Diskusi Terbuka
April menjadi bulan yang sibuk bagi Universitas Negeri Malang. Betapa tidak, serangkaian acara pemilihan Rektor UM periode 2010-2014 digelar di bulan April. Urutan acara dimulai dari Diskusi Terbuka bertemakan “Membangun UM empat tahun kedepan” bersama enam bakal calon rektor (calrek) yaitu Dr. Mit Witjaksono, M.S. Ed, Prof. Dr. Moch Shochib M.Pd, Dr. Suyono M.Pd, Prof. Dr. H. Ipung Yuwono, M.S., M.sc , Prof. Dr. Suparno (calon incumbent), dan Dr. Supriyono M.Pd.


Dialog terbuka yang berlangsung Senin (12/4) di gedung A3 lantai 2 ini dihadiri oleh perwakilan seluruh Ormawa UM. Terjadi interaksi antara mahasiswa dan 6 bakal calon rektor dalam bentuk tanya jawab yang menarik dalam diskusi ini. Salah satu pertanyaan “menantang” diajukan oleh seorang mahasiswa yang menanyakan mengenai modal apa yang dimiliki calon rektor untuk membangun UM yang “bermasalah”. Bakal Calrek Bapak Supriyono menjawab bahwa modal beliau adalah niat baik, komitmen, harapan, dan kesanggupan. Sedangkan bakal calrek asal FS, Bapak Suyono menjawab bahwa kebersamaan adalah modal utamanya. Program-progman untuk memajukan kampus akan berjalan lancar apabila ada kerjasama yang baik antara rektor, pembantu rektor, dekan, pembantu dekan, dan seluruh sivitas akademika UM. Sementara itu Bapak Shochib memberi pernyataan yang cukup berapi-api bahwa beliau adalah calon yang tidak diragukan lagi untuk menjadi rektor, karena sudah mempunyai pengalaman selama 10 tahun sebagai rektor pada perguruan tinggi swasta. Pernyataan tersebut sontak mendapat sambutan yang riuh gemuruh dari para peserta diskusi.
Pertanyaan lain adalah mengenai isu bahwa logo UM akan diganti, padahal dengan logo yang ada sekarang ini belum membuat UM dikenal luas terutama di daerah terpencil. Calon incumbent (calon yang tengah menjabat,Red) menjawab bahwa logo UM tidak diganti. “Logo UM tidak diganti, hanya ditambah identitas diri menjadi  “The Learning university” yang sudah menjadi keputusan senat. Yang paling penting sekarang adalah mengimplementasikan logo ini dalam kultur pembelajaran lewat pengembangan fasilitas dan sarana prasarana. Dengan begitu ketika orang datang kesini, mereka bisa belajar dan memetik pelajaran dari apa yang kita miliki” jelas bapak Suparno secara rinci. Beliau juga mengatakan bahwa tiap tahun, lebih dari 30 ribu mahasiswa melamar di UM. “Itu artinya, banyak orang yang sudah mengetahui UM. Situs dan web sendiri juga siap memopulerkan nama UM” ungkapnya.
Bakal Calrek lain yakni Bapak Mit Witjaksono memberi tanggapan bahwa “The Learning University” harus direalisasikan melalui pelayanan dan penyediaan sumber belajar (contohnya dengan mendirikan student book store untuk mewadahi semua sumber belajar yang bisa disediakan UM, bekerjasama dengan berbagai pihak seperti penerbit dan bisa digunakan untuk tempat praktek sebagai ajang pembelajaran mahasiswa), serta memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mengikuti forum nasional dan internasional.
Keenam bakal calon rektor memang memiliki jawaban yang berbeda-beda dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peserta. Namun ketika menyinggung masalah semester pendek (SP) dan Badan Hukum Pendidikan (BHP), keenam bakal calrek terlihat memiliki pandangan yang sama. Keenamnya sependapat bahwa Badan Layanan Umum (BLU) adalah pilihan yang terbaik yang akan dijalankan setelah pemerintah resmi mencabut BHP. “Komitmen mutu jalan terus, meskipun BHP dicabut” terang salah satu bakal calrek Bapak Ipung Yuwono. Beliau memberi komitmen akan memperlakukan mahasiswa sebagai pelanggan dengan sikap yang hormat, ramah, dan manusiawi. Sikap-sikap tersebut, lanjut beliau, harus dimiliki oleh semua warga UM dari lini satpam sampai profesor. Mengenai SP, semua calrek pada intinya memiliki pendapat yang sama, bahwa SP hanya boleh dijalankan untuk mengulang atau memperbaiki mata kuliah yang kurang maksimal dan tidak diperbolehkan untuk percepatan. “Kalau ada fakultas yang menggunakan SP untuk percepatan, segera ditegur agar kembali ke jalan yang benar” urai Bapak Bapak Shochib yang sepert  biasa, langsung mendapat sambutan ramai dari peserta diskusi.
Setiap peserta diskusi memiliki tanggapan sendiri-sendiri mengenai jalannya Diskusi Terbuka ini. Begitupun dengan Presma UM Angga Kurniawan yang agaknya kurang puas dengan jawaban para bakal calrek dalam diskusi. “Diskusi kurang mengena sasaran dan hanya bersifat normatif. Jawaban-jawaban mereka hanya ambil amannya” ujarnya. Meskipun demikian, acara yang merupakan proker BEM ini sudah mencapai tujuan utamanya yaitu untuk mengenalkan mahasiswa pada calon-calon rektor mereka dan mengetahui sejauh mana kemampuan para calon rektor. Diskusi yang dimoderatori oleh Pembantu Rektor III Drs. Kadim Masjkur, M.Pd ini ditutup dengan penandatanganan nota kesepakatan oleh enam bakal calrek yang menjadi konsekuensi bagi semua bakal calrek dalam mengembangkan UM empat tahun kedepan.

Pemilihan dan Penghitungan Suara
Pemilihan dan penghitungan suara bakal calrek diadakan pada hari Rabu (14/4) di setiap fakultas (untuk Dosen dan karyawan Fakultas) dan di TPS Pusat gedung A3 lantai 2 (untuk perwakilan Ormawa dan karyawan Pusat).
Dalam proses pemilihan dan penghitungan suara yang berlangsung sehari itu, nama Prof. Dr. Suparno nyaris mendominasi di delapan tempat pemungutan suara. Rektor asal Fakultas Sastra bahkan unggul di FMIPA (tempat mengajar Prof. Dr. Ipung Yuwono) dan Fakultas Ekonomi (tempat Dr. Mit Witjaksono mengajar). Incumbent hanya kalah di dua tempat yaitu di Fakultas Ilmu Pendidikan dan Fakultas Ilmu Sosial (Surya, 15 April 2010).
Di TPS Pusat sendiri, no. urut 5 (Bapak Soeparno) seringkali disebut berulang-ulang dan kadang diselingi no. urut 6 (Bapak Supriyono). TPS Pusat memberikan hasil yang semakin memperkuat posisi incumbent, yaitu dengan perolehan 320 suara. Sementara no. urut 1 Bapak Mit Witjaksono 8 suara, no. urut 2 Bapak Moch. Shochib 41 suara, no. urut 3 Bapak Suyono 6 suara, no. urut 4 Bapak Ipung Yuwono 7 suara, dan no. urut 6 Bapak Supriyono dengan 191 suara. Dari 582  surat suara, tercatat 573 surat suara yang sah dan hanya 9 surat suara yang tidak sah karena tidak diisi, dobel, atau dicontreng semua.
Dari keseluruhan suara yang terkumpul, terpilihlah empat orang yang akan melaju ke tahap pemilihan berikutnya yaitu penyampaian visi misi. Keempat calon rektor tersebut adalah Prof. Dr. Suparno yang memimpin dengan 818 suara, Dr. Supriyono M.Pd dengan total 463 suara, Prof. Dr. Moch. Shochib dengan 150 suara dan Prof. Dr. H. Ipung Yuwono, M.S., M.Sc dengan 74 suara.
Ketua panitia Penjaringan dan Pertimbangan calrek UM, Prof. Dr. Suko Wiyono, S.H., M.H mengatakan bahwa kedudukan keempat calrek di muka senat adalah sama. Calrek yang memeroleh suara terbanyakpun belum tentu menjadi pemnenang. Karena pada akhirnya nanti, keputusan mengenai siapakah yang layak menjadi Rektor UM ada di tangan Mendiknas.

Penyampaian Visi Misi

Agenda acara pemilihan rektor UM dilanjutkan dengan pembacaan visi misi bakal calon rector. Kamis (22/4) di aula A3 lantai dua, keempat bakal calon rektor membacakan visi misinya, sebagai berikut:

Suparno

Penguatan Kapasitas Kelembagaan UM sebagai Perguruan Tinggi Badan Layanan Umum (PT BLU) dalam Rangka Peningkatan Layanan yang Memadai
Program kerja pengembangan UM pada masa empat tahun ke depan disusun sesuai dengan status UM sebagai PT BLU yang berlaku sejak 24 September 2008. Status itu menjadi dasar program kerja pengembangan UM. Dalam  program pengembangan kelembagaan, prioritas program diarahkah pada (1) pemberlakuan OTK UM sebagai PT BLU, (2) pendirian organ kelembagaan pelaksana akademik, (3) peningkatan dan  penertiban akreditasi, (4) revitalisasi pemberdayaan organ  kelembagaan, (5) peningkatan posisi UM dalam PT  kelas dunia, (6) pengadaan, akuisisi, pembenahan, dan pemberdayaan asset sarpras.

Supriyono

Perguruan Tinggi Masa Depan yang Bertumpu pada Good University Governance (GUG)
Visi pengembangan yang diusung adalah mewujudkan UM sebagai universitas pembelajaran unggul dengan pola kepemimpinan transformatif, kolaboratif, egalitarian, partisipatif, transparan, dan akuntabel yang dapat dirangkum menjadi slogan “religious, akademis, dan nasionalis.
Untuk mewujudkan GUG, bapak calon rektor satu ini mempunyai beberapa program kerja yang terbagi dalam tujuh bidang yaitu pendidikan dan pembelajaran, kemahasiswaan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, kerjasama dan pencitraan, pemberdayaan alumni, manajemen, dan organisasi.

Moh. Shochib

Mari Kita Bangun Bersama Universitas Negeri Malang Menjadi Universitas yang Lebih Modern dan Bermartabat
UM menjadi lebih modern dan bermartabat sebagai penerjemahan realisasi visi UM yang selalu up to date dan memberikan kenyamanan dan keamanan civitas akademika dalam menjalankan tugas dan mereka memiliki perasaan dan tujuan yang sama dalam bekerja yaitu untuk mengambangkan nama baik universitas.
Pengembangan program kelembagaan meliputi: (1) kelembagaan pendirian prodi-prodi baru dan merevitalisasi kurikulum dan nama jurusan yang dirasakan oleh lulusan mahasiswa kurang prospektif, (2) kelembagaan pendirian unit usaha baru, (3) kelembagaan kerjasama, (4) kelembagaan mahasiswa, (5) kelembagaan keuangan dana abadi.

Ipung Yuwono

UM Menuju Good University Governance
Mirip dengan tema besar yang diusung Pak Supriyono, tetapi tentunya berbeda dalam hal isi. Dalam pidato penyampaian visi misi, Pak Ipung menyatakan bahwa proses menuju GUG meliputi tanggap pada pelanggan, akuntabilitas, visi strategic dalam pengembangan SDM, konsensus pada pilihan terbaik, keadilan, efektif dan efisien, transparansi, taat aturan/kesepakatan, dan partisipasi semua stakeholder. Program kerja untuk mewujudkannya antara lain dengan pemerataan dan perluasan akses; peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing; dan peningkatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik.
Tiga Nama yang diusulkan ke Mendinas
Rangkaian acara pemilihan rektor dilanjutkan dengan pemberian pertimbangan oleh senat yang dilaksanakan pada Kamis (29/5). Hasil pertimbangan di senat kemarin Suparno meraih 55 suara dari 79 anggota senat yang hadir. Sementara Dr Supriono M.Pd meraih 16 suara, Prof. Dr. Moch. Sochib M.Pd meraih 3 suara dan Prof. Dr. Ipung Yuwono M.Sc tidak mendapatkan suara atau nol. Dari hasil tersebut maka dipustuskan tiga nama yang akan dikirimkan ke Mendinas yaitu Suparno, Supriono, dan Moch. Shochib. “Biasanya sebelum berakhir  masa jabatan rektor lama, kita sudah diberi tahu siapa yang terpilih. Ya mungkin November-lah,”begitu ungkap Pak Suko, ketua komisi pemilihan rektor. Nur/Dew