Oleh Ardi Wina Saputra

Judul Buku    : Rahvayana
Penulis    : Sujiwo Tejo
Penerbit    : Bentang Pustaka
Cetakkan    : Mei 2014
Tebal    : 199 halaman

Masih ingatkah Anda dengan Rahwana? Rahwana merupakan salah satu tokoh dalam kitab Ramayana. Julukannya sebagai Dasamuka membuat raksasa berpawakan garang ini sangat ditakuti, sehingga menjadi salah satu tokoh antagonis legendaris dunia. Dalam kisah Ramayana, si Rahwana memang memiliki misi khusus, yaitu menculik Dewi Shinta dari Sri Rahma. Naas bagi Rahwana, karena ia memiliki nasib yang hampir sama dengan tokoh antagonis pada umumnya. Ia mati setelah dikeroyok oleh Rahma dan balatentara Hanoman. Jasadnya dihimpit di gunung kembar Sondara Sondari. Sebagian besar penikmat kisah Ramayana tentu sangat puas mendengar kabar kematian Rahwana. Namun, pernahkah kita menengok bagaimana perasaan Rahwana? Apakah benar, bahwa sesungguhnya ialah yang menjadi korban utama penderitaan cinta dalam kitab Ramayana?
Pertanyaan ini nampaknya dijawab oleh Sujiwo Tejo dalam bukunya berjudul Rahvayana. Buku yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada pertengahan tahun 2014 ini menyadarkan kita tentang fakta yang terjadi dalam masyarakat zaman sekarang melalui tokoh Rahwana. Kegalauan yang dialami oleh Rahwana merupakan cerminan kegalauan manusia pada umumnya. Tokoh-tokoh pewayangan, khususnya keluarga Rahwana dihadirkan satu persatu oleh Sujiwo. Lengkap dengan watak dan sifatnya masing-masing. Tokoh-tokoh tersebut sebenarnya mencerminkan beberapa sifat manusia zaman sekarang.
Selain beberapa slentikan-slentikan khas Sujiwo, buku Rahvayana juga membandingkan kisah cinta tragis yang dialami oleh Rahwana dengan kisah cinta tragis dunia lainnya. Romeo and Julliet, karya Shakespeare, Tristan dan Isodle, Laila Majnun dari Timur Tengah, hingga Sampek Engtay, juga turut disinggung dalam buku ini. Dalam hal ini para pecinta Rahwana seolah dikuatkan bahwa masih banyak orang yang mengalami kegagalan atau penderitaan cinta. Cover buku tersebut juga menggambarkan keberpihakkan pada Rahwana. Terdapat  ilustrasi wayang Rahwana sedang asik duduk bercengkrama dengan Shinta. Bukannya malah takut, Shinta malah terlihat asik menemani Rahwana sembari mengenakan tas pinggang, khas cewek zaman sekarang. Sebenarnya cover ini juga merupakan representasi kisah cinta zaman sekarang. Tidaklah jarang kita melihat sosok wanita-wanita muda berparas cantik malah bergandengan atau mendekatan diri untuk menemani om-om berparas Rahwana dengan segala kemewahannya. Mereka berdua terlihat nyaman. Dalam cover buku terdapat tulisan Aku Lala Padamu.
Buku Rahvayana disuguhkan dengan nuansa sastra yang kental dan inovatif. Pembaca diajak untuk menikmati cerita, nada, dan kata yang diramu menjadi satu kesatuan. Kisah percintaan Rahwana dengan Shinta dimulai dari asal usul Dewi Shinta lalu dilanjutkan dengan pertemuan Rahwana dengan Shinta. Dalam pertemuan tersebut Rahwana terlihat begitu menggebu-gebu menceritakan seluruh isi hati dan unek-uneknya pada Shinta. Anehnya Shinta malah dengan santainya mau menemani Rahwana dan bahkan terkadang memberikan pelayanan “spesial” di sela-sela menemani Rahwana. Lama-kelamaan Rahwana dan Shinta jadi jarang bertemu. Rahwana tidak patah arang. Ia menulis surat untuk Shinta. Surat-surat dituliskan oleh Rahwana dengan panjang lebar. Tidaklah pernah Shinta membalas surat-surat tersebut. Bahkan membacanya pun kemungkinan besar tidak.
Rahwana termasuk pecinta yang bergairah, tak pernah ia berputus asa mengirimkan surat-suratnya. Hingga di surat terakhirnya ia mengajak Shinta untuk mengingat tembang-tembang dalam kisah Rahmayana. Tembang yang membuktikan bahwa cinta Rahwana pada Shinta telah bertepuk sebelah tangan. Selain buku, Sujiwo juga memberikan bonus berupa CD berisi kumpulan lagu dan instrumen yang menggiring pembaca untuk masuk dalam pahit getirnya suasana hati Rahwana dalam memperjuangkan cinta sejatinya. Buku ini tepat bagi anda yang ingin berbagi kegalauan dengan Rahwana.
Peresensi adalah pengajar Jurnalistik di PKBI UM