Lab BKP sebagai Sarana Belajar Mahasiswa dan Masyarakat

Salah satu aset yang dimiliki oleh Universitas Negeri Malang dalam hal sarana belajar untuk mahasiswa adalah adanya laboratorium. Laboratorium menjadi tempat belajar bagi mahasiswa untuk lebih mengaplikasikan apa yang didapatkan di bangku perkuliahan. Seperti itu pulalah yang ada di jurusan Bimbingan Konseling dan Psikologi (BKP). Jurusan BKP Fakultas Ilmu Pendidikan UM memiliki laboratorium yang padat aktivitasnya dengan layanan pada mahasiswa. Laboratorium menjadi sarana belajar mahasiswa yang melayani tidak hanya mahasiswa jurusan BKP saja melainkan juga dengan mahasiswa di luar jurusan tersebut. Bagaimana sepak terjang laboratorium yang telah berumur hampir 15 tahun ini. Simak penelusuran yang dilakukan oleh reporter Komunikasi berikut.

Sekitar tahun 1995 laboratorium BKP telah berdiri megah. Awalnya lab ini berada di gedung C1 FIP UM. Lalu, pada tahun selanjutnya dipindah ke gedung E2. Lab BKP ini terbagi menjadi beberapa bagian. Di bagian depan, terdapat ruang baca. Selain terdapat berbagai buku referensi tentang konseling dan psikologi, ruang baca ini juga diperkaya dengan skripsi mahasiswa jurusan BKP dan beberapa tugas kuliah mahasiswa jurusan tersebut seperti laporan PPL dan lainnya. Saat ditemui di ruang kelas model untuk bimbingan konseling kelompok, Pak Bisri, kepala lab BKP menyatakan bahwa selain ruang baca, lab BKP ini juga diperkaya dengan ruang kelas model pelayanan bimbingan konseling kelompok. Ruang tersebut selain diperkaya dengan literatur dan bahan referensi juga merupakan tempat yang digunakan untuk praktek yang dapat dilihat melalui ruang observasi yang ada di bagian lab tersebut pula. Ruang tersebut memiliki banyak fungsi diantaranya untuk: konseling, bimbingan, testing (psikotest) dan nontesting. Pemberian nontesting seperti: angket, interview kejadian, check list kelebihan dan kekurangan, wawancara, analisa data, dan lainnya.

Ruang-ruang tersebut didapatkan melalui proyek PHKI (Penelitian Hibah Kompetisi Institusi. Proyek tersebut diberikan, dengan tujuan untuk memperkuat kelembagaan. Seperti layanan kelas model yang diadakan untuk memperkuat institusi. Dengan adanya pengembangan fasilitas ini, mahasiswa bisa praktik lebih cepat, akurasi bisa diukur. Saat praktik kekurangan ataupun kelebihan mahasiswa dapat dikomunikasikan secara komunikatif sehingga dapat diperbaiki dan dapat ditangani lebih cepat. Ruang ini selanjutnya akan dilengkapi dengan monitor perekam. Fasilitas tersebut dapat pula dimanfaatkan oleh jurusan lain maupun masyarakat.

Di gedung C, juga terdapat ruang praktikum individual untuk konseling individu. Sedangkan fasilitas yang juga bisa dimanfaatkan antara lain: alat rekam yang sangat peka, sehingga tanpa perlu mendekatkan pada sumber suara orang yang dituju akan dapat menangkap sumber suara tersebut. Ada pula mp4, laptop, handycam, komputer, CD-RW, test, psikotest, perpustakaan jurusan BKP. Di gedung C1 juga dilengkapi dengan laboratorium eksperimen untuk wawancara yang dilengkapi pula dengan CCTV. Fasilitas tersebut juga digunakan mahasiswa yang sedang skripsi. Selain itu, lab. BKP juga sering melakukan kerja sama dengan instansi-instansi. Misalkan membantu dalam pelaksanaan seleksi siswa baru untuk wawancara ataupun psikotest dan juga melayani jasa konsultan. Lab BKP juga memproduksi media-media pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk membantu para praktisi di lapangan.

“Harapannya, lab BKP ini dapat menambah profesi konselor. Melalui lab ini dapat pula dihasilkan produk-produk baru yang dapat menunjang profesi konselor dan dapat bermanfaat di tengah-tengah masyarakat”. Lanjut Pak Bisri lagi. Semoga lab BKP dapat go public dan siap bertarung dalam era globalisasi ini.

Laboratorium Sejarah UM: Optimalisasi Kinerja dan Layanan Demi Peningkatan Kualitas

Kegiatan pembelajaran sudah selayaknya didukung dengan adanya sarana dan prasarana. Hal tersebut akan menunjang kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Usaha untuk meningkatkan hasil pembelajaran pun akan senantiasa dilakukan demi tercapainya tujuan yang diinginkan. Begitu pula yang tengah diupayakan oleh jurusan Sejarah Fakultas Sastra UM. Jurusan ini memiliki laboratorium yang layak dibanggakan. Betapa tidak, sarana dan prasarana yang dimiliki tidak hanya menunjang bagi civitas akademika UM saja, tetapi juga masyarakat dan instansi-instansi pendidikan lainnya. Bagaimana kiprah laboratorium yang dilengkapi dengan perpustakaan jurusan tersebut? Berikut ini hasil wawancara reporter Komunikasi dengan kepala Laboratorium Sejarah, Drs. Slamet Sujud Purnawan Jati, M.Hum.

Laboratorium Sejarah UM pada awalnya dirintis oleh Bapak Anwar Sari (alm), saat itu dilakukan dengan melakukan pengumpulan benda-benda bersejarah. Di jurusan sejarah, ada matakuliah KKL, baik itu yang berupa matakuliah maupun yang wajib (terintegrasi) bagi mahasiswa Sejarah UM. Ketika melaksanakan KKL di situs-situs yang masih ‘perawan’ tersebut, tak sedikit dari mahasiswa yang kemudian menemukan benda-benda bersejarah. Akhirnya, benda-benda temuan tersebut dibawa dan kemudian dikumpulkan dan menjadi inventaris laboratorium Sejarah UM hingga sekarang. Tentunya, dengan ijin yang telah dikantongi dari Badan Penyelamatan Peninggalan Purbakala (BP3) Mojokerto. “Kami membawa benda-benda bersejarah tersebut dengan niat agar benda tersebut dapat dimanfaatkan untuk media dan sumber belajar. Kalau tetap berada di sana, belum tentu dapat bermanfaat, atau bisa jadi malah rusak” Pak Sujud menjelaskan.

Pengumpulan benda-benda bersejarah tersebut sudah dimulai sejak tahun 1980-an. Semakin lama barang yang terkumpul semakin banyak, akhirnya terbentuklah laboratorium Sejarah UM di bawah naungan Jurusan Sejarah FS UM. Laboratorium Sejarah tercatat memiliki koleksi yang cukup banyak. Koleksi tersebut jika dilihat dari jenisnya meliputi: (a.) Koleksi benda-benda masa Indonesia Kuno, mulai zaman prasejarah yang meliputi kapak persegi, beliung persegi, dan kerang-kerang; (b.) Koleksi benda-benda masa Indonesia Hindu Budha, seperti arca, prasasti, hingga umpak. Juga dilengkapi dengan batu bata zaman Kerajaan Majapahit (asli). Koleksi tersebut dilengkapi pula dengan aneka maket yang biasanya digunakan oleh mahasiswa Sejarah yang sedang menempuh matakuliah PPL. Selain itu ada pula arca-arca logam dan maket rumah Majapahit; (c.) Koleksi benda-benda masa Indonesia Islam, berupa lontar dan Al-Qur’an. Ada pula koleksi Ednografi yakni hasil karya tentang etnis. Seperti Rumah Gadang, Tas Papua, Topeng Malangan, koteka, perisai Kalimantan, dan kulintang.

Koleksi yang dimiliki oleh laboratorium Sejarah UM ini, selain digunakan sebagai media dan sarana pembelajaran, juga sering dimanfaatkan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Sejarah untuk menyelenggarakan pameran dalam acara Glasnov. Selain benda-benda bersejarah, laboratorium Sejarah UM juga dilengkapi dengan literatur-literatur sebagai bahan pustaka. Literatur-literatur yang tersedia melingkupi rumpun bidang studi yang meliputi: Pendidikan Sejarah, Ilmu Sejarah, Arkeologi, Sosiologi, dan Antropologi.

Selain dimanfaatkan oleh mahasiswa dan dosen Jurusan Sejarah UM, laboratorium yang berada di gedung J 10 ruang 107 Fakultas Sastra ini juga sering kali dijadikan tujuan sebagai tempat untuk dikunjungi oleh siswa maupun guru dari SMP dan SMA baik dari Malang maupun luar Malang, seperti MAN Lamongan yang juga pernah melakukan kunjungan ke laboratorium Sejarah UM beberapa waktu yang lalu. Laboratorium Sejarah UM juga dimanfaatkan sebagai tempat untuk pembuatan media pengajaran oleh dosen dan mahasiswa. Laboratorium Sejarah juga menjadi tempat penyimpanan dokumentasi CD maupun VCD hasil KKL mahasiswa Sejarah. Hal tersebut menjadikan Laboratorium Sejarah menjadi semakin kaya dalam penyediaan layanan dan sumber belajar. Selain itu, laboratorium ini juga difungsikan untuk mengcover fungsinya sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kegiatan seminar yang berhubungan dengan ilmu sejarah juga sering diadakan untuk guru-guru. Hubungan dengan instansi lain juga berlangsung dengan baik, misalkan bertukar literatur dengan universitas lain.

Selanjutnya, lulusan Arkeologi Universitas Indonesia ini menambahkan bahwa, ke depannya laboratorium Sejarah diharapkan dapat meningkatkan pelayanan yang berbasis ICT, meningkatkan hasil produk, dan juga peningkatan kerja sama dengan instansi lain.

Laboratorium Drama di Fakultas Sastra

Fakultas Sastra juga memiliki laboratorium yang menunjang mahasiswa dalam mengoptimalkan kompetensinya di bidang seni peran. Laboratorium Drama menjadi salah satu aset berharga yang dimiliki oleh Fakultas Sastra. Lab yang pengelolaannya diserahkan pada jurusan Sastra Indonesia ini berlokasi di gedung E6 lantai 2. Ketika ditemui oleh reporter Komunikasi, Kepala laboratorium Drama Dr. Hj. Yuni Pratiwi, M.Pd memberikan penjelasannya tentang lab drama.

Ada empat fungsi yang dimiliki oleh laboratorium Drama, antara lain: mendukung dan menyiapkan sarana perkuliahan yang membutuhkan ruang dan alat, menyiapkan ruang dan alat untuk mahasiswa dalam kegiatan latihan drama yang relevan dengan tugas-tugas perkuliahan, mendukung dan menyiapkan alat dan ruang bagi mahasiswa dalam kegiatan latihan drama untuk meningkatkan kualitas lulusan, dan menyiapkan ruang dan alat bagi jurusan-jurusan lain dan juga sekolah dalam kegiatan latihan drama.

Sarana dan prasarana yang dimiliki labratorium Drama antara lain: ruang latihan yang meliputi panggung dan arena, perangkat rekaman dan editing audiovisual serta peralatan pementasan. SDM yang dimiliki meliputi dosen dan tenaga laboran. Kegiatan yang memanfaatkan laboratorium Drama meliputi pelatihan, pementasan studi, festival teater, dan lomba penulisan naskah drama.

Laboratorium Drama juga dijadikan sebagai tujuan kunjungan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah yang berada di Jawa Timur. Juga apabila ada kunjungan ke BEM Fakultas Sastra maupun HMJ yang ada di Fakultas Sastra, tidak akan melewatkan lab. Drama untuk turut dikunjungi. Lab drama juga mendukung kegiatan latihan monolog dan baca puisi yang diadakan oleh Kemahasiswaan UM.

Di samping itu, dosen jurusan Sastra Indonesia ini menambahkan bahwa keberadaan mahasiswa yang menekuni dunia teater akan memberikan satu ciri dan kontribusi yang positif. Misalkan, dalan berbagai macam even seperti PKPT, Malam Pujangga, dan workshop. Hal ini juga akan mendukung pengembangan kompetensi lulusan..

Laboratorium yang berdiri sekitar tahun 1988 ini tergolong ‘unik’ karena di lab ini mahasiswa mengikuti kegiatan proses-proses latihan secara langsung dan memuat inisiatif, kreativitas, dan kemauan yang harus tumbuh dari diri mahasiswa sendiri sehingga tidak tergantung pada dosen. Targetnya, proses perkembangan sehingga mahasiswa dapat mencapai titik optimal dalam bidang seni peran. Tentunya, hal ini tidak dapat dihasilkan dengan ‘instan’ tetapi harus melewati berbagai proses. Untuk mahasiswa program studi pendidikan, lab ini juga bermanfaat dalam performansi calonn guru ketika mengajar. Performansi vokal dan ekspresi akan men jadi lebih bagus karena di bangku perkuliahan mahasiswa telah dibekali dengan ilmu bidang seni peran. Ind