oleh Ayu Saraswati

Sekitar bulan Maret—April, umat Nasrani merayakan paskah. Sebenarnya, apakah paskah itu?

Paskah menurut orang Israel merupakan peringatan ketika mereka bebas dari perbudakan Bangsa Mesir. Cerita tentang paskah pertama tercatat dalam kitab Keluaran. Ketika Bangsa Israel diperbudak oleh Bangsa Mesir, Tuhan, melalui Musa, meminta Firaun untuk membebaskan Bangsa Israel. Namun, Firaun menolak. Sebagai ganjarannya, Tuhan menurunkan sepuluh tulah, pada tulah terakhir Tuhan berkata kepada Musa bahwa Tuhan akan melewati tanah Mesir dan membunuh semua anak sulung. Bangsa Israel diminta untuk menyembelih domba dan mengecat pintu dengan darah domba. Mereka juga diminta memakan roti tak beragi selama tujuh hari. Peristiwa inilah yang dalam Alkitab disebut paskah. Hari ketika Tuhan melewati rumah-rumah orang Israel.

Putra sulung Firaun terbunuh dalam peristiwa ini dan Firaun membebaskan Bangsa Israel dari perbudakan. Sekarang Bangsa Israel merayakan paskah dengan makan bersama keluarga, salah satu makanannya adalah roti tak beragi dan menceritakan kisah keluarnya Bangsa Israel dari perbudakan Mesir. Umat Nasrani merayakan Paskah sebagai hari kebangkitan Yesus. Rangkaian Paskah dimulai dari Rabu Abu sampai dengan Minggu Paskah.

Rabu Abu merupakan tanda dimulainya Masa Raya Paskah. Abu ditorehkan di dahi jemaat sebagai tanda kerapuhan manusia, sekaligus mengingatkan bahwa manusia terbuat dari debu dan akan kembali menjadi debu. Abu juga merupakan pertanda bahwa manusia adalah pendosa yang dengan terbuka mengaku kesalahannya di hadapan Allah. Mulai Rabu Abu, umat Nasrani juga diajak untuk berpantang selama 40 hari. Berpantang tidak hanya soal jasmani, tetapi juga soal menahan godaan dunia.

Sehari sebelum Jumat Agung, umat Nasrani mengenang peristiwa Kamis Putih. Dalam tradisi Yahudi, sebelum merayakan paskah haruslah mengadakan jamuan makan. Peristiwa Kamis Putih inilah yang menginspirasi Leonardo da Vinci melukis “The Last Supper”. Sebelum mengadakan jamuan makan, seorang dengan kedudukan lebih rendah harus membasuh kaki orang berkedudukan lebih tinggi. Dalam peristiwa Kamis Putih, Yesus membasuh kaki para murid meskipun kedudukan Yesus sebagai pemimpin. Hal ini menunjukkan bahwa pemimpin seharusnya bukan orang yang otoriter dan memaksa, tetapi kemauan diri untuk menghamba dan melayani.

Dalam perjamuan makan, Yesus mengangkat cawan berisi anggur dan memecah-mecah roti. Dua hal tersebut melambangkan tubuh dan darah-Nya yang dipersembahkan menggantikan domba paskah. Setelah makan bersama, Yesus yang sadar bahwa sengsara-Nya sudah dekat, berdoa di Taman Getsemani. Ia mencurahkan kesedihannya dengan berkata, “Ya Abba, ya Bapa, ambilah cawan ini dari pada-Ku, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki.” Pada malam itu juga salah satu murid Yesus, Yudas Iskariot, mengkhianati Yesus untuk sejumlah uang. Dia menjual Yesus kepada imam-imam kepala dan ahli Taurat. Hal ini merefleksikan bahwa ketika seseorang melakukan perbuatan baik tidak selalu dibalas dengan kebaikan.

Setelah Yesus semalaman disesah, masuklah pada peristiwa Jumat Agung. Yesus dibawa ke hadapan Pilatus untuk diadili. Namun, Pilatus tidak menemukan kesalahan apa pun dalam Yesus, sehingga dia mencuci tangan dengan menyerahkan Yesus kepada orang banyak yang meminta agar dia disalib. Pada masa itu, hukuman salib adalah hukuman paling hina bagi para penjahat yang keji. Tentara Romawi membawa Yesus ke gedung pengadilan dan menyiksa Yesus. Sesudah disiksa dan diolok-olok, Yesus dipaksa memanggul salib menuju Bukit Golgota. Jalan menuju Bukit Golgota inilah yang dikenal sebagai Via Dolorosa atau “Jalan Salib”.

Sesampainya di Bukit Golgota, Yesus disalib dan terus diolok-olok oleh banyak orang. Namun, Dia berkata, “Ampunilah

mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Gereja merenungkan sengsara Yesus dan menghormati salib yang merupakan penebusan dosa manusia. Darah Yesus merupakan saksi dari penebusan dosa manusia. Pada saat Yesus menyerahkan nyawa-Nya, kegelapan menyelimuti dan gempa mengguncang sehingga tabir bait Allah terbelah. Terbelahnya tabir bait Allah menunjukkan perbaikan hubungan Allah dan manusia. Ketika dulu manusia harus menyembah Allah melalui pemuka agama, sekarang manusia bisa langsung menyembah Allah. Korban domba pun sudah tidak dipakai lagi karena Yesus yang menggantikan korban domba tersebut.

Sabtu sunyi memang tidak umum terdengar oleh orang awam, tetapi sabtu sunyi juga memiliki makna. Sabtu sunyi adalah peristiwa saat mayat Yesus diturunkan dari kayu salib untuk dimakamkan. Peristiwa ini merupakan masa hening karena Yesus tidak ada. Para murid tercerai-berai tanpa pemimpin.

Minggu Paskah merupakan tanda kemenangan bagi umat Nasrani. Minggu paskah merupakan hari kebangkitan Yesus. Peristiwa ini merupakan bukti bahwa Yesus menang atas maut. Umat nasrani mengartikan kebangkitan Yesus sebagai permulaan kehidupan yang baru. Kematian dan kebangkitan Yesus merupakan bukti bahwa Dialah jalan keselamatan dan hidup. Keselamatan diberikan pada siapa pun yang menuruti firman-Nya. Fajar baru merekah mengakhiri malam yang kelam, inilah yang menjadi poin iman Kristiani. Hal lain yang unik dalam paskah ialah paskah seringkali disimbolkan dengan telur. Ketika sebuah telur menetas, ada kehidupan baru yang tercipta, sama seperti kebangkitan Yesus yang membawa hidup baru.

Penulis adalah kru majalah Komunikasi UM