Oleh Mohammad Faisal

Oleh Mohammad Faisal

Tahukah Anda, ada empat belas racun di setiap batang rokok. Jika tidak tahu, apakah Anda mau untuk tidak mencoba merokok? Jika sudah tahu, mengapa Anda tidak memerkuat niat untuk berhenti merokok? Ketiga pertanyaan tersebut menjadi peringatan  bagi kita semua. Peringatan untuk segera memulai menerapkan gaya hidup sehat tanpa rokok.
Lingkungan kampus/universitas adalah bagian kecil dari sebuah negara. Walaupun begitu, lingkungan yang dipenuhi siswa-siswi yang bergelar maha, karyawan-karyawan yang terhormat, dan orang-orang yang berpendidikan tinggi sangatlah tepat menjadi target pertama untuk mengawali kampanye anti tembakau. Sebagaimana dinyatakan dalam peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia, 31 Mei 2010, bahwa sembilan puluh persen perokok muda kecanduan sebelum usia 19. Program Hari Tanpa Merokok seharusnya menjadi paket wajib bagi mahasiswa. Dengan kata lain, mereka mau tidak mau, suka tidak suka harus melaksanakan program tersebut dengan total, tak terkecuali  bagi para karyawan, dosen, dan petinggi kampus. Jika tidak, beberapa sanksi dan bahaya rokok (bagi perokok aktif maupun pasif) siap menanti.
Hari Tanpa Merokok bagi masyarakat kampus tidak jauh beda dengan Hari Bebas  Mobil yang telah diterapkan pemerintah kota. Bedanya, pada Hari Bebas Mobil, pemerintah hanya menerapkan satu hari, yaitu Minggu. Sedangkan Hari Tanpa Merokok harus dijalankan setiap hari. Maksudnya adalah tiap fakultas dan beberapa gedung mempunyai hari khusus untuk menerapkan program mulia ini. Misalnya, di Fakultas Ilmu Pendidikan dan Sastra, Hari Tanpa Meroko diterapkan Senin. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, serta Ekonomi Selasa. Fakultas Teknik dan Ilmu Keolahragaan Rabu, sedangkan Fakultas Ilmu Sosial dan Program Pascasarjana Kamis. Untuk Jumat dan Sabtu, khusus bagi karyawan-karyawan yang lain. Bagi para petinggi kampus dan dosen selayaknya memberikan panutan untuk tidak merokok di manapun mereka berada. Coba kita bayangkan jika kampus tercinta ini bebas dengan asap rokok. UM bukan hanya akan menjadi The Learning University, melainkan  menjadi the supporting university yang melahirkan calon-calon pemimpin yang bebas rokok.
Keberhasilan dan ketidakberhasilan pelaksanaan Hari Tanpa Merokok tergantung pada kedisiplinan dan konsistensi para petinggi kampus dan pelaku kebijaksanaan (dosen, mahasiswa, karyawan). Selain itu, hal ini juga tergantung pada pribadi-pribadi yang mau menjadi insan yang bermanfaat bagi orang lain.

Penulis adalah Mahasiswa Pascasarjana