Wiwin Januaris, Mawapres III UM.

Wiwin Januaris, Mawapres III UM.

Nama : Wiwin Januaris

TTL : Malang, 17 Januari 1994

Alamat : Jl.Purworejo No.8 Dusun Purworejo RT.02 RW.03  Kel.Tunjungtirto Kec.Singosari Kab.Malang

Riwayat Pendidikan:
MI Alma’arif 07 Singosari (2000-2006)
SMPN 1 Singosari (2006-2009)
SMKN 2 Malang Jurusan Pekerjaan Sosial (2009-2012)
Universitas Negeri Malang, Jurusan Pendidikan Luar Sekolah (2012-sekarang)

Pengalaman Organisasi:
Vokalis Terbang Jidor Albanjari NURUL ILMI (2006-sekarang)
Vokalis UKM PSM SSC (2012-2013)
Ketua Divisi Kewirausahaan UKM Sanggar Minat UM (2013-2014)
Perkumpulan Pedagang FIP UM (2013-sekarang)
Komunitas Bisnis Ekspor Impor Nasional (2015- sekarang)
Inspirator Indonesia (2015-sekarang)

Prestasi:
Juara 2 Essay Nasional Symphoni Edupreneur Universitas Islam Indonesia, Jogjakarta 2012
Juara 1 Writing Competition Jawa Timur (Kategori Essay) DIKNAS Kota Batu, Batu 2012
Juara 2 Writing Competition Jawa Timur (Kategori Menulis Surat untuk Presiden)
Diknas Kota Batu, 2012
Juara 1 Essay Indonesia Ramah Difabel Universitas Negeri Malang, Malang 2013
Juara 2 LKTI Nasional UNEJ Creative Competition (UCC), Jember 2015
Finalis Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS), Semarang 2014
Pemakalah dalam SEMNAS Kebijakan Pendidikan Indonesia 2015
Delegasi Jawa Timur dalam IYMC, Jakarta
PKM Lolos DIKTI 2013 hingga 2015
Mawapres III FIP 2014
Mawapres I FIP 2015
Mawapres III UM 2015
Top 5 UNY Accounting Fair, Jogjakarta 2015

Disebutlah seorang putri
Berparas cantik meneduhkan nurani
Hidup dipenuhi rasa rendah hati
Melangkah pasti penuh percaya diri

Tiap frasanya bercirikan Jawa
Mampu membangun banyak tawa
Banyak prestasi tak menjadikan jumawa
Karena setiap garis Tuhan ia jalani legawa

Wiwin Januaris. Mahasiswa Bidik misi dengan segudang prestasi, jiwa sosial yang tinggi, serta semangat untuk terus berkembang yang tak pernah surut menjadikan gelar Mawapres 3 merupakan hal yang pantas untuk diraihnya. Mahasiswa yang selalu aktif di dunia penulisan serta kegiatan di luar kampus ini memang tidak pernah bisa diam. Setiap waktu selalu ada hal baru yang dia lakukan dan berikan sehingga dapat memotivasi mahasiswa lainnya. Disela-sela padatnya kegiatan rutin dan PPL, September lalu Komunikasi berkesempatan mewawancarai Wiwin di depan Ruang Registrasi Gedung A3 Lantai I UM. Berikut hasil wawancaranya.

Bagaimana kesan setelah terpilih sebagai Juara 3 Mawapres?
Ya gimana ya mbak, sebenernya bangga pastinya. Tapi, ya nggak nyangka juga. Pertama kalau tingkat fakultas ya masih mungkin lah, tapi yang tingkat universitas itu yang agak shock. Semacam kecelakaan lah, hehehe. Soalnya aku lihat saingannya ada yang ke Singapura, ke Malaysia, pokoknya yang sudah go international gitu lah, ngalah-ngalahin Agnes Monica. Sementara aku kan masih tingkat nasional kayak Pimnas gitu. Pokoknya nggak nyangka, soalnya aku lihat sendiri banyak yang juga peserta yang punya prestasi lebih dari aku. Jadi waktu moro-moro bisa sampai gini itu wes ya subhanallah, wallahualam pokoknya.

Apa sih yang memotivasi untuk ikut ajang Mawapres?
Ceritanya gini, dulu aku waktu masih jadi mahasiswa baru masuk sini itu kan atas bantuan seseorang, bukan nyogok ya. Dulu aku masuk UM ikut jalur undangan nggak lolos, terus ikut jalur ujian tulis. Tapi, sebelumnya ikut jalur prestasi khusus, gitu. Nah, waktu itu aku ketemu seseorang, beliau yang banyak membantu aku dalam banyak hal seperti administrasi, dan lain sebagainya. Awalnya di jalur prestasi ini aku nggak masuk jalur bidik misi. Suatu hari aku sama ibuku ke kampus untuk minta pindah jurusan ke PGSD, tapi kan pindah jurusan itu sulit. Akhirnya aku dikasih tawaran sama beliau untuk pindah jurusan ke PGSD atau tetap di PLS tapi didaftarin ikut bidik misi. Ya kalau tak pikir-pikir mending didaftarin bidik misi.
Ya dari situ, mungkin kalau nggak dibantu beliau aku nggak mungkin bisa bidik misi waktu itu. Jadi, ya ini sebagai timbal balikku. Aku kan bidik misi, aku ingin memberikan inspirasi ke teman-teman kalau bidik misi itu bukan berarti mahasiswa yang nggak bisa ngontribusi apa-apa. Aku inginnya membuat anak bidik misi itu semangat, yakin bahwa kita itu bisa, karena sukses itu milik siapapun. Nggak orang kaya, nggak yang pas-pasan sama aja. Terus aku juga kan sudah dibiayai negara, biaya itu kan uang dari rakyat. Kan tidak mungkin kita sudah dibiayai oleh rakyat, tapi kita justru menyia-nyiakannya. Makanya itu, sebagai rasa terima kasih aku juga ingin berprestasi, banyak berkontribusi untuk rakyat. Meski mungkin sekarang masih sedikit tapi kan paling tidak kita ada usaha, toh sedikit-sedikit tapi kalau sering kan jadinya terkumpul banyak. Caranya ya seperti bersungguh-sungguh dalam belajar, terus berbagi ilmu, meski cuma sedikit tapi paling tidak itu sudah memberi arti dalam masyarakat.

Mengikut Mawapres sejak angkatan berapa?
Aku ikut Mawapres itu sejak semester 5, berati ya tahun 2014. Waktu itu ikut yang Mawapres fakultas, alhamdulillah Juara 2. Tapi, untuk tingkat universitasnya masih belum. Nah, baru tahun ini bisa jadi Juara 3 Mawapres Universitas.

Apakah tahun depan berencana kembali berpartisipasi?
Untuk tahun depan rencananya aku nggak ikut Mawapres lagi. Ini kan sudah semester akhir, ada PPL dan skripsi, aku juga mulai merintis usaha, terus juga fokus ke pengabdian masyarakat. Jadi, untuk Mawapres sudah cukup tahun ini saja biar bisa memberikan peluang bagi adik-adik.

Sebagai Juara 3 Mawapres ada rasa kecewa tidak?
Tidak, sama sekali tidak. Soalnya tadi itu ya, kita harus tetap beryukur pada apa yang kita dapatkan. Dulu waktu masih mahasiswa baru ada kakak yang Mawapres 3 juga. Dia itu sering diundang, jadi pembicara di sana sini, sedangkan aku cuma jadi penonton saja. Tapi sekarang justru aku yang jadi pemain, itu sudah menjadi suatu kebahagiaan. Jadi, dalam kompetisi itu menang kalah sudah biasa. Yang kita dapatkan itu ya segitulah kemampuan kita, aku tidak harus memaksa harus juara pertama. Selain itu, ya yang jadi juara pertama dan kedua itu memang orang-orang yang pantas menurut aku.

Apakah fokus kegiatan saat ini?
Kalau aku itu fokus di bidang kepenulisan, lebih fokusnya karya tulis ilmiah, seperti KTI, esai, terus PKM gitu. Aku juga suka bidang kesenian, tapi cuma untuk sekedar hobi bukan jadi fokus hal yang aku dalami. Lalu, bidang enterpreneur, kalau ini aku suka dari dulu, soalnya dulu aku tinggal di panti, di sana aku jadi koordinator wirausaha untuk anak-anak. Di UKM dulu aku juga bagian kewirausahaanya. Sekarang balik ke kampung juga ikut karang taruna dan mungkin tahun depan itu sudah ada divisi wirausaha. Kalau di Malang ini aku juga ikut komunitas ekspor-impor. Untuk bidang enterpreneur aku dapat waktu SMK. Ceritanya waktu SMK aku sekolahnya pakai sistem shift. Aku yang kebagian masuk siang oleh ibu kantin aku dipanggil disuruh bantu-bantu. Ya menata barang di toko dan cuci piring. Upahnya itu ya dikasih nasi bungkus sama tempura. Terus coba memberi bimbel anak SD, kerja di Matos jadi pramuniaga, jual tahu crispy juga, jual cilok waktu SMK, dan waktu kuliah ini jual gorengan.

Selama berwirausaha apakah pernah mengalami kerugian?
Ya pernah, sampai ditipu juga pernah. Waktu kulakan baju, uangnya sudah di transfer, tapi barangnya nggak dikirim, dihubungi terus tapi nomernya sudah nggak aktif. Kerugian-kerugian waktu usaha ya juga pernah. Namanya usaha itu kan ya ada enaknya, ada nggaknya. Tapi kan dari kejadian-kejadian ini aku bisa introspeksi. Belajar dari pengalaman, supaya ke depannya hal-hal yang seperti ini tidak terjadi lagi. Mau sukses kan memang harus berani mencoba, jangan takut. Kesuksesan itu tergantung dari perasaan kita, selama kita positive thinking, ada semangat, kemauan untuk maju, kesuksesan sudah di depan mata.

Gimana cara membagi waktu?
Aku ini orangnya tidak suka diam. Rasanya kalau nganggur itu aku malah wegah. Jadi, kalau misalnya satu kegiatan itu selesai, aku ingin cari lagi, cari lagi, gitu terus. Selama kita masih muda kumpulkanlah pengalaman sebanyak mungkin. Apa lagi aku kan seorang calon pendidik. Calon pendidik itu harus kaya akan pengalaman, kalau kita tidak memiliki pengalaman sama sekali lantas ketika menjadi pendidik kita akan bercerita apa pada para siswa.

Sejak kapan mulai berprestasi?
Sejak SD aku sering diikutkan lomba-lomba, olimpiade bahasa, matematika, gitu itu. Terus SMP aku tidak terlalu aktif dalam lomba-lomba, baru SMK. Di SMK aku ikut lomba kepenulisan. Tapi di sana aku nggak ikut ekstrakurikuler jurnalistik, aku dapat basic nulis itu waktu kelas 3 SMP terus aku kembangin sendiri waktu SMK dan kuliah. Sebenarnya aku tidak suka menulis, tapi karena menulis itu penting, seperti tugas, skripsi, RPP, itu semua kan menulis semua. Jadi ya mau nggak mau aku dalami. Selain itu, kalau kita ingin mengenal dunia maka membacalah, tapi kalau kita ingin dikenal dunia maka menulislah. Jadi ya kenapa tidak?

Bagaimana tanggapan para dosen dan teman-teman?
Alhamdulillah, mereka semua selalu memberi dukungan dan banyak membantu saya, untuk teman-teman banyak juga yang justru terinspirasi, terus mengajak saya untuk sharing, diskusi, serta berbagi cerita.

Bagaimana tanggapan orang tua terhadap kegiatan yang banyak?
Kalau orang tuaku sih selama itu positif itu nggak papa, pokoknya nggak ngganggu kuliah, aku suka, ya lakukan saja. Tapi kan namanya orang tua pasti ada rasa khawatir gitu kan tapi asalkan kita bisa memberi penjelasan itu nggak masalah.

Bagaimana tanggapan orang tua terhadap perolehan prestasi sebagai Mawapres 3?
Ikut senang pastinya. Sebenarnya kan orang tuaku bukan tipe yang heboh gitu, pokoknya bersyukur lah. Soalnya kan bapak ibuku tidak terlalu mengerti masalah Mawapres, terus dunia perkampusan juga tidak begitu paham. Bapak ibu cuma lulusan SD, bapak sampai kelas 3, sedangkan ibu sampai kelas 6.

Bagaimana rencana ke depan?
Rencananya mau lanjut S2, tapi kan ya nggak tau juga. Allah yang menentukan, tapi aku punya cita-cita ke sana.

Kalau nanti lanjut S2, fokus apa yang diambil?
Kan kalau kita ingin jadi seorang profesional, maka tekunilah satu bidang. Jadi, untuk S2 nanti inginnya tetap lanjut PLS.

Apakah cita-cita yang ingin dicapai?
Aku ingin jadi enterpreneur dan pendidik, tapi masih belum tahu nanti pendidik dalam bidang apa. Jadi dosen, atau jadi pendidik yang terjun ke masyarakat, atau yang lainnya aku masih belum tahu. Pokoknya pendidik.Iqlima