DCIM\100MEDIA

Indonesia diperkirakan akan mengalami bonus demografi pada tahun 2045. Berangkat dari pernyataan tersebut, Sabtu (14/09) Koordinator Kegiatan Mahasiswa Kampus 3 (KKM 3) menyelenggarakan seminar nasional pendidikan yang menghadirkan beberapa pembicara, antara lain Dr. Dra. Hj. Umi Dayati, M.Pd., Prof. Dr. H. Zainuddin, M.Pd., dan Yauma Bahru Isnaini, S.Pd. Seminar tersebut bertajuk “Strategi Pendidik Berkarakter Menyongsong Bonus Demografi Menuju Indonesia Emas 2045”.
“Generasi muda produktif diharapkan mampu memanfaatkan usia produktifnya itu dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang produktif agar Indonesia mampu menuju emasnya di tahun 2045,” jelas Ketua Pelaksana Kegiatan, Sigit Wibowo. Menurut mahasiswa Jurusan Kependidikan Sekolah Dasar tersebut, karakter menjadi hal utama yang harus dimiliki oleh pendidik. Dengan begitu mereka akan dapat mendidik dan melahirkan generasi yang berkarakter untuk menyongsong bonus demografi tersebut. Sambutan Ketua Jurusan Kependidikan Sekolah Dasar, Dr. H. Sutarno, M.Pd. dan penampilan tari asmaradhana membuka seminar yang berlangsung di aula kampus 3 tersebut.
Guru Besar Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UM, Zainuddin menjelaskan bahwa Indonesia diperkirakan menjadi negara maju di dunia. Oleh karena itu, kemampuan berpikir tingkat tinggi dituntut dan pengambilan keputusan harus terus diasah. Seorang guru harus pintar (cepat dan tepat menyerap informasi, ilmu, dan referensi banyak, red.), cerdas, kreatif, dan inovatif. “Orang cerdas benar-benar memahami karakter seseorang, kaya pengalaman,” tutur profesor yang juga menjabat Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar tersebut. Lebih lanjut, Zainuddin menerangkan bahwa rajin belajar dan banyak ilmu saja tidak cukup. Seseorang juga harus kreatif dan cerdas agar ilmu yang dimiliki bisa diaplikasikan dengan baik. “Jangan lali jadi orang yang cerdas, orang yang aktif dalam berkegiatan,” pesannya pada 270 peserta yang terdiri dari mahasiswa, kepala sekolah, dosen, dan guru TK hingga SMA.
Tak jauh beda dengan Zainuddin, Umi Dayati menerangkan bahwa kemampuan berkomunikasi, critical thinking dan problem solving, kreatif, dan inovatif sangat penting dimiliki dalam menghadapi bonus demografi. Guru SD dan PAUD menjadi tokoh yang berperan dalam membentuk karakter anak. “Golden Age membentuk karakter itu sampai SD,” kata dosen FIP UM yang juga motivator level ASEAN tersebut. “Jadikan dirimu punya branding. Bonus demografi nggak usah dikhawatirkan,” ujarnya.
Selaras dengan Umi, Runner Up 2 Duta Genre Indonesia 2017, Yauma Bahru mengatakan bahwa dalam menghadapi bonus demografi anak muda harus memaksimalkan potensi yang dimiliki. Terdapat tiga langkah E yang perlu dilakukan, yakni terkait education, engagement, dan employment. Tiga poin ini adalah peningkatan kualitas pendidikan dari sisi soft skills maupun hard skills, peningkatan partisipasi dalam kegiatan, dan menciptakan lapangan kerja baru. “Saya jadi tahu bagaimana menghadapi bonus demografi di Tahun 2045. Alhamdulillah, dapat banyak wawasan baru,” kesan Isma, salah satu peserta seminar. “Tidak usah takut menghadapi bonus demografi tahun 2045 nanti, yang penting tetap kembangkan kemampuan untuk terjun ke dunia kerja dan masyarakat.” Diah