“Salam SP, Mencatat Indonesia!” Yel-yel itu menjadi penyemangat saat Sosialisasi Sensus Penduduk 2020 yang berlangsung pada Rabu, (27/11) di Sasana Budaya Uni­versitas Negeri Malang (UM). Badan Pusat Statistik (BPS) menggelar kegiatan ini den­gan mendatangkan tiga pemateri, yakni Drs. Sunaryo, M.Si., Kepala BPS Kota Malang, G. Raymond H. Matondang, perwakilan Di­nas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil), dan Prof. Dr. Budijanto, M.Sos., dosen Jurusan Geografi UM.

Kota Malang saat ini disebut-sebut seb­agai migrasi pendidikan karena banyaknya calon mahasiswa yang melanjutkan studi­nya di kota ini dan belum terdaftar secara resmi. Sensus bisa dilakukan dengan dua cara, de facto dan de jure. Secara de facto sensus dilakukan dengan mencatat setiap pendatang ataupun penduduk tetap tanpa memerhatikan lamanya mereka tinggal di sana. Secara de jure sensus dilakukan den­gan mendata penduduk yang sudah resmi memiliki KTP di kota tersebut.

Di Indonesia sensus penduduk di­lakukan sepuluh sekali. Tahun 2020 sen­sus penduduk dilakukan dengan metode kombinasi, metode yang berbeda dari tahun sebelumnya. Metode tersebut ber­basis teknologi dan tradisional. Masyarakat dapat melakukan sensus sendiri melalui website sensus.bps.go.id. Sensus Penduduk Online (SPO) akan dimulai 15 Februari sam­pai Maret 2020. Ada beberapa tahapan yang dipersiapkan sebelum SPO digelar, di antaranya koordinasi dan konsolidasi, penyiapan basis data kependudukan, pen­dataan mandiri, penyusunan daftar pen­duduk, pemeriksaan daftar penduduk, veri­fikasi lapangan, dan pencacahan lapangan.

Selama sensus berlangsung BPS meng­gandeng Direktorat Jenderal Kependudu­kan dan Catatan Sipil (Dukcapil). Namun, ti­dak perlu khawatir data pribadi akan bocor dan tersebar luas saat melakukan SPO kare­na ada hukuman bagi petugas yang tidak jujur. Seperti Pasal 21 UU No.16 Tahun 1997 tentang Kerahasiaan Data Pribadi Respon­den yang jika melanggar diancam dengan kurungan maksimal lima tahun dan denda maksimal Rp100 juta. Keamanan data su­dah menjadi fokus terbesar BPS.

Kerja keras BPS tentu harus didukung dengan partisipasi aktif masyarakat Indo­nesia, baik muda maupun tua. Jadi, sem­patkanlah hari Anda untuk melakukan sen­sus 2020 demi terwujudnya tujuan sensus yaitu menyediakan data jumlah, kompo­sisi, distribusi, dan karakteristik penduduk menuju satu data kependudukan Indone­sia.

Terselenggaranya sensus penduduk 2020 juga harus didukung oleh mahasiswa. Mereka dipersiapkan menjadi agen sen­sus dengan tugasnya melaksanakan dan membantu menjelaskan tentang SPO ke­pada semua lapisan masyarakat. Marilah semuanya kita jadi bagian dari kesempa­tan langka dalam perjalanan #MencatatIn­donesia, terlebih jika semua bisa mengisi secara online akan meminimalisir jumlah tenaga sensus serta dana yang digelontor­kan. Tahun sebelumnya sensus membutuh­kan anggaran sekitar Rp5,5 triliun, semen­tara yang disetujui Rp3,3 triliun, sedangkan untuk tahun 2020 BPS menganggarkan sekitar Rp4 triliun, tetapi belum disetujui sampai saat ini.Caecilia