Khidmat: Suasana Pelantikan Pengurus Baru Ormawa UM

Jumat (12/2),  bertempat di Aula A3 lantai 3, pengukuhan pengurus BEM, MPM, dan UKM digelar. Dipimpin oleh rektor, acara yang dimulai pukul 09.00 ini berlangsung khidmat setelah sebelumnya berlangsung dialog di antara mereka. Tidak kurang dari dua belas menteri, 31 ketua UKM dan MPM dilantik.  Selain rektor, turut hadir pula para dekan, dosen pembina Ormawa, serta Kabag Kemahasiswaan.


Dalam kesempatan ini, rektor memberikan beberapa pernyataan terkait dengan keistimewaan acara serupa dibandingkan dengan tahun lalu. Beliau mengatakan bahwa suksesi pengurus Ormawa berlangsung damai. Dengan adanya hal itu, Ormawa diharapkan akan lebih baik setahap demi setahap. Hal ini juga dikuatkan dengan isi dari janji pengukuhan yang di antaranya menyebutkan bahwa pengurus Ormawa akan meningkatkan kualitas pendidikan yang telah ada.
Keistimewaan lain yang diutarakan rektor adalah pengukuhan kali ini bertepatan dengan peresmian gedung baru Ormawa. Mahasiswa UKM menyebutnya dengan  istilah “pindah omah”. Gedung lama Ormawa diganti dengan gedung baru bertingkat. Jika kita menyimak pemberitaan di majalah Komunikasi sebelumnya, nampaknya master plan UM, yaitu pembangunan gedung berdimensi vertikal sudah mulai dilaksanakan, tidak hanya pada gedung perkuliahan, tetapi juga gedung mahasiswa. Kekhasan lain pada acara ini adalah segera dimulainya pemilihan rektor masa jabatan 2010-2013. Menurut rektor, momen pengukuhan ini merupakan saat yang tepat untuk mengumumkan hal tersebut. Beliau sedikit bercerita bahwa saat ini sedang disiapkan panitia penjaringan suara terkait dengan pemilihan tersebut. Masih terkait dengan birokrasi, UM saat ini sedang mematangkan diri menjadi perguruan tinggi yang otonom. Pengurus Ormawa diharapkan dapat merencanakan kegiatan kemahasiswaan yang mendukung otonomi kampus.
Selain pengukuhan, rangkaian acara ini juga dimeriahkan dengan penyerahan Certificate Study Comparative to Holland dari Dikti kepada Presma UM terpilih, Angga Kurniawan. Kegiatan semacam ini dapat menjadi pemicu mahasiswa lain serta membuka akses ke luar negeri dalam hal akademis. Di akhir sambutannya, rektor berpesan bahwa evaluasi diri harus dilakukan untuk kemajuan UM sekaligus Ormawanya. “The Learning University seharusnya menjadi ruh Saudara dalam menjalankan tugas menuju hidup yang lebih bermartabat,” tegas beliau kepada seluruh pengurus Ormawa yang dilantik.
Saat diwawancarai reporter Komunikasi UM di tempat terpisah, Fachrizal Yoga, Ketua IPRI menanggapi bahwa pernyataan  rektor tentang The Learning University dapat dilaksanakan apabila semua fasilitas telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan masing-masing UKM. Selain itu, pendanaan operasional UKM harus adil secara proporsional  sesuai program kerja yang sudah dirancang setahun ke depan. Selama ini, fasilitas dan pendanaan untuk kegiatan UKM dirasa masih kurang sehingga diperlukan pemenuhan yang konsisten terhadap permasalahan ini.
“The Learning University bagi UKM adalah pemenuhan fasilitas dan pendanaan yang optimal sehingga UKM bisa belajar secara nyata,” lanjut mahasiswa berkacamata ini mantap. ?Dew