by nida | May 18, 2017 | rancak budaya
Tiadaku pernah bertemu, namun dirimu selalu kurindu Tiadaku pernah dengar suaramu, namun suaramu selalu kurindu Tiadaku pernah melihat wajahmu, namun rasa penasaran akan wajahmu selalu kurindu Taida lain selain dirimu, yang patut hadir dalam benakku untuk kurindu...
by nida | May 18, 2017 | rancak budaya
Di sepanjang galengan—pematang sawah, tergeletak jasad-jasad manusia yang sudah kaku dengan bekas sabetan luka di beberapa bagian. Masih mengalir darah segar dari bekas sabetan di leher mereka. Sebagian lagi, di bagian perut. Ada pula kepala yang utuh dengan...
by nida | Feb 23, 2017 | rancak budaya
Oleh Riris Arientya Dengarlah Wahai kawan Aku pun memiliki bidadari Namun, bidadariku berbeda Ia tidaklah bersayap Kulitnya tidaklah putih Telapak tangannya tidaklah halus Rambutnya tidaklah hitam tergerai Namun ketahuilah kawan Dengan kedua tangannya lah Aku belajar...
by nida | Feb 23, 2017 | rancak budaya
Oleh Dina Chirotul Ramadhani Di bawah kaki langit yang heningnya begitu menenangkan-saat sang surya mulai merekahkan cahaya kemerahannya dari ufuk timur, masih lekat dalam ingatan Aleen bagaimana tangisnya pecah, meluap, meledak-ledak saat menyaksikan jasad sang suami...
by nida | Oct 26, 2016 | rancak budaya
Oleh Royyan JulianPergilah, Kasihku. Pergilah ke tanah selatan yang jauh. Mumpung hari belum gelap, segeralah ke pelabuhan. Di sana akan kaujumpai galiung orang-orang Portugis atau jung para saudagar Swarnadwipa, Arab, Persia, Gujarat, dan Tiongkok. Berlayarlah...
by nida | Oct 26, 2016 | rancak budaya
Oleh Astri Ayu LarasatiDiam, bisu, terpaku, kelu Tatap hampa beradu nanar Berjuta kata membeku Tanpa daya ‘tuk terucap Di mana cita yang dulu telah tumbuh? Di mana rasa yang dulu telah bersemi? Musnakah mereka diterjang badai? Sirnakah mereka ditelan masa? Hingga...