Menghadapi dunia saat ini pemuda harus maju den­gan cerdas, berkelas, dan berkualitas. Begitulah yang diutarakan oleh Mucham­mad Alfan Salim Fanandi, mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa Arab Universitas Negeri Malang UM). Sabtu (16/11) lalu, Alfan ber­hasil mengharumkan nama UM dengan meraih Juara 1 Putra Duta Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) 2019 yang digelar oleh Pengurus Wilayah (PW) ISNU. Sementa­ra, Juara 1 Putri juga diraih oleh mahasiswa UM, Tsurroya Adibah Alkarimah. Dia tercatat sebagai mahasiswa 2018 prodi Pendidikan Bahasa Inggris. UM layak berbangga kare­na mereka kedua mahasiswanya berhasil menyisihkan ratusan peserta di ajang itu.

Bersaing secara ketat dengan peserta lain, Alfan dan Adibah menjalani proses seleksi yang cukup panjang, dimulai den­gan seleksi administrasi dan pengunggahan video motivasi di akun Instagram. Setelah dinyatakan lolos, mereka harus mengikuti karantina yang diisi dengan pembekalan dan sesi tes. Tak ketinggalan, mereka ha­rus unjuk kebolehan di malam grand final yang dihelat di Grand City Mall, Surabaya. “Menurut saya ini cukup ketat melihat ban­yaknya jumlah awal dari pendaftar Duta ISNU sendiri,” tutur Adibah ketika diwawa­ncarai oleh kru Komunikasi. Walaupun baru pertama kali digelar, sebanyak 559 pendaf­tar telah berpartisipasi dalam ajang ini.

Sebelum grand final dihelat, keduanya bersama 98 finalis lain yang berasal dari berbagai daerah di Jawa Timur dikarantina selama dua hari di Hotel Singgasana, Sura­baya. Beragam kegiatan dilalui mulai dari sesi tes wawancara wawasan umum dan un­juk bakat serta pembekalan yang meliputi materi ke aswajaan NU-an, public speaking, catwalk, serta motivasi. Menampilkan lagu Once berjudul “Dealova”, Adibah sukses menyisihkan peserta lain dan menjadi ba­gian dari 20 finalis yang tampil di grand fi­nal, sedangkan Alfan menampilkan pidato dua bahasa, yakni bahasa Arab dan bahasa Indonesia disertai dengan bacaan selawat.

Malam grand final berlangsung dengan meriah dengan dihadiri oleh banyak kalan­gan. Para finalis yang lolos harus berjalan di atas catwalk dengan disaksikan para audi­ence. Setelahnya, juri memutuskan delapan peserta yang lolos dan melaju ke sesi tanya jawab serta tes membaca Alquran. Hasil pe­nilaian akhir menetapkan Alfan dan Adibah sebagai Juara 1 Putra dan Juara 1 Putri.

“Tiada kata lain selain alhamdulil­lah,” ungkap mahasiswa Sastra Arab an­gkatan 2017 ini ketika dinobatkan men­jadi Duta ISNU Putra. Dirinya mengaku tidak menyangka akan menyandang gelar itu. Pada saat karantina, santri Pon­dok Pesantren Sabilurrosyad, Malang ini mengaku sempat sakit gigi. Namun, ia tetap optimis dan semangat. Saat dit­anya tujuan mengikuti ajang Duta ISNU, dirinya mengaku ingin menunjukkan eksistensi pemuda NU yang berwawasan luas, berpengalaman bebas, berelasi tanpa batas, dengan tetap berakhlak ma­was dan pantas. Sebelumnya, Alfan juga pernah menjadi duta sekolah semasa duduk di madrasah aliyah (SMA, red.).

Berbeda dengan Alfan, Adibah meng­utarakan sejauh ini belum pernah mengi­kuti ajang pageant sebelumnya. Dirinya mengaku sempat minder dengan salah satu peserta yang merupakan runner up Puteri Muslimah 2019. Berbekal rida orang tua, Adibah pun yakin mengikuti serangkaian proses seleksi. Lebih lanjut, gadis yang berasal dari Singosari ini me­nuturkan, Duta ISNU tidak lain sebagai kaum nahdliyin untuk menunjukkan bahwa generasi NU mampu berkiprah di masyarakat, bisa diandalkan, dan ten­tunya berhaluan Islam ahlu sunnah wal jamaah an nahdliyah. “Generasi milenial harus terus berkarya dan memperban­yak wawasan agar mampu memberikan kontribusi di setiap bidang yang dibu­tuhkan masyarakat,” terang Adibah.Diah