Putra Nababan menyampaikan ilmu jurnalistik.

Putra Nababan menyampaikan ilmu jurnalistik.

Teriknya siang di kota Batu, Jumat (02/10) tidak membuat acara Jurnalista, pelatihan jurnalistik bersama wartawan-wartawati profesional yang diselenggarakan Metro TV kala itu sepi pengunjung. Stadion Brantas yang menjadi lokasi terselenggaranya event tersebut dipenuhi peserta yang berasal dari berbagai universitas di Malang Raya. Hal ini dapat dilihat dari beragam warna almamater yang dikenakan oleh peserta. Selain itu ada pula peserta umum selain mahasiswa-mahasiswa delegasi yang sengaja diundang oleh Metro TV.
Tidak ketinggalan, kru Komunikasi siang itu juga mengahadiri Jurnalista untuk belajar jurnalistik dari para profesional, yaitu Putra Nababan selaku wartawan senior dan juga kepala redaksi Metro TV, Zelda Savitri, Robert Harianto, dan Marializia. Tepat pukul 14.00 WIB acara dimulai, sesi pertama diisi oleh Robert dan Maria. Para reporter andalan Metro tersebut berbagi pengalaman kepada para peserta mengenai suka duka selama menjadi jurnalis.
“Jadi jurnalis itu bisa dari jurusan apa saja, tidak harus anak ilmu komunikasi, yang penting memiliki passion dan kemauan belajar yang tinggi”, ungkap Maria.
Tidak hanya kegigihan untuk belajar, Robert dan Maria menunjukkan bahwa menjadi seorang jurnalis berarti memilih menjadi pribadi yang sederhana. Menjadi jurnalis bukan perkara digaji berapa, namun bagaimana kita dapat menggali berbagai pengalaman yang tidak bisa dirasakan sembarang orang.
“Jurnalis harus punya rasa lapar, lapar akan ilmu, lapar akan informasi”, jelas Robert.
Kemudian pada sesi berikutnya, Zelda Savitri yang merupakan seorang wartawati multitalent, menuturkan bahwa dalam dunia redaksi, menjadi seorang presenter, tampan atau cantik hanya berlaku lima menit, sisanya adalah bagaimana konten pembicaraan presenter itulah yang akan dinilai. Begitupun Putra Nababan, wartawan senior yang telah berkecimpung dalam dunia berita, dan satu-satunya wartawan Indonesia yang pernah mewawancai Presiden Amerika, Obama, mengatakan bahwa, konten berita adalah suatu masterpiece, mahakarya yang tidak bisa orang curi dari seorang wartawan. Nilai wartawan ditentukan oleh seberapa penting konten yang iya sampaikan, seberapa berguna konten itu bagi kebutuhan informasi orang lain.
“Ketekunan merupakan satu-satunya hal yang dibutuhkan untuk jadi pemenang”, tutup Putra Nababan.Catte