OPINI SKRIPSI

oleh Aminatus Sakdiah

Mahasiswa semester tua identik dengan aktivitas mengerjakan skripsi. Skripsi sudah seperti “pacar” yang selalu menemani hidup para penyandang status semester tua, sehingga membuat hari-harinya menjadi lebih berwarna. Tidak jarang, mahasiswa yang sedang menempuh skripsi berubah 180 derajat menjadi mahasiswa yang lebih rajin. Dari yang mulanya suka jalan-jalan berubah menjadi lebih suka diskusi dengan teman-temannya, dari yang mulanya suka nongkrong di kafe atau belanja di mal menjadi rajin mengunjungi perpustakaan, dari yang mulanya malas beribadah menjadi rajin bangun malam untuk berdoa, dan perubahan aktivitas positif lainnya.


Di sisi lain, tidak sedikit pula mahasiswa yang menganggap masa-masa penyelesaian skripsi adalah masa terberat yang harusnya di-skip dari masa studinya. Mereka menganggap menempuh skripsi sama seperti sedang menghadapi “momok” yang membuat hari-harinya terasa menakutkan. Hal tersebut terbukti dari perilaku beberapa mahasiswa yang sedang menempuh skripsi enggan menemui pembimbingnya dengan alasan belum memperoleh inspirasi tema dan judul, belum mendapatkan teori yang sesuai, bahkan dilema menentukan tempat penelitian. Bagi mereka, bertemu dengan pembimbing merupakan hal yang paling menegangkan, seperti tawanan yang hendak diinterogasi oleh petugas polisi. Belum lagi, mahasiswa yang mendapatkan dosen pembimbing yang semasa perkuliahan dianggap killer.Membayangkan mukanya saja, mereka sudah takut terlebih dahulu. Seperti kata pepatah, menyerah sebelum perang.
Berbicara tentang percaya diri, konsep Mestakung (Semesta Mendukung) telah diterapkan di UMN (Universitas Multimedia Nusantara) agar mahasiswanya memahami hukum penciptaan dari alam semesta. Hukum tersebut diharapkan dapat memberi dorongan kepada mahasiswa untuk dapat berpikir besar dan percaya diri dalam menggapai cita-citanya. Mestakung merupakan ringkasan dari Krilangkung (Kritis, Langkah, dan Tekun). Menurut Winarno (2011), hukum Krilangkung berisi: (1)pada setiap kondisi kritis ada jalan keluar, (2)ketika seseorang melangkah ia akan melihat jalan keluar, (3)ketika seseorang tekun melangkah, ia akan mengalami mestakung (semesta mendukung).
Tiga prinsip Krilangkung di atas sangat cocok untuk diterapkan oleh mahasiswa yang sedang menempuh skripsi baik di Universitas Negeri Malang maupun di universitas lainnya. Mereka perlu mengetahui ada prinsip ajaib yang akan mengubah pandangannya tentang skripsi, sehingga tumbuhlah mindset pantang menyerah dalam hati, jiwa, dan raganya.
Penerapan prinsip Krilangkung dalam proses pengerjaan skripsi antara lain sebagai berikut. Pertama, mahasiswa yang sedang menempuh skripsi banyak  mengalami dilema. Skripsi dianggap sebagai masalah besar yang menjadi beban dalam hidupnya. Jika hal ini terjadi, maka ingat prinsip pertama yaitu pada setiap kondisi kritis ada jalan keluar. Jangan khawatir, jika skripsi menjadi masalah besar dalam hidup Anda karena setiap ada masalah ada pula jalan keluarnya. Kedua, ketika seseorang melangkah ia akan melihat jalan keluar. Jika sedang menempuh skripsi yang dianggap berat itu, maka ingatlah ketika Anda  melangkah (berusaha), Anda akan menemukan jalan keluar. Bukan hanya dilema meratapi masalah tersebut, tetapi berusaha mencari jalan keluar merupakan tindakan yang tepat. Persiapkan senjata (bahan) apapun yang akan digunakan untuk menghadap pembimbing, seperti persiapkan tema, judul, teori yang sesuai dan sebagainya. Akan tetapi, yang lebih perlu dipersiapkan adalah menyiapkan hati dan mental yang kuat untuk menghadapi pembimbing. Tidak perlu merasa takut yang berlebihan terhadap pembimbing, sekalipun pembimbingnya terkenal sebagai dosen killer. Bagaimanapun juga, pembimbing juga manusia biasa yang juga makan nasi seperti kita. Jadi, persiapkanlah!
Jika prinsip pertama dan kedua sudah dilakukan, maka masih ada prinsip ketiga yaitu prinsip terakhir yang bunyinya ketika seseorang tekun melangkah, ia akan mengalami mestakung (semesta mendukung). Jadi, berbahagialah bagi mahasiswa yang tidak pernah menyerah dalam mengerjakan skripsinya, meskipun berbagai macam rintangan menghampiri, seperti sulit mencari teori yang jelas dan sesuai penelitiannya, sulit menemui pembimbingnya, dan rintangan-rintangan lainnya. Ingat, tidak pernah menyerah, terus melangkah, terus mencari jalan keluar, selalu hadapi masalah yang ada, maka siapapun akan mengalami mestakung (semesta mendukung), semesta akan mendukungnya untuk menemukan jalan keluar dari setiap permasalahan yang menghampiri.
Paparan tiga prinsip di atas menunjukkan kita bahwa menyelesaikan skripsi tidak sesulit, semenakutkan, dan semenegangkan yang dibayangkan. Hanya saja, apapun yang dianggap rintangan perlu dihadapi dengan jiwa yang besar dan hati yang lapang. Ringkasan kegiatan yang dapat dilakukan mahasiswa saat menempuh skripsi yakni; pertama, temui pembimbing. Perkenalkan diri, minta dibimbing dan mintalah doa kepadanya. Kedua, persiapkan tema. Pilih tema yang diminati sesuai dengan studi yang telah ditempuh, agar tidak menjadi beban dalam proses penulisannya karena yang dibahas merupakan hal yang diminati/disukai. Ketiga, buat judul. Judul tidak perlu muluk-muluk, sederhana saja tetapi buat semenarik mungkin, sehingga setiap orang yang membaca judul tersebut tercengang atau mengatakan“wow keren”.
Terapkan prinsip Krilangkung saat proses menyelesaikan skripsi. Jaga kesehatan dan mood karena berpengaruh terhadap proses penyelesaian skripsi. Apapun yang dilakukan dengan hati akan mudah diterima oleh hati pula. Jika menuliskan skripsi dengan rasa bahagia maka hasilnya juga akan indah, sehingga pesan yang dituliskan akan sampai kepada pembaca. Jangan lupa jalani hari-hari Anda sebagaimana mestinya, ikhtiar (berusaha), dan doa semaksimal mungkin. Selanjutnya tawakal (berserah diri) kepada yang Maha Berkehendak. Jangan lupa senyum dan semangat skripsi!
Penulis adalah mahasiswa S-1 Pendidikan Luar Sekolah dan
Juara I Opini Kompetisi Penulisan Rubrik Majalah Komunikasi 2017