oleh Nindy Irana M.

Judul buku : Mantappu Jiwa
Penulis : Jerome Polin Sijabat
Penerbit : Gramedia
Tahun Terbit : 2019
Berat/Lebar : 0.3 kg/13,5 cm


“MUDA, CERDAS, dan BERTALENTA” adalah tiga kata yang patut disandangkan oleh pemu­da kelahiran 2 Mei 1998 ini. Siapa lagi kalau bukan Jerome Polin Sijabat, atau yang sering dikenal dengan Jerome Polin. Lini masa se­dang gencar-gencarnya membicarakan pemu­da yang mendapat beasiswa penuh untuk melanjutkan studi ke Negeri Sakura tersebut.

Berawal dari YouTube, pemilik akun den­gan nama Nihongo Mantappu ini mulai dikenal oleh masyarakat luas. Berkat konten-konten yang bernilai positif, memotivasi juga meng­hibur, dalam tahun pertamanya Jerome Polin sudah memiliki ratusan ribu subscribers yang hingga detik ini sudah hampir mencapai dua juta subscribers. Tak hanya itu, pemuda berda­rah Batak ini juga seringkali membagikan vid­eo, foto, dan tulisan-tulisannya di akun Twitter @jeromepolin. Foto pribadi, video bermusik, hingga cuitan-cuitan receh selalu mendapat tanggapan menarik dari netizen.

Tak puas hanya dengan merambah me­dia elektronik, Jerome Polin mencoba lagi untuk semakin memberi dampak dan pen­garuh baik melalui media cetak. Baru-baru ini sebuah buku berjudul Mantappu Jiwa telah beredar luas di berbagai toko buku di Indone­sia. Dengan sebuah embel-embel “latihan soal matematika” yang ia sandangkan di baris tera­tas sampul buku tersebut. Buku ini sebenarnya lebih banyak menceritakan kisah kehidupan­nya, mulai dari hari lahir yang hampir bertepa­tan dengan terjadinya kerusuhan 1998, hingga ia dapat meraih beasiswa penuh ke universitas bergengsi di Jepang saat ini.

Buku yang lebih mengarah pada jenis buku autobiografi ini dipenuhi dengan cerita ten­tang betapa beratnya perjuangan seorang Je­rome Polin untuk mencapai cita-cita. Kisahnya yang berkali-kali gagal untuk menuntut ilmu di negeri tetangga hingga ia berhasil lolos seleksi beasiswa untuk memperdalam ilmu hitung-menghitung di Jepang, ditulis sedemikian rupa yang juga bahkan dapat membuat be­berapa pembacanya menitikkan air mata.

Buku terbitan Gramedia ini bahkan mampu terjual dua ribu eksemplar hanya dalam hitun­gan menit di awal pre-order-nya. Jajaran fans yang sudah menanti karya hebat dari seorang Jerome Polin ini sudah bersiap membuka ap­likasi belanja online mereka, bahkan beberapa jam sebelum waktu pemesanan dimulai.

Dengan gaya santai dan mudah dipahami, buku ini sangat cocok dibaca untuk semua ka­langan. Mulai dari anak muda hingga orang dewasa, akan ada banyak pelajaran yang dapat diambil di dalamnya. Ukuran tulisan yang juga cukup besar dengan font-font yang unik membuat siapa pun yang membacanya akan tertarik. Berwarna dan penuh dengan kalimat-kalimat bijak atau yang menurut bahasa anak muda sekarang disebut quotes, buku ini sema­kin memiliki kadar kemenarikan yang semakin tinggi.

“Aku sadar belum tentu Roma yang aku tuju adalah Roma ‘terbaik’ yang Tuhan sediakan buatku. Singapura dan negara-negara lain yang pernah kulirik harus kulewati dengan penuh per­juangan dan kekecewaan. Berkali-kali aku mem­pertanyakan maksud Tuhan, tak jarang rasanya ingin menyerah. Tapi dengan usaha tanpa henti yang dibalut dengan doa tak putus, Tuhan pasti menyediakan Roma ‘terbaik’ buat umat-Nya.” Itu merupakan kutipan di salah satu halaman bukunya. Selalu ada bubuhan #rumusjerome di tiap-tiap kalimat bijak yang ia tulis. Dise­but rumus karena ia memang tak jarang me­nyangkut-pautkan tulisannya dengan konsep matematika, baik dalam bukunya maupun di akun media sosialnya.

Memang benar kata orang, kedewasaan bukan diukur dari usia. Dari buku Mantappu Jiwa yang ditulis oleh pemuda berusia 21 ta­hun ini pembaca bisa mengambil banyak pe­lajaran hidup. Kisah Jerome Polin mengajarkan pembaca untuk bersikap lebih dewasa, berani mengambil keputusan, dan berani mencoba hal baru yang akan mengubah jalan hidupnya.

Tunggu apalagi, segera dapatkan buku yang akan membawa pembaca menyusuri je­jak langkah Jerome Polin. Jejak langkah yang akan mengajarkan banyak hal, memotivasi generasi muda untuk dapat mengikuti kisah suksesnya. Tidak akan ada rugi membaca se­buah buku karena buku dan ilmu merupakan salah satu harta terbesar manusia yang tak akan pernah habis.

Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Matematika dan Juara 2 Kompetisi

Penulisan Pustaka Majalah Komunikasi