Demi menangkal apatisme pemuda di media sosial dalam pemilihan dan strategi memilih pemimpin, Universitas Negeri Malang (UM) helat Seminar Nasional pada (11/11) yang bertemakan “Pemuda dan Masa Depan Politik Indonesia: Berebut Pemilih di Media Sosial”. Menghadirkan Pemateri Wakil Gubernur Jawa Timur Terpilih 2019-2024, Dr. Emil Elestianto Dardak, M.Sc. acara ini diprakarsai oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial (BEM FIS).

Tidak tanggung-tanggung, acara ini menghadirkan pemateri-pemateri yang kredibel di bidang politik dan informasi Indonesia, antara lain: Gungun Siswadi, perwakilan Kementerian Informasi (Kominfo), Fajar Subhi Arif, Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa, Dr. Emil Elistianto Dardak, M.Sc., Wakil Gubernur Jawa Timur Terpilih 2019-2024, dan Dr. Sri Untari, M.Si., Dosen Politik Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan (HKn) UM. Acara ini mendapat sambutan baik dari berbagai pihak, terbukti sebanyak 700 hadir memadati aula gedung I1 FIS UM, baik dari civitas akademika UM maupun luar UM.

Ketua BEM FIS UM, Nur Wahyu Putra mengungkapkan latar belakang diadakan seminar ini karena melihat politik di media sosial cukup tren saat ini. Melalui seminar ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada pemuda, khususnya mahasiswa agar dapat memilih pemimpin secara cerdas di media sosial, mengurangi sikap apatisme pemuda dalam hal politik, dan tentunya tidak terbawa berita hoaks.

Materi sesi pertama yang disampaikan oleh Gungun Siswandi dan Fajar Subhi Arif, membahas seputar politik di sosial media. Perwakilan Kominfo ini memaparkan tentang ciri-ciri berita hoaks serta memberikan tips kepada pemuda untuk mengonfirmasikan kebenaran berita sebelum disebarluaskan. Ditegaskan kembali oleh Fajar Subhi Arif, bahwa hendaknya masyarakat dapat memilah informasi yang bermakna, alih-alih menyebarkan berita hoaks untuk menjatuhkan lawan politik. “Yang penting gunakan akal sehat saat membaca berita di internet. Jangan sampai otak kalah dengan jempol,” imbuh Ketua Bawaslu ini.

Diskusi semakin semarak saat Emil Dardak menyampaikan eksistensi milenial dalam pusaran politik Indonesia. Emil menjelaskan sudah saatnya pemuda tidak hanya mengkritik pemerintah di media sosial tetapi turut berpartisipasi, memberi dukungan untuk membangun negeri. “Peran masyarakat penting. Bersuaralah! Tidak hanya bersuara untuk mengkritik tetapi bersuara untuk dukungan, karena itu juga sangat penting. Harapannya, dukungan dapat diperoleh melalui informasi di media sosial,” paparnya.

Karina Okta Bella