Problem Ketidakpercayaan Diri
Assalamualaikum Wr. Wb.
Saya mempunyai hobi menulis. Alhamdulillah, berkat beberapa tulisan, terkadang saya mendapat beberapa penghargaan yang cukup membanggakan. Kebanyakan orang mengatakan bahwa saya hebat. Namun, mengapa saya tidak merasa demikian? Bahkan saya merasa jauh lebih penting untuk menutupinya daripada harus membanggakannya. Ketika saya berprestasi, saya merasa semakin canggung untuk bersosialisasi. Kebanyakan teman saya juga demikian. Seperti ada sekat yang menjadikan sikap mereka berbeda. Kebetulan saya bukan dari keluarga yang “berpendidikan”, jadi di lingkungan saya sangat jarang yang memprioritaskan hal-hal berbau akademik, apalagi kepenulisan. Terkadang saya merasa sungkan apabila mendapat penghargaan lebih. Pernah saya mencoba berteman dengan orang-orang yang gandrung akan prestasi membanggakan. Namun, lingkungan seperti itu malah mematikan semangat sosial saya, sedikit sekali rasa solidaritas, dan memberi tanpa pamrih yang saya pelajari. Semua malah saling berkompetisi mendapatkan penghargaan dan pengakuan sebanyak-banyaknya
Di sisi lain, saya mempunyai pemikiran bahwa ketika saya tidak menulis, tidak berprestasi, saya tidak bisa mencapai mobilitas sosial vertikal naik. Untuk memperbaiki hidup, maka saya harus banyak belajar menggali banyak ilmu, mengikatnya ke dalam tulisan, dan mengujinya melalui perlombaan. Tujuan utama saya mengikuti perlombaan cuma sebatas itu, memperbaiki hidup saya dan bermanfaat bagi lingkungan sekitar saya agar lebih “berpendidikan”. Sebenarnya, beberapa teman telah menyarankan saya harus lebih percaya diri (PD) untuk mengapresiasi seluruh pencapaian saya, agar bisa menginspirasi, katanya. Tapi saya tipe orang yang susah membanggakan diri sendiri. Lantas, apa yang harus saya lakukan? Apakah ada yang salah dengan sudut pandang saya? Bagaimana cara memperbaikinya?
Terima kasih
Waasalmu’alaikum Wr. Wb.
Waalaikumsalam Wr.Wb.
Dari uraian yang Saudara sampaikan, ada dua permasalahan utama yang menjadi kendala. Pertama, permasalahan sudut pandang atau sikap terhadap penghargaan prestasi menulis, yaitu ketika Saudara merasa tidak bangga dengan prestasi menulis yang telah diraih, juga menilai diri sendiri tidak cocok bergaul dengan teman yang menyukai kompetisi menulis dan perilaku Saudara yang cenderung menutupi prestasi yang telah dicapai. Kedua, permasalahan bersosialisasi dengan teman, yaitu merasa ada sekat atau dinding penghalang ketika berinteraksi dengan teman yang mengetahui tentang prestasi menulis yang Saudara dapatkan sehingga suasananya menjadi canggung.
Pada permasalahan pertama, pada dasarnya, sikap atau sudut pandang Saudara terhadap penghargaan prestasi menulis tersebut tidak salah. Tiap orang dapat memiliki sikap yang berbeda dalam menilai sesuatu. Namun, suatu sikap dapat menjadi salah ketika sikap tersebut merugikan orang lain atau menghambat perkembangan diri sendiri. Sikap Saudara yang cenderung negatif terhadap penghargaan prestasi menulis juga mempengaruhi perasaan dan perilaku. Saudara menjadi merasa tidak bangga, sibuk menutupi prestasi menulis, dan menghindari orang-orang yang senang berprestasi. Kondisi ini dapat menghambat perkembangan keterampilan menulis Saudara.
Pada permasalahan kedua, bersosialisasi dengan teman adalah suatu proses menjalin hubungan interpersonal. Kurang lancarnya proses sosialisasi ini berkaitan juga dengan permasalahan yang pertama. Ketika Saudara mempunyai sikap negatif, maka secara sadar atau tidak sadar akan mempengaruhi perilaku sehingga teman sekitar juga akan merasa tidak nyaman. Padahal dalam menjalin hubungan interpersonal dibutuhkan adanya keterbukaan, kepercayaan, dan komunikasi yang efektif.
Lalu, apa yang bisa Saudara lakukan? Beberapa perubahan yang dapat Saudara lakukan untuk mengembangkan diri, antara lain (1) merubah sikap menjadi positif terhadap penghargaan prestasi menulis dengan cara memikirkan hal-hal positif yang didapat dari kegiatan tersebut, misalnya berpikir bahwa dengan mengikuti kompetisi maka akan mendapat feedback cara menulis yang lebih baik; (2) menemukan motivasi dari dalam diri sendiri tentang kegiatan menulis, misalnya mengasah kemampuan menulis dengan tujuan dapat menuangkan ide inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat dan dapat membuat tulisan-tulisan yang menginspirasi dan mencerdaskan masyarakat; (3) tetap berteman dengan siapapun, termasuk dengan teman-teman yang sangat menyukai kompetisi menulis, karena Saudara dapat saling belajar dengan siapapun, namun tetap jadi diri sendiri, yaitu tetap rendah hati atau tidak show-off; (4) keterampilan bersosialisasi dengan teman dapat ditingkatkan dengan Saudara menjadi diri sendiri, tidak perlu menutupi prestasi, namun juga tidak perlu show-off. Bila teman lainnya tahu tentang penghargaan yang Saudara peroleh, maka akui itu dan ucapkan syukur, katakan kepada teman-teman bahwa Saudara dengan senang hati untuk sharing pengalaman. Dapat juga dengan menyisihkan hadiah untuk beli snack yang dapat dimakan bersama-sama sehingga makin akrab. Saudara juga dapat meningkatkan kemampuan humor dan membicarakan hal-hal lainnya yang sedang menjadi fokus pemikiran teman-teman (meningkatkan rasa empati). Jadi tidak harus berbicara tentang diri sendiri.
Demikian, semoga bermanfaat! Tingkatkan terus kompetensi Saudara.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Jawaban dari Ike Dwi Astuti, dosen Fakultas Psikologi Universitas Negeri Malang