Mengantisipasi Datangnya Insomnia
Oleh: Muhammad Kamim
Insomnia adalah suatu gangguan tidur yang ditandai gejala lesu sepanjang hari karena kekurangan waktu tidur. Umumnya penderita insomnia akan sulit tidur jika terbangun di malam hari. Secara alami dan otomatis jika tubuh lelah maka kita akan merasa mengantuk sehingga memaksa tubuh kita untuk beristirahat secara fisik dan mental. Dengan waktu tidur yang cukup maka kita akan merasa segar bugar ketika bangun pagi dan siap melakukan berbagai aktivitas sepanjang hari dari pagi hingga malam
Apakah Anda tidur cukup? Kemungkinan besar tidak. Kurang tidur adalah masalah psikologis yang paling sering dikeluhkan oleh orang dewasa dengan 20% dari keluhan tersebut disebabkan oleh insomnia. Rata-rata orang dewasa memerlukan 8,5 jam tidur setiap malam menurut American National Sleep Fuondation, tetapi rata-rata yang dialami umumnya oleh orang adalah tempo tidur hanya tujuh jam 18 menit. Hal itu berarti kekurangan tidur lebih dari satu jam setiap malam.
“Gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kurang tidur sangat mengagetkan”, ujar Russell Foster, profesor ahli syarafdi Oxford University. “Kurang tidur mempunyai efek fisiologis dan efek pada tingkah laku di semua tingkatan”. Namun, saat efek fisik dari tidak tidur selama satu atau dua hari (para ahli menyebut ini kekurangan tidur akut) hanya sedikit, efeknya terhadap otak adalah lain persoalan.
Ketika kekurangan tidur akut terjadi, kemampuan kita akan perencanaan, pemecahan masalah, konsentrasi, pembelajaran, ingatan jangka pendek dan kesigapan menjadi turun, dan skor IQ kita juga menjadi rendah. Hanya dengan mengurangi tidur satu setengah jam tidur setiap malam, akan menurunkan sepertiga tingkat kesigapan kita. Setelah tidak tidur selama 21 jam terus-menerus, kemampuan mental Anda adalah sama dengan seseorang yang secara resmi oleh hukum dikategorikan mabuk alkohol, ujar peneliti tidur Sean Drummond dari University of California, San Diego.
Sebuah peneliti di Amerika Serikat (AS) tahun 2006 menemukan bahwa pengemudi yang kekurangan tidur mengalami lima kali lipat kecelakaan atau hampir terlibat kecelakaan dari pada pengemudi yang segar. Kekurangan tidur mengontribusi sekitar seperempat dari total angka kecelakaan lalu lintas. Menurut Foster, kekurangan tidur juga bisa mengganggu kehidupan sosial Anda karena bisa menurunkan sifat keramahan dan menghilangkan sense of humour Anda dengan membuat Anda cepat emosi.
Untungnya efek mental jangka pendek ini dapat diobati sepenuhnya. Yang Anda perlukan adalah kembali tidur, para ahli menyebut ini “membayar hutang tidur”, dan semua sifat bersahabat Anda akan kembali di pagi hari. Namun, jika Anda terus-menerus gagal membayar hutang tidur ini, Anda bisa menderita serius karenanya. Ada bukti kuat yang mengatakan bahwa kekurangan tidur jangka panjang berhubungan dengan serangan jantung dan stroke, masalah-masalah pencernaan dan depresi. Foster mengatakan hal ini juga menurunkan sistem kekebalan tubuh yang membuat Anda gampang terkena infeksi dan memperlambat masa penyembuhan luka.
Kebanyakan dari dampak buruk ini berkembang berbulan-bulan bahkan tahunan. Ada satu yang kelihatannya berdampak dengan segera. Orang dewasa yang tidur empat jam setiap malam dalam waktu enam jam setiap malam dalam waktu enam hari bisa memperlihatkan pre-diabetic metabolic syndrome yang berarti badan mereka menjadi kurang efesien menyerap glukosa dari aliran darah setelah habis makan.
Tidak jelas mengapa kekurangan tidur memiliki dampak yang negatif seperti itu. Menurut Jim Home, peneliti mengenai masalah tidur di University of Loughborough, salah satu kemungkinannya adalah hubungan yang dekat antara kekurangan tidur dan meningkatnya kadar hormon stres cortisol. Apakah kekurangan tidur menyebabkan stres atau stres menyebabkan kekurangan tidur, tidaklah jelas. Namun yang pasti, terlalu banyak hormon cortisol diketahui memberi kontribusi kepada banyak masalah kesehatan yang disebutkan di atas.
Pada kasus yang ekstrem, kekurangan tidur dapat membunuh dalam waktu yang singkat. Tikus-tikus laboratorium yang dipaksa tidak tidur, dengan cepat kehilangan kekuatan badannya dan mati sekitar sepuluh hari kemudian akibat luka-luka yang tidak sembuh, satu hari lebih cepat daripada secra paksa membunuh mereka dengan membiarkannya kelaparan. Meski tidak ada catatan mengenai manusia yang dipaksa tidak tidur sampai menewaskannya, sebuah penyakit turunan yang mengerikan bernama fatal familial insomnia (FFI) kemungkinan bisa berperan. FFI menyebabkan kerusakan otak sedikit demi sedikit yang merampas kemampuannya untuk tidur (meski diberikan obat tidur kuat). Meraka kehilangan berat badannya, jatuh koma dan tewas dalam 18 bulan. Dalam hal ini sebagai konselor yang professional untuk mengantisipasi datangnya insomnia, salah satu cara yang diterapkan adalah dengan cara memahami kapan waktunya istirahat dan kapan waktunya beraktivitas dalam artian harus fleksibel.
?Penulis adalah mahasiswa prodi Bimbingan dan Konseling Off. A angkatan 2008