Tiffana Nurrunnada Aini, perempuan berparas cantik, ceria, percaya diri, dan selalu tampil stylish, itulah kesan pertama kali yang nampak saat bertemu dengannya. Liburan kuliah telah tiba, ia menghabiskan waktu untuk mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kabupaten Ponorogo. Disela-sela kesibukan di dunia broadcasting dan kuliah, Tiffana menyempatkan diri untuk bercerita kepada Kru Komunikasi mengenai kisahnya.

Riuh kicau burung memecah hening kampus yang telah ditinggal mahasiswa untuk kembali pulang ke kampung halaman. Perempuan yang baisa dipanggil Tiffana ini mulai memutar kembali kenangan masa kecilnya, “Ibu selalu mendukung sejak aku kecil, ibu punya peran yang sangat besar dalam karirku selama ini” ujar Tiffana di awal perbincangan. Sejak kecil ia sudah terlatih dengan mengikuti berbagai perlombaan, suatu kebanggaan tersendiri untuk kedua orang tua ketika Tiffana kecil sudah berhasil merajut prestasi dalam berbagai bidang yang melatih kepercayaan diri seperti story telling. Sosok ibu yang ulet sangat berperan dalam tumbuh kembang Tiffana, sejak kecil ia sudah harus mengikuti bimbingan belajar dan mencari passion soft skill sebagai pengetahuan tambahan. Belajar piano, menyanyi, gitar, dan merajut sudah ia lakoni sejak kecil. Tak heran jika sekarang ia menjadi salah satu mahasiswa favorit di kampus. Ketertarikan Tiffana pada dunia broadcasting rupanya sudah terlihat sejak kecil, ia kerap mengikuti ajang lomba broadcasting yang akhirnya mengantarkannya pada dunia Master of Ceremonies (MC) saat ini.

Menurut Tiffana seseorang yang ingin berkarier dalam dunia MC tidak harus berwajah cantik atau tampan, namun cukup dengan berpenampilan rapi dan menarik. “Karena dalam dunia MC kita dituntut untuk berfikir kreatif, hal ini dilakukan untuk menciptakan sebuah acara yang mengibur dan tidak membosankan” tambahnya. Kemampuan dalam dunia MC semakin ia asah ketika memasuki masa perkuliahan, sejak tahun 2016 ia mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Ikatan Pecinta Retorika Indonesia (IPRI) di UM.  Melalui IPRI ia belajar banyak hal hingga akhirnya ia terpilih menjadi MC di kegiatan yang besar yaitu Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB). Menjadi MC di acara kampus menjadi tantangan tersendiri untuk Tiffana, ia membawa nama baik kampus dihadapan ribuan mahasiswa baru yang menggantungkan harapan di UM.

Kecapakan perempuan yang memiliki hobby traveling ini tak diraih dengan mudah, ia sempat merasa putus asa ketika gagal mempertahankan juara saat mengikuti perlombaan, tahun 2017 ia mengikuti lomba News Anchor di Yogyakarta dan gagal. “Ketika orang tua dan orang-orang yang disekitar berharap lebih atas kemenangan, tapi saya malah gagal. Disini tanggungjawab berat yang harus saya pikul” ujar Tiffana. Keterpurukan tak ia biarkan hinggap lama-lama, ia segera bangkit dan memperbaiki kesalahan. Ia mempuyai tekat untuk menaklukkan Yogyakarta, berbekal semangat berlatih dan banyaknya pengalaman akhirnya di tahun 2019 ia kembali mengikuti perlombaan News Acnhor di Yogyakarta dan berhasil membawa pulang piala Juara III dan Juara I di Cyber Mall Malang.

Cuaca cukup terik, duduk di gazebo kampus yang berhadapan langsung dengan danau kampus dan rerimbun pohon menjadikan suasana semakin temaram. Tiffana kembali bercerita, dibalik sikapnya yang ceria dan mudah bersosialisasai ternyata itu merupakan tuntutan sebagai seorang MC. Mudah bersosialisasi maksdunya adalah mampu beradaptasi dengan lingkungan dan orang sekitar dimanapun berada, karena seseorang yang berkarier di dunia MC tidak selalu bekerja pada tempat yang sama. Bekerja sebagai MC juga harus mampu bekerjasama dengan tim penyelenggara acara.

Kariernya semakin melejit, tak membuat ia berbesar hati. Tiffana tetap menjadi mahasiswa bertalenta yang rendah hati. Ia tak segan bertukar ilmu dan pengalaman bersama teman-teman di UKM IPRI. Sikap ramahnya menjadikan ia banyak penggemar, ia banyak mendapat job untuk menjadi MC dalam berbagai acara, mulai dari acara seminar kampus hingga pernikahan. Tak puas membuka jasa MC, lantas ia membuka jasa Make Up Artist. Banyak teman-temannya yang meminta bantuan Tiffana untuk Make Up sekadar acara keluarga hingga acara wisuda. Menjadi MC menuntut ia untuk selalu berpenampilan menarik, karena itu ia menjadi perempuan yang pandai bersolek.

Pandai memanfaatkan keadaan dan passion menjadi pegangan Tiffana selama ini. “Selagi mampu dan ada kesempatan mengapa tidak dicoba?” ungkapnya. Didikan sosok ibu yang berlatar belakang sebagai guru membuat ia menjadi pantang menyerah dan tak kenal lelah. Tiffana harus membagi waktu antara kegiatan akademik dan non akademik yang ia lakoni. Tak jarang ia mendapati jadwal yang bertabrakan, tetapi ia mementingkan kegiatan akademik.

Tak terasa waktu semakin berlalu, sayup-sayup daun terdengar saling bergesekan. Keinginan yang menggebu-gebu membuat ia berjuang meraih apa yang ia inginkan, yaitu menjadi Announcer dan Presenter. Ia bertekad akan meraihnya dalam waktu dekat disela-sela kuliahnya yang menginjak semeseter akhir. “Berkarier dalam dunia MC dan broadcasting? Siapa takut?” tutup Tiffana dalam obrolan siang ini. Amey.