Hattrick! Kiranya itulah kata yang pas untuk menggambarkan prestasi yang baru-baru ini diperoleh oleh Universitas Negeri Malang (UM). Keberhasilan UM dalam meraih gelar juara umum selama tiga kali berturut-turut dalam pergelaran Musabaqah Tilawatil Quran Mahasiswa Nasional (MTQMN) XIII di Padang, MTQMN XIV di Depok, serta yang terbaru di ajang MTQMN XV yang diselenggarakan bersama oleh UM dan Universitas Brawijaya (UB) merupakan suatu kebanggaan yang patut diapresiasi sivitas akademik kampus pendidikan tercinta. Hal tersebut juga semakin memperkuat UM sebagai kampus qurani. Dalam sejarah MTQMN, belum ada satu perguruan tinggi manapun yang telah meraih gelar juara umum tiga kali berturut-turut seperti yang telah diperoleh The Learning University.

Rektor UM, Prof. Dr. Ahmad Rofi’uddin, M.Pd. mengucapkan selamat kepada kafilah UM yang berhasil mempertahankan gelar juara umum. Rektor mengatakan bahwa gelar juara umum ini harus diimbangi dengan tanggung jawab besar. Sebab, ia menilai Alquran bukan hanya sebatas untuk dibaca atau dipahami, melainkan juga harus dipelajari dan diterapkan dalam kehidupan. “Kemenangan ini harus diimbangi dengan menambah makna mempelajari Alquran dan mengimplementasikannya dalam dunia kampus,” kata rektor.
Ia menambahkan bahwa kampus yang banyak berperan dalam dunia akademis seperti UM harus bisa lebih banyak mempelajari Alquran. Dalam Alquran, sambung rektor, banyak sumber ilmu yang bisa diperoleh. Perlu diketahui, ada perguruan tinggi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) lain yang masuk nominasi juara umum, yakni peringkat III yang diraih oleh Universitas Negeri Padang, sedangkan tuan rumah lain yakni UB mampu menggapai peringkat II.
Rektor juga menjelaskan bahwa kemenangan UM ini tidak diperoleh dengan mudah. ”Ini tidaklah instan. Kami melakukan pembinaan secara tersistem,” kata pria asli Jombang ini. Memang, di UM terdapat unit kegiatan mahasiswa yang memfokuskan diri pada bidang-bidang yang menyangkut kajian Alquran, yakni Alquran Study Club (ASC).
Dari tiga belas cabang musabaqah yang dipertandingkan, UM berhasil menyabet 4 emas, 4 perak, 1 perunggu, dan 3 juara harapan. Total akumulasi poin, UM memperoleh 33 poin. Poin tersebut juga merupakan poin tertinggi sepanjang sejarah perhelatan MTQMN. Keduabelas gelar tersebut berasal dari musabaqah Qiraah Sab’ah putra yang meraih juara 2, Qiraah Sab’ah putri yang berhasil mendapat juara harapan 2, Tartilil Quran putra yang memperoleh juara 2, Hifdzil Quran 10 juz putra yang mendapat juara 1, serta Hifdzil Quran 20 juz putri yang menyabet juara 2. Selain itu, juara juga diperoleh dari musabaqah Fahmil Quran yang menyabet juara 1, Syarhil Quran yang meraih juara harapan 3, Khattil Quran putra yang mendapat juara 3, Khattil Quran putri memperoleh juara harapan 3, Karya Tulis Ilmiah Alquran yang mendapat juara 2, Debat Ilmiah Kandungan Alquran dengan bahasa Arab juara 1 sekaligus best speaker, serta Desain Aplikasi Komputer Alquran yang meraih juara 1.
M. Alifudin Ihsan, salah satu ofisial kafilah UM, menyatakan bahwa persiapan yang dilakukan telah dijalani selama satu tahun. “Diawali dengan menyiapkan kafilah tahun 2016 pada MTQ tingkat universitas bulan Oktober, yang selanjutnya dilaksanakan seleksi Tilawatil Qur’an tingkat universitas, sampai karantina selama empat bulan,” papar Alifuddin. “Mempertahankan juara umum menjadi tantangan bagi kami, apalagi kita sebagai tuan rumah,” pungkas Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) 1 Fakultas Ilmu Sosial 2016 ini.

Sukses Kolaborasi Iringi Sukses Prestasi
MTQMN XV merupakan yang terbesar sepanjang sejarah digelarnya MTQMN. Dilansir dari situs resmi MTQMN XV, sebanyak 2.447 mahasiswa dari 281 perguruan tinggi se-Indonesia mengambil bagian dalam event besar ini. Jumlah yang fantastis mendapat apresiasi berbagai pihak, yang menandakan bahwa Alquran semakin membumi di kampus-kampus. Tentunya dengan jumlah peserta sebanyak ini merupakan tantangan bagi kedua perguruan tinggi penyelenggara. Para kafilah harus dijamin kenyamanan, akomodasi, dan kepuasannya selama berada di Bumi Arema.
Pada konferensi pers yang digelar pada malam penutupan, Kamis (03/08), rektor bersama Rektor UB, Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, M.S. membeberkan kepada awak media mengenai indikator kepuasan melalui standar pelayanan prima atas pelaksanaan MTQMN yang telah disurveikan kepada peserta, pendamping, dewan hakim, Kemristekdikti, dan pihak lain yang berkenaan langsung dengan MTQMN XV. “UB dan UM hanya sebagai panitia pelaksana, ini kan gawe-nya Dirjen Belmawa (Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, red.), kami hanya menjalankan amanah dengan menyiapkan prasarana agar MTQMN berjalan sukses,” jelas Rektor UB.
Ada beberapa item yang menjadi indikator penilaian, baik sejak pra, penjemputan, akomodasi, pembukaan, pelaksanaan, pelayanan kesehatan, dan lainnya kepada peserta, ofisial, dewan hakim, dan lainnya. “Alhamdulillah, dari indikator standar pelayanan prima di website lebih dari 80 persen merasa puas dan sangat puas,” ujarnya. Tak hanya peserta, tetapi juga Menristekdikti, Prof. Drs. Mohamad Nasir, Ph.D., Ak., CA., para tamu undangan, pengisi acara, dan lainnya juga menyampaikan hal yang sama secara lisan. “Saya mengucapkan terima kasih kepada awak media yang memberitakan gelaran ini (MTQMN, red.) secara proposional,” tambah Bisri.
Sependapat dengan Bisri, Rektor UM menyatakan bahwa pihaknya benar-benar maksimal dalam mengawal MTQMN XV. “Kita ingin memberikan yang terbaik, karena beberapa tahun lagi belum tentu terpilih,” ujarnya. Menurutnya, untuk penentuan juara merupakan domain dari dewan hakim. “Namun bagi kami, peserta yang tak lolos juga merasa puas (atas penyelenggaraan MTQMN, red.), itu juga sebuah kebanggaan,” tambah dosen Sastra Indonesia ini. Pihaknya, tambah rektor, telah berupaya maksimal agar MTQMN berjalan sukses, meski juga ia tidak memungkiri tidak sedikit biaya untuk mewujudkan hal itu. Menurut guru besar bidang pengajaran bahasa Indonesia ini, hal yang terpenting untuk selanjutnya adalah nilai-nilai Alquran mampu hadir dan terjaga dalam kehidupan kampus.
Sementara itu, Wakil Ketua Pelaksana MTQMN XV, Dr. Yusuf Hanafi, S.Ag., M.Fil.I. merinci kunci sukses dalam penyelenggaraan musabaqah, yaitu kesungguhan, komitmen, dedikasi, dan kerja keras. Tanpa itu semua ia merasa tidak akan meraih hasil yang maksimal. Dalam acara-acara besar seperti kali ini, lanjut Yusuf, koordinasi merupakan masalah yang paling utama. “Koordinasi antara bagian-bagian kepanitiaan itu yang membutuhkan energi besar,” ujar dosen yang juga menjabat Kepala Pusat Pengembangan Kehidupan Beragama (P2KB) UM tersebut.
Sejauh ini, meskipun banyak terjadi kendala, panitia dari kedua kampus penyelenggara dapat mengatasi masalah dengan baik. Dosen Sastra Arab tersebut menuturkan bahwa yang terpenting dalam penyelenggaraan MTQMN kali ini dinilai oleh banyak pihak yang paling sukses dibanding penyelenggaraan sebelumnya,” tutur dosen Sastra Arab UM ini. Menurut Yusuf, makna tersirat dari MTQMN XV ini ialah sebuah ajang untuk mendalami nilai-nilai qurani dalam karakter peserta didik, “Jadi ini bukan sekedar musabaqah semata, tapi lebih dari pada itu, ini adalah pendidikan karakter,” tutup pria yang juga anggota Dewan Penyunting Majalah Komunikasi tersebut.

Apresiasi Menteri hingga Bupati
Menristekdikti, Mohamad Nasir berharap gelaran MTQMN XV mampu membumikan Alquran di kampus-kampus Indonesia. “MTQMN yang dilaksanakan saat ini menjadikan terwujudnya revolusi mental di kalangan mahasiswa, selain meningkatkan kemampuan membaca Alquran dengan baik,” ujar guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro ini. Revolusi mental tersebut, lanjut Nasir, ialah dalam kaitan meningkatkan peran mahasiswa untuk membangun negeri.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kemristekdikti, Prof. Ainun Na’im, Ph.D., mengatakan bahwa akan ada apresiasi khusus untuk tuan rumah dan juara umum MTQMN XV. Gelar juara umum MTQMN XV ini bisa digunakan untuk melengkapi aplikasi pendaftaran beasiswa. “Reward untuk juara ini secara implisit juga sebagai usulan dalam evaluasi berbagai program, termasuk sebagai ‘tiket masuk’ jenjang yang lebih tinggi, magister (S-2) misalnya, baik di dalam maupun luar negeri,” kata Ainun.
Dalam sambutan penutupan MTQMN XV, ia mengatakan dampak langsung maupun tidak langsung Alquran terhadap perkembangan peradaban dunia cukup nyata. “Isi Alquran yang terkandung soal ilmu dan teknologi dan ditemukan seperti sekarang ini, sudah disebutkan dan tertulis dalam Alquran,” ujarnya. Alquran, katanya, mulai masuk dalam ranah kampus sudah hampir tiga puluh tahun lalu melalui penyelenggaraan MTQMN pertama di Universitas Jambi pada 1989. “Dengan hadirnya Alquran di kampus-kampus di Indonesia, diharapkan akan mampu membawa kampus bersangkutan dan negeri ini menjadi semakin baik,” kata profesor bidang akuntansi ini.
Apresiasi serupa juga datang dari Walikota Malang Mochamad Anton. Ia menilai ajang MTQMN XV dapat memperkuat tali persaudaraan sesama muslim di Indonesia. Terlebih lagi, ajang ini diikuti para mahasiswa yang berasal dari Sabang sampai Merauke. “Kegiatan ini juga diharapkan mampu memberikan penguatan tentang pengamalan ajaran Islam yang rahmatan lil alamin,” ujar walikota yang akrab disapa Abah Anton tersebut pada jamuan makan malam di Balai Kota Malang, Kamis (27/07) malam. Jamuan makan tersebut digelar seusai pelantikan Dewan Hakim MTQMN XV oleh Ketua Dewan Hakim, Prof. Dr. KH. Said Agil Al Munawwar, M.A.
Di sisi lain, Abah Anton menyebutkan, kegiatan keagamaan semacam MTQMN sangat selaras dengan program pemerintahannya. Program ‘Gerakan Salat Berjamaah di Awal Waktu’ sama-sama memiliki pesan moral dalam menyukseskan revolusi mental. Ia pun berharap dengan adanya kegiatan-kegiatan seperti ini, mampu membentengi hal negatif pada anak-anak bangsa. “Kegiatan-kegiatan tersebut sama-sama menguatkan ukhuwah islamiah,” ujarnya.
Selain itu, wujud apresiasi Pemkot Malang ialah dengan menyediakan bus Malang City Tour (Macyto) gratis bagi kafilah, ofisial, dan panitia selama tujuh hari penyelenggaraan dengan starting point berada di UM dan UB. Keberadaan bus wisata tersebut difungsikan untuk ajang promosi wisata Kota Malang, terutama pada titik-titik strategis yang bersejarah, seperti Museum Brawijaya, Stasiun Kota Baru, dan sebagainya.
Sependapat dengan Anton, Bupati Malang, Dr. H. Rendra Kresna, menyebutkan bahwa pihaknya getol memanfaatkan momen dua tahunan ini sebagai sarana promosi pariwisata daerahnya. “Secara tidak langsung, meskipun para kafilah menginap di ma’had UIN (Maulana Malik Ibrahim, red.), tetap saja ofisial banyak menginap di hotel-hotel wilayah Malang Raya. Hal tersebut bisa menumbuhkan ekonomi masyarakat sekitar,” ujarnya pada kesempatan gala dinner bersama kafilah dan ofisial MTQMN XV di Pendopo Kabupaten Malang, Minggu (30/07).
Ia juga menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten Malang melalui Dinas Pariwisata menyediakan transportasi gratis dan menggratiskan pula tiket masuk ke pantai-pantai yang berada di kawasan Malang selatan, khusus bagi kafilah dan ofisial yang sedang tidak bermusabaqah. “Tapi untuk makannya, ditanggung sendiri ya,” canda Rendra yang kemudian disambut tawa peserta gala dinner.
Pada halaman selanjutnya, akan dibahas profil masing-masing tim musabaqah. Perjuangan, doa, dan dukungan dari sivitas akademik UM membawa mereka menjadi peraih juara umum MTQMN XV.Maulani/Arvendo