Mau belajar ke Negeri Bambu? Bergabung saja dengan Jurusan Sastra Mandarin UM. Tercatat tiga mahasiswa Jurusan Sastra Mandarin UM saat ini tengah menjalani program students exchange dengan beasiswa dari Provinsi Guangxi (Guangxi Province Scholarship) di Universitas Guangxi Normal University, Guangxi, Cina. Tiga mahasiswa beruntung tersebut, yakni Rini Putri Hidayati (Sastra Mandarin/2010), Ariendy Dewi Larasati (Sastra Mandarin/2010), Deni Achmad (Sastra Mandarin/2010) akan mengikuti program itu selama setahun sejak 4 September 2013 hingga 11 Juli 2014. Para mahasiswa tersebut sebelumnya telah menjalani seleksi ketat yang diadakan oleh pihak pemerintah Cina yang bekerja sama dengan UM.
Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bahasa Mandarin melalui praktek langsung di lapangan, program itu sekaligus sebagai sarana untuk mengenal budaya Cina secara langsung. Para mahasiswa tersebut menerima uang saku sebesar kurang lebih Rp2.000.000,00 dan tidak perlu lagi memikirkan biaya asrama dan biaya kuliah yang ditanggung oleh pemerintah Cina. Dengan berada di kelas internasional, para mahasiswa itu juga belajar bagaimana berkomunikasi dengan warga dari negara lain yang sama-sama kurang mahir berbahasa Cina atau pun bahasa Inggris. Mereka berbagi dan bertukar cerita mengenai budaya masing-masing negara.
Program yang dipelopori oleh Qing Xiaohe (Wakil Rektor universitas ini membuktikan kepercayaan pemerintah Cina untuk bekerja sama dengan UM. Para peserta tentu saja tidak hanya belajar bahasa Mandarin di Cina, melainkan juga belajar budaya bangsa Cina yang cukup terkenal, yakni keuletannya. “Warga Cina bekerja dengan sangat serius. Pelajarnya juga selalu belajar dengan giat,” papar Deni Achmad (Sastra/2010).
Para mahasiswa ini juga mengalami banyak kejadian unik selama berada di Cina. Misalkan saja, tersesat saat tengah pergi ke tempat yang agak jauh, miskomunikasi dengan teman sekelas, merasakan dinginnya salju musim dingin, bahkan mengikuti pemilihan umum 2014 di Cina. Untungnya, para mahasiswa itu sangat terbantu dengan perhatian para dosen pada mahasiswa-mahasiswanya asli Cina.
“Mungkin saya merasa beruntung sekali karena mendapatkan kesempatan untuk belajar di sini, karena di samping saya belajar bahasa Mandarin, saya juga bisa mempunyai banyak teman dari luar negeri,” ungkap Deni.Fida