakaan SDN Sitiarjo mengalami kerusakan yang parah. Banyak buku rusak terendam air dan juga fasilitas lainnya. Dalam bencana alam itu terdapat satu korban meninggal, yakni seorang nenek berusia 78 tahun.
Para anggota Pramuka UM berangkat sebagai wujud pengamalan kode ke­hormatan mereka “Satyaku kudharmakan, dharmaku kubhaktikan”.Rohmanudin