Oleh: Dwi Candra S

Seperti yang kita ketahui bahwa pertumbuhannpenduduk di Indonesia pada saat ini tergolong cukup tinggi, untuk itu pemerintah berusaha mengurangi tingkat kelahiran dengan program KB. Program ini dilakukan dengan penggunaan metode dan alat kontrasepsi. Akan tetapi juga perlu diperhatikan bahwa program ini selain menimbulakan efek samping seperti mkegemukan dan sterilitas yang permanen, juga membutuhkan biaya yang cukup mahal. Walaupun telah disosialisasikan, peminat dari program ini masih tergolong minim, hal ini dikarenakan mayoritas peminat program ini adalah wanita, sedangkan para pria malas untuk melakukannya. Dengan fakta demikian perlu dilakukan cara yang lebiha alami, murah, dan aman. Salah satunya dengan obat tradisional yang menggunakan tanaman pare sebagai alat kontrasepsi.
Pare banyak dikenl oleh masyarakat dengan rasanya yang pahit. Tetapi di balik rasanya yang bpahit itu pare menyimpan banyak manfaat sehingga tidak sedikit orang mengkonsumsinya. Pare selain dimanfaatkan sebagai obat juga dikelola menjadi masakan yang lezat seperti makanan yang terkenal, yaitu siomay tauapun batagor.
Pare memang bukan tanaman endemic di Indonesia. Tanamn ini diperkirakan berasal dari Asia tropis terutama di Myanmar dan India. Akan tetapi tanaman ini juga dapat ditemukan hamper di seluruh kawasan Asia, termsuk Indonesia sendiri. Pare yang merupakan jenis tanaman semak semusim yang tumbuh menjalar dengan menggunakan sulur yang panjang, mempunyai bentuk buah yang lonjong seperti lonceng dan berlekuk. Jika buahnya sudah matang maka akn berwarna jingga. Dalam ilmu taksonomi, pare diklasifikasikan sebagai berikut: 1) Division: Spermathophyta; 2) Nak divisi: Angiospermae; 3) Bangsa: Dycotiledonae; 4) Suku: Cucurbitaceae; 5) Marga:Momordica; 6)Spesies:Momordica Charantia
Di Indonesia, pare juga tumbuh subur, dan secara turun-temurun oleh, masyarakat dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk menyembuhkan beberapa penyakit seperti hepatitis, demam, dan campak. Pemanfaatan pare sebagai obat tradisional inti tidak lepas dari kandungan gizi dan senyawa kimia untuk penyembuhan penyakit. Misalnya, senyawa mimordisin yang banyak digunakan masyarakat untuk penyembuhan penyakit demam dan cacing kremi. Selain itu, untuk para ibu menyusui pare mempunyai manfaat seperti memperlancar keluarnya ASI dan meningkatkan nafsu makan.
Tidak dapat dipungkiri, buah yang kita kenal dengan rasa pahit ini ternyata menyimpan banyak manfaat di dlamnya baik kandungan di dalam buah, daun, maupun akarnya. Melihat potensi yang besar akan akan manfaat pare banyak mpeneliti baik dalam maupun luar negeri yang tertarik untuk menggali lebuh dalam manfaat lain dari tanaman pare. Dan salah satunya adalah penwmuan manfaat dari ekstrak buah pare yang dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi.
Penemuan pemanfaatan pare sebagai alat kontrasepsi alami banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti, salah satunya oleh jurusan Farmasi UGM yang menggunakan hewan coba tikus. Ekstrak buah pare diberikan kepada tikus ini ternyata dapat menurunkan motilitas, daya tahan hidup dan konsentrasi sperma. Setelah diteliti ternyata di dalam ekstrak buah pare terkandung senyawa glukosida triterpen, dimana glikosida triterpen dapat menyebabkan abnormalitas kelenjar asesoris organ reproduksi tikus jantan, menghambat spermatogenesis.
Pada penelitian lain juga menybutkan, dengan pemberian ekstrak pare secara oral kepada wanita hamil dinilai cukup aman meskipun pada pemberian ekstrak kepada tikus yang hamil akan mengalami aborsi. Pemberian ekstrak tanaman pare ini juga dapat mempengaruhi produk testosterone, yaitu dapat menurunkan produksi testosterone. Perlu diketahui juga bahwa pada pare terkandung senyawa saponin yang tepatnya zat diosgenin yang dapat mempengaruhi produksi hormone esterogen dan prgesteron.
Dengan banyak dilakukannya penelitian tentang kandungan yang terdapat di dalam pare kita dapat mengetahui manfaat serta kegunaannya bagi kita, salah satunya tentang manfaatnya sebagai alat kontrsepsi alami seperti yang telah dijabarkan di atas. Kita juga dapat mengetahui bahwa penggunaan pare sebagai alat kontrasepsi dinilai cukup aman dan tidak meninmbulkan efek samping dibandingkan dengan alat kontrasepsi lain. Setelah kita mengetahui hal tersebut diharapkan kita mau menggunakan sebagai alat kontrasepsi yang aman.

?Penulis adalah mahasiswa Jurusan Biologi UM.