iyf

Oleh Isnawati Hidayah

Tahun ini IYF 2014 digelar di bagian timur
Indonesia tepatnya di Wakatobi, Sulawesi
Tenggara. Siapa sangka gugusan pulau pulau
kecil yang tergabung menjadi kabupaten
pemekaran baru di Sulawesi Tenggara ini
ternyata telah memikat perhatian khalayak
dengan pesona surga nyata segitiga karang
dunia?

Dengan keunikan Wakatobi semakin
menggugah semangat peserta IYF 2014 yang
berjumlah dua ratus pemuda terpilih dari
seluruh Indonesia dan lima puluh pemuda lokal
pilihan dari Kabupaten Wakatobi, di antaranya
mahasiswa UM, Isnawati Hidayah (EKP/2012)
dan Shinta Arum Suffia (Sasing/2012).
Kedua gadis belia itu berkiprah di
kancah nasional mewakili UM sekaligus
Provinsi Jawa Timur dan terpilih dari ribuan
pendaftar dari seluruh Indonesia. IYF 2014
dilaksanakan pada 21–24 Mei 2014 dengan
grand opening pelepasan 1500 lampion
pemuda Indonesia. “Kegiatan IYF 2014
selama 4 hari ini memberikan kebanggaan
tersendiri dengan berbagai agenda
bersama masyarakat setempat, Forum
Group Discussion (FDG), Workshop, serta
acara penutup yang berupa penanaman
1000 pohon bersama suku bajo, peletakan
batu pertama tugu cagar biosfer pemuda
Indonesia di Matahora, dan pembacaan
deklarasi pemuda 2014,” jawab Shinta.
“Memang benar adanya jika Kabupaten
Wakatobi disebut sebagai surganya bawah
laut. Sungguh luar biasa karena di dasar lautnya
memiliki 750 spesies terumbu karang dari 850
spesies yang ada di dunia,” ungkap gadis yang
kerap disapa Isna itu. IYF 2014 yang mengambil
tema The Role of Youth: Action on Preserving
Heritage and Marine Tourism Sutainability,
mengajak
para pemuda tetap konsisten
berkolaborasi
dengan masyarakat
untuk menciptakan
Indonesia
yang
lebih baik melalui
kemitraan
dan
progam-progam
yang digagas dan
diinisiasi oleh para
pemuda. Karena
salah satu syarat
IYF 2014 itu adalah
memiliki social
project yang sedang
d i l a k s a n a k a n
maupun yang akan
dilaksanakan. Social
project yang sedang
dikembangkan oleh
Isnawati dan temantemannya
adalah Peer Counseling Center dan
Shinta sedang berkiprah mengembangkan
Ngajak Sinau Bocah-bocah (Ngaso). “Orang
bijak berkata bahwa saat ini bukan zamannya
lagi ilmu untuk ilmu. Namun, ilmu untuk solusi.
Semoga aksi kita ini bisa membawa perubahan
bagi Indonesia. Oleh karena itu, kami terus
berkarya untuk Indonesia,” ungkap Isnawati.
Berbagai social project yang digagas
oleh 250 pemuda diolah kembali
melalui pembekalan yang diberikan
oleh Kemenpora yang disampaikan oleh
Imam Gunawan (Asdep Peningkatan
Sumber Daya Pemuda). Di hari terakhir
dilakukan FGD yang dibagi menjadi tiga
kelompok, di masing-masing kelompok
dibagi lagi menjadi beberapa grup untuk
mendiskusikan salah satu dari ke-16 isuisu
kepemudaan global. Hasilnya banyak
yang memilih mengenai isu pendidikan
yang lebih baik. Sekarang banyak pemuda
Indonesia yang mulai tergerak untuk
membangun bangsanya melalui komunitas
mereka, prestasi mereka serta relasi
antarteman yang mereka ciptakan hasil
dari kegiatan semacam IYF 2014 itu. Seusai
event itu 250 pemuda yang hadir tidak
hanya melanjutkan melaksanakan social
project mereka, tetapi mereka juga tetap
bersinergi membangun relasi nasional.
Closing ceremony yang diadakan di Aula
Patuno Resort dan dihadiri oleh pembicara
saat IYF 2014 berlangsung memberikan
kesan yang lebih dalam kepada peserta IYF
2014 dengan kebijakan Bupati Wakatobi,
Ir. Hugua untuk menjadikan 250 pemuda
yang hadir di acara IYF 2014 itu sebagai
Duta Promosi Pariwisata Wakatobi periode
2014-2016.
Penulis adalah mahasiswa EKP