Kota Malang tak lagi asing dengan kampus UM, kampus yang terletak di Jalan. Semarang ini menjadi kampus idola bagi para siswa-siswi SMA sederajat yang ingin menjadi seorang pendidik. Bukan hanya mencetak seorang pendidik, kampus UM juga melahirkan para seniman-seniman yang berasal dari Fakultas Sastra. Ada yang menarik dari Fakultas Sastra, pasalnya fakultas ini memiliki salah satu gedung yang berbeda dari gedung-gedung perkuliahan yang ada di UM. Tepatnya di gedung E8 Fakultas Sastra. Gedung tersebut merupakan gedung perkuliahan bagi mahasiswa seni dan desain (Sedesa). Gedung ini terlihat berbeda dikarenakan adanya mural artistic yang berasal dari kreativitas mahasiswa seni dan desain. Mahasiswa menyampaikan ide dan kreativitas mereka pada mural tersebut. Pertama kali mural gedung E8 ada sekitar tahun 2004, lalu mengalami pembaharuan pada bulan Juni-Juli 2015. Pembaharuan mural ini dilakukan oleh beberapa mahasiswa Sedesa. Kegiatan pembaharuan mural ini dikenal dengan sebutan “Sedesa Ganti Baju”. Mural digambarkan pada dua sisi gedung E8, yaitu sisi timur dan barat. Sisi timur bergambarkan Dewi Saraswati, Anoman, dan tulisan Sedesa. Dewi Saraswati melambangkan dewi kesenian, Anoman merupakan ikon dari seni dan desain UM serta tulisan Sedesa yang mencirikan bahwa gedung tersebut merupakan gedung khas seni dan desain.IMG_20170124_150435

Pada sisi barat, mural dengan tema kartun digambarkan oleh beberapa mahasiswa Sedesa yang bekerja sama dengan UKM Sanggar Minat (Samin) UM. Proses pengerjaan mural ini berlangsung selama satu bulan. “Sisi barat kami bekerja sama dengan sanggar minat (Samin), karena anak seni dan desain juga banyak yang ikut Samin”, ujar salah satu mahasiswa Seni dan Desain. Proses pengerjaan mural menggunakan teknik proyektor, hal ini dilakukan untuk mempercepat pembuatan sketsa. Sketsa dilakukan full warna guna mencoba hasil jadi mural, kemudian sketsa mengalami beberapa revisi. Revisi sketsa yang sudah matang dipilih untuk dijadikan mural. Pembuatan mural juga memiliki beberapa kendala, diantaranya kendala dana dan waktu serta proses pembuatan dilakukan ketika bulan puasa, sehingga hal tersebut mempengaruhi kinerja para mahasiswa ketika melukis di media yang besar. Selain adanya kendala tersebut, adanya mural di tembok gedung E8 ini juga memberikan dampak positif bagi mahasiswa sastra, khususnya Seni dan Desain. Gedung E8 menjadi gedung khas dari mahasiswa seni dan banyak mahasiswa lain yang menjadikan gedung E8 sebagai obyek foto selfie. “Menurut saya, mural di gedung E8 keren sih, bisa buat foto-foto. Kalau bisa semua gedung digambari mural,” tutur Irfan, mahasiswa Teknik Mesin. Mural bukan hanya sekadar lukisan yang digambarkan di tembok, namun mural ini juga merupakan hasil kreativitas dan media untuk menuangkan ide. Mahasiswa memiliki kemampuan dan kreativitas yang perlu disalurkan dalam sebuah media. Pihak Fakultas Sastra pun memberikan media bagi mahasiswanya yang ingin mengekspresikan ide-ide mereka. “Kita berharap agar universitas memberikan fasilitas bagi mahasiswa-mahasiswa untuk dapat menyalurkan berbagai kreativitas dari mahasiswa, karena mahasiswa memiliki berbagai potensi yang perlu disalurkan dan didukung oleh pihak universitas,” harapan salah satu mahasiswa Sedesa.Fanisha.