topi

Oleh Triwibowo Probo Sukarno

Dalam tataran kewarganegaraan,
pemuda merupakan salah satu aspek
yang dipertimbangkan. Keberadaan pemuda
dalam suatu negara merupakan satu kesatuan
yang utuh dengan sistem lain. Telah banyak
peristiwa-peristiwa besar yang dilahirkan dari
aksi pemuda.

Kualitas dan kuantitas menjadi
satu pertimbangan besar yang harus digarap
untuk mewujudkan Indonesia yang lebih
maju. Sebagai negara yang open minded,
Indonesia tidak luput dari arus globalisasi.
Secara ekonomi, Indonesia memang
tergolong rendah, satu-satunya hal yang
dapat diunggulkan adalah moralitas dan
jati diri bangsa. Namun, melongok pada
realita negara kita melalui berita-berita,
betapa negara kita tengah dirundung
degradasi moralitas. Pelajar sering melakukan
perselisihan yang berujung pada tindak
pidana tawuran. Gaya hidup pelajar yang
liberal, mengadopsi gaya hidup negara asing
yang belum tentu sesuai dengan nilai bangsa.
Norma laki-laki dan perempuan menjadi
kabur, penyimpangan sosial menjadi hal yang
wajar dan prestatif. Kasus-kasus tersebut
adalah sedikit dari banyaknya dampak
degradasi moral yang terjadi pada pelajar kita.
Tidak memungkiri, dampak tersebut adalah
sebagai akibat dari kurangnya implementasi
pendidikan seutuhnya. Pendidikan yang
diterapkan hanya sebagai formalitas belaka,
tanpa ada penghayatan yang berarti.
Hakikat Pendidikan
P e n d i d i k a n
merupakan lembaga
formal yang memiliki
misi pembentukan sikap
dan pewarisan nilai-nilai
luhur bangsa sesuai dengan
yang tertera dalam batang
tubuh Pancasila. Jika kita
melihat realita kekotoran politik
kita, yang berujung pada maraknya
praktik korupsi yang dilakukan oleh para
pembesar bangsa, yang patut digarap
lebih serius adalah pondasi mereka, yakni
tatanan pendidikan. Faktanya, pendidikan
mampu menghasilkan kaum intelektual
tanpa didasari moral yang baik untuk
membedakan mana yang baik dan mana
yang buruk. Jika kualitas pendidikan buruk,
maka seluruh aspek kehidupan yang lain
pun juga menjadi buruk. Mulai dari ekonomi,
sosial, budaya, hukum, dan agama. Padahal
seharusnya pendidikan menggarap seluruh
lapisan aspek tersebut.
Hal seperti ini tidak dapat dibiarkan.
Pendidikanlah yang berperan besar untuk
mengubah intelektual dan mental anak
bangsa. Pendidikan yang harus diterapkan
adalah komprehensif dan terstruktur karena
pendidikan dengan implementasi yang
tepat akan menghasilkan produk yang tepat,
dan dapat mengembalikan jati diri bangsa
Indonesia yang sesuai dengan norma dan
nilai yang ada, yang pada akhirnya dapat
meningkatkan etos kerja, dan meningkatkan
taraf kehidupan di segala aspek.
Kogfektor Building
Kogfektor building secara definitif adalah
program pendidikan yang bertujuan untuk
membangun kognisi, afeksi, dan psikomotor.
Melalui implementasi yang terstruktur,
program ini akan signifikan mencetak
paradigma sosial yang lebih bermartabat.
Kognitif bertujuan untuk mencerdaskan
kehidupan sesuai dengan yang tertera dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Afektif digarap agar dalam kehidupan sosial
nantinya individu tidak mementingkan
dirinya sendiri, mengikis individualistik, dan
dapat membedakan mana yang baik dan
mana yang kurang baik, tentu saja dengan
berlandaskan norma-norma sosial dan norma
agama sebagai dasar pijakan. Psikomotorik
dapat memperbaiki perilaku individu
menjadi terarah, tidak berorientasi profit
semata, melainkan juga memandangnya
sebagai suatu hal yang memiliki kesesuaian
dan keselarasan terhadap sekitar.
Pendidikan secara mendasar
mensyaratkan tenaga pendidik yang
berkualitas. Dalam implementasi program
kogfektor building, kerja sama harus
dilakukan mulai dari perguruan tinggi
pencetak tenaga guru. Calon guru harus
dibekali dengan pengetahuan tentang
tiga aspek tersebut (kognitif, afektif, dan
psikomotorik). Pembekalan tersebut tidak
hanya sebatas teoritis saja, melainkan juga
bagaimana menghayati dan mendalami
mereka masing-masing. Terakhir adalah
bagaimana calon guru ini memiliki
kapabilitas menularkan kepada siswanya
Melalui implementasi kogfektor building,
masing-masing bidang pembelajaran
akan semakin terkait. Pembelajaran
diintegrasikan dengan pewarisan nilai-nilai
luhur, sehingga kemungkinan mencetak
generasi yang bener dan pinter akan
semakin terbuka lebar. Hasil ini juga akan
secara signifikan menunjang perbaikan
kehidupan seluruhnya. Mulai dari ekonomi,
hukum yang setegas-tegasnya, politik yang
tidak manipulatif, dan sebagainya. Jika ini
dapat diimplementasikan, mula-mula yang
terjadi adalah keselarasan antarsesama
manusia.
Penulis adalah mahasiswa Bimbingan
dan Konseling