Oleh Djajusman Hadi

Pada tanggal 10 Agustus 2016 bangsa kita memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional atau Hakteknas yang ke-21. Tema Hakteknas ke-21 tahun 2016 ini adalah “Inovasi untuk kemandirian dan daya saing bangsa.” Tema tersebut pada dasarnya menggarisbawahi peran iptek dan inovasi sebagai ujung tombak komponen penentu kemandirian dan daya saing bangsa. Beberapa ciri penting dari sebuah negara yang mandiri dan berdaya saing diantaranya tergambar dari ciri inovatif yang dimiliki seperti tingkat produktivitas yang tinggi, pemasaran produk yang murah dan cepat, pelayanan administrasi publik yang transparan, terintegrasi dan efektif, namun tetap mengutamakan kelestarian lingkungan dan sumber daya alam yang dimiliki.
Untuk menyosialisasikan hasil-hasil iptek dan inovasi kepada masyarakat luas, termasuk pelajar dan mahasiswa, dan dunia usaha harus dipacu dengan suatu kebangkitan yang revolusioner. Dalam menyosialisasikan kebijakan-kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan pengembangan iptek dan implementasi iptek, serta terbangunnya kebersamaan para pemangku kepentingan iptek guna mendorong kreativitas dan inovasi iptek dalam diri masyarakat. Secara reflektif produk inovasi komunitas iptek yang diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia
Untuk memasyarakatkan inovasi dan kreativitas adalah hal yang perlu dimiliki dan
dikembangkan dalam diri wirausaha demi perkembangan dan kesuksesan sebuah usaha. Pada dasarnya sebuah inovasi dalam berusaha adalah kemampuan untuk
menerapkan solusi kreatif terhadap masalah dan peluang untuk meningkatkan atau untuk
memperbaiki kinerja usaha. Selain itu, pendekatan inovasi terhadap teknologi kiranya dapat dibudayakan pada masyarakat dalam mengembangkan ide-ide baru bahkan untuk menggali dan menemukan resolusi temuan baru yang dapat diciptakan. Ironisnya, ketika masyarakat mendengar kata ”penemuan” maka biasanya yang tersirat di benak dan pikiran mereka adalah sesuatu yang prestisius. Dengan asumsi tentu penemu atau pemilik paten orangnya jenius, padahal tidak demikian karena ada beberapa teknologi yang justru penemunya tidak tamat perguruan tinggi.
Dalam rangka memacu inovasi untuk kemajuan bangsa, maka dalam mengapresiasi Peringatan Hakteknas ke-21 dan menyemangati Dirgahayu Kemerdekaan RI ke-71 semakin memotivasi kami untuk menurunkan liputan utama tentang “UM Menuju Pusat Inovasi Belajar”. Senada dengan Hakteknas ke-21, hal ini terkait dengan prestasi gemilang UM yang masuk dalam 4 in 1 perguruan tinggi yang memperoleh dana hibah dari Islamic Development Bank (IDB). Dalam hal ini UM mengusung tema State University of Malang as the Center of Exellence in Learning Inovation. Program tersebut dengan tujuan UM menjadi pusat unggulan teknologi inovasi belajar (center of excellent in learning innovation).
Selain itu juga meliput kabar prestasi luar biasa, yaitu kiprah Kafilah UM meraih juara umum MTQ-MR Jatim IV 2016 yang diselenggarakan di Universitas Trunojoyo Madura. Kesuksesan ini termotivasi raihan UM tahun 2015 silam dimana UM menahbiskan diri sebagai Juara Umum dan kembali membawa pulang piala bergilir Musabaqah Tilawatil Quran Mahasiswa Nasional (MTQMN) XIV 2015 di kampus Universitas Indonesia (UI), Depok.
Dalam rangka menumbuhkan semangat kreativitas dan inovasi kemajuan bangsa diharapkan langkah strategis UM mampu menjadi sarana koordinasi bagi jajaran stakeholder dan kepentingan iptek secara nasional dan internasional. Manuver prestasi gemilang ini merupakan bagian dari langkah UM dalam mewujudkan sebuah institusi perguruan tinggi yang unggul dan memiliki daya saing. Hasil prestasi yang kian meroket ini menjadi sebuah bentuk apresiasi kami dalam meningkatkan wawasan dan pengetahuan mahasiswa di kampus tercinta ini melalui terbitan Majalah Komunikasi. Akhirnya selamat membaca, dari redaksi mengucapkan “Dirgahayu RI ke-71, Merdeka!”
Penulis adalah Peraih Anugerah Ristek 2013 dan Penyunting Majalah Komunikasi