hal tersebut? Bagaimana dengan hidup anak cucu nanti? Tentunya hal tersebut harus ditindak lanjuti dan  diatasi. Lantas apa yang harus kita lakukan?
Gerakan Pramuka adalah salah satu cara untuk menangkal gerakan radikalisme yang saat ini  meresahkan masyarakat Indonesia. Organisasi yang memiliki payung hukum yang kuat, yaitu UU Nomor 12 tentang Gerakan Pramuka ini membuat organisasi Gerakan Pramuka mendapatkan posisi yang tepat untuk melaksanakan tugasnya. Gerakan Pramuka memiliki cakupan luas dalam jenjang pendidikan, yaitu dari jenjang sekolah dasar, menengah, atas sampai perguruan tinggi. Hal ini menjadi cara yang sangat strategis untuk menangkal gerakan radikalisme ini. Adanya pendidikan kepramukaan di tingkat sekolah dasar akan memberikan pengetahuan tentang bela negera terhadap anak-anak pada usia dini dan itu akan terus dikembangkan sampai anak memasuki perguruan tinggi.
Pada Kurikulum 2013 kegiatan ekstrakurikulier yang wajib ada adalah Gerakan Pramuka. Dengan mewajibkan  Gerakan Pramuka ini, semakin memperkuat kedudukan Gerakan Pramuka untuk menjadi salah satu alat pemersatu bangsa, yaitu pendidikan bela negara. Ada beberapa alasan mengapa pendidikan kepramukaan dapat dijadikan penangkal gerakan radikalisme di antaranya adalah Gerakan Pramuka memiliki kepengurusan yang lengkap di antaranya dari tingkat Gugus Depan (sekolah, perguruan tinggi), Kwartir Ranting (kecamatan), Kwartir Cabang (kabupaten/kota), Kwartir Daerah (provinsi), Kwartir Nasional (negara). Selain adanya dukungan dari kepengurusan tersebut hal yang paling mendasari adalah adanya kode kehormatan Gerakan Pramuka, yaitu untuk tingkat Siaga (usia 7 tahun  sampai 10 tahun) yang disebut sebagai Dwi Satya dan Dwi Dharma, tingkat Penggalang (usia 11 tahun sampai dengan 15 tahun), tingkat penegak (usia 16 sampai dengan 20 tahun), dan tingkat pandega (usia 21 sampai dengan 25 tahun) yang disebut Tri Satya dan Dasa Dharma.
Adapun bunyi dari Dwi Satya “Aku berjanji akan bersungguh-sungguh: menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan mengikuti tata krama keluarga. Setiap hari berbuat kebaikan“. Adanya Dwi Satya itu jika diterapkan oleh anak-anak maka karakter anak-anak untuk cinta terhadap negaranya akan tertanam dan membentengi anak-anak dari ajaran radikalisme. Sementara itu, bunyi dari Dwi Dharma “Siaga berbakti kepada ayah bundanya. Siaga berani dan tidak putus asa“. Penerapan Dwi Dharma pada anak-anak akan membentuk anak-anak yang memiliki jiwa cinta terhadap orang tuanya dan keluarganya. Golongan pramuka Penggalang juga memiliki kode kehormatan yang disesuaikan dengan usia tersebut, yaitu Tri Satya dan Dasa Dharma. Adapun bunyi dari Tri Satya “Demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh: menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila; menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat; menepati Dasa Dharma. “ Hal ini menunjukkan bahwa kepramukaan jika diterapkan dalam kehidupan anak-anak akan membekali dan membentengi anak-anak dari segala bentuk ajaran radikalisme. Selain itu, anak-anak sejak dini kelak dapat mencintai negara Indonesia.
Pemaparan lain, mengkaji bunyi dari Dasa Dharma, yaitu “Dharma Pramuka : (1) takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (2) cinta alam dan kasih sayang sesama manusia. (3) patriot yang sopan dan ksatria, (4) patuh dan suka bermusyawarah, (5) Rela menolong dan tabah, (6) rajin, terampil dan gembira, (7) hemat, cermat dan bersahaja, (8) disiplin, berani dan setia, (9)  bertanggung jawab dan dapat dipercaya, (10) suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan”. Hal ini sempurna jika diterapkan anak-anak maupun remaja untuk membentuk karakter bangsa Indonesia sebagai bangsa yang mencintai negaranya sehingga nantinya diharapkan gerakan radikalisme sulit berkembang karena sejak dini bangsa Indonesia sudah diajarkan pendidikan bela negara melalui kegiatan kepramukaan. Contoh penerapan pada nomor 10, yaitu suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan, menjadikan anak-anak berbakti pada orang tua, keluarga dan negara, sedangkan pada masa remaja akan tumbuh menjadi remaja yang soleh dan sholehah. Ketika dewasa pun karena kebiasaan-kebiasaan baik sudah terlatih di usia anak-anak dan remaja maka kebaikan itu akan tetap ada dan lahirlah manusia-manusia Indonesia yang sangat cinta terhadap negaranya.
Kita sudah mengetahui betapa rentannya bangsa Indonesia ini untuk dipecah belah. Ini tak ayal karena Indonesia terbentang dari sabang sampai merauke. Oleh karena itu, kita harus sadari betapa pentingnya pendidikan bela negara untuk menjaga kesatuan dan persatuan negara Indonesia. Gerakan Pramuka seperti yang sudah dijelaskan di atas memilki peranan yang penting untuk membawa bangsa Indonesia ini menuju bangsa yang bersatu dan bermartabat. Tentunya untuk menuju hal tersebut diperlukan usaha yang keras dan dukungan dari pemerintah, baik dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat, dan juga dukungan dari masyarakat serta keluarga terutama yang merupakan komponen dari negara yang paling dekat dan bersentuhan langsung dengan anak-anak.
Penulis adalah mahasiswa Teknik Elektro. Opini ini Juara Harapan II kategori Opini Kompetisi Penulisan Rubrik Majalah Komunikasi 2015