Dahulu kita memadu rasa
Mengaduk perasaan tanpa bahasa
Dalam sejuk rindang suasana desa

Tak terhitung yang kupetik,  yang kubawa
Bunga-bunga itu berderet
ingin hati  diminta.
Tapi yang kupilih hanya satu
Kembang desa dari timur Jawa.

Sekali bertemu harumnya menusuk grana
Sekali menatap memperdaya netra
Sekali berucap menggetarkan manah
Tiada sanggup kang mas menahan rasa
Esoknya kang mas bawa hantaran ingin sampaikan pada ayah adinda

Sumpah suci pun berkumandang
Gerombolan manusia meng iya kan
“Saaaaaaaah” Setidaknya seperti itu yang kang mas dengar

Kitapun hidup satu selimut satu alas
Selimut udara dan alas bumi
Kita pun satu alasan satu pandangan
Alasan ibadah dan pandangan tetap hidup

1 tahun sudah kita berjalan
Kang mas masih sibuk bermain dengan tanah.
Sedang adinda masih memanaskan tungku
Saat menatap kita masih saling melempar senyum

3 tahun berlalu
Kang mas masih sibuk memanen gabah
Sedang adinda sibuk mengajar tari
Saat menatap kita saling melempar kasih

5 tahun kita telusuri
Kang mas terdiam gabah tak  untung
Sedang adinda melamun tak ada  isi dalam piring
Saat menatap kita saling melempar ingin

6 tahun sudah terlewat
Kang mas hanya  berdiam tak sempat
Sedang adinda meminta restu untuk minggat
Saat menatap kita saling melempar umpat

6 setengah tahun kita berkelana
Kang mas kini sudah punya kerja
Sedang adinda mengasuh anak separuh remaja
Saat menatap kita saling melempar curiga

7 tahun kita mulai getir
Kang mas melihat hutang yang mulai terpikir
Sedang adinda terus mangkir
Saat menatap kita saling melempar khawatir

8 tahun waktu berselang
Kang mas menjadi buruh orang-orang
Sedang adinda mengadu nasib di tanah sebrang
Saat meratap kang mas berharap adinda datang
Tahun ke 10 waktu kesendirian
Sejak adinda di sebrang kang mas
Merawat anak tanpa bimbang
Selama 2 tahun hanya ada amplop yg datang
sedang yg kang mas mau raga adinda dapat kang mas pegang

Dahulu kita memadu rasa
Bercanda ria tanpa jeda
Dalam dingin pematang sawah
Namun kini adinda tinggal nama
Anak dan kang mas kau tinggal ke lain  dunia
Hanya doa yang dapat menyambung perasaan kita.

Ditulis oleh      : Tajjuddiin Auliya Ahaadiinn

Prodi                : S1. Pendidikan Teknik Informatika