Baru-baru ini platform podcast sangat diminati oleh berbagai kalangan. Selain bisa berbagi informasi, media ini juga tidak memerlukan ukuran data yang besar jika dibanding dengan video, meski sekarang juga ada podcast yang disertai visual. Berbeda dengan radio, podcast bisa kapan pun didengar, sedangkan radio seperti televisi yang mengikuti jadwal tayang sesuai dengan stasiunnya. Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Jurusan Sastra Indonesia (JSI) 5 membuat podcast berseri yang diberi nama Podcast Bisik-Bisik, kepanjangan dari ‘Bincang-Bincang Asik’ (29/5-7/7). Pembuatan podcast ini tergolong sangat mudah. Hanya berbekal dengan alat perekam bawaan gawai, aplikasi Anchor jika ingin merekam dengan orang lain secara langsung, dan aplikasi edit audio untuk menambahkan musik di latar belakang.

Tujuan KKN Tematik JSI 5 menggunakan media podcast adalah untuk berbagi informasi di tengah pandemi. Podcast yang diunggah ke akun Instagram TV, @kkntematikjsi5 ini, mengangkat tema yang berhubungan dengan pendidikan karakter dan pandemi. Program podcast ini menggunakan bahasa informal agar menciptakan suasana yang seru, akrab, dan pastinya informasi dapat disampaikan dengan ringan dan mudah dipahami. “Kita bikin santai aja. Biar antara host atau pembawa podcast dan pendengar itu merasa lebih akrab dan informasi mudah untuk tersampaikan,” ujar Evita bersama dengan Christina selaku pengisi Podcast Bisik-Bisik saat diwawancari.
Dua host yang mengisi podcast ini juga sebagai pembawa informasi untuk para pendengar. Tidak sampai di situ saja, pada episode kedua didatangkan narasumber yang ahli pada bidangnya. “Kami sempat mendatangkan seorang narasumber pada salah satu episode Podcast Bisik-Bisik. Dengan adanya narasumber bukan hanya pendengar saja yang mendapatkan informasi, host juga bisa mendapatkan tambahan wawasan,” tambah Christina. Pendengar Podcast Bisik-Bisik berpendapat bahwa podcast ini menyajikan informasi yang singkat, padat, jelas, dan sesuai dengan keadaan sekarang. Cara host menyampaikan isi podcast juga dinilai menarik dan menciptakan suasana akrab. Apalagi dengan musik di latar belakangnya membuat podcast lebih hidup. Para penyiar juga terbuka terhadap saran dan kritikan yang masuk dari para pendengar.

Podcast pertama sangat edukatif, karena sesuai dengan konteks. Hanya saja, faktor audio kurang mendukung, karena kadang keras dan kadang pelan. Podcast kedua juga sangat edukatif karena banyak guru yang kebingungan menghadapi era new normal saat ini, tetapi informasinya kurang detail. Meskipun begitu, sudah bagus karena informasinya jelas dan padat,” komentar akun @dshin.td melalui pesan langsung Instagram saat peluncuran podcast ini. “Kami membuat podcast dengan singkat dan padat karena dibatasi oleh durasi. Jadi kita buat ringkas saja. Kalau penasaran, bisa langsung mendengarkan podcast kami di @kkntematikjsi5,” pungkas Christina.

Kontributor: Ilmi Ma’rifatun Na’imah, Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia

Editor: Bunga | Admin: Maria