Orangnya supel, sekilas tak jauh berbeda dengan mahasiswa UM kebanyakan. Dengan mengenakan jas biru dongker dan berkacamata, tampak sosoknya yang intelek. Namun siapa yang menyangka pria yang hobi menulis ini adalah presiden mahasiswa UM terpilih 2011. Dia adalah Rudy Hariyanto. Mahasiswa teknik sipil yang akrab disapa Rudy ini dipercaya untuk memimpin Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Pusat Universitas Negeri Malang periode 2011-2012 dan resmi dilantik pada 17 Maret 2011 beberapa waktu lalu.
Berangkat dari motivasi Rudy untuk membuat perubahan, sesuai dengan jargon yang dimilikinya, yaitu satu rumus untuk perubahan. Dia ingin membawa solusi untuk mewujudkan BEM yang lebih baik. Awalnya, paradigma sebagian besar orang menjadi seorang pemimpin adalah hal yang sulit. Tapi hal itu bukan sesuatu yang tidak mungkin jika mau mencoba dan membuat suatu perubahan. BEM pusat sebelumnya masih dianggap belum menjalankan tugasnya dengan baik. Hal inilah yang semakin membuat Rudy tertantang untuk melakukan hal yang lebih untuk perubahan ke arah yang lebih baik.
Langkah awal yang ingin dia wujudkan setelah terpilih adalah menggenggam erat persaudaraan. Mendahulukan sebuah kerjasama dengan berlandaskan kekeluargaan secara internal, agar ketika melaksanakan amanah tidak ada kesalahpahaman dan perbedaan persepsi. Dengah internal yang lebih baik, diharapkan  apa saja yng telah direncanakan dalam satu periode ini dapat terlaksana. Melalui BEM, ia juga merencanakan untuk membentuk forum komunikasi (Forkom) untuk ormawa, HMJ, BEM dari fakultas se-UM sehingga dapat berkoordinasi dengan baik untuk menyumbangkan pemikiran untuk UM ke depan. Hal ini akan menyulut kembali jiwa kritis mahasiswa yang sempat mengalami degradasi.
Berdasarkan pengalaman ketika menjadi Ketua BEM teknik, Rudy diharapkan mampu menyumbangkan kejayaan bagi BEM Pusat. Pada saat itu fakultas teknik merayakan dies natalis dan tercatat ke dalam rekor MURI. Selain itu pengalaman kerja menjadi ketua HMJ teknik sipil dan pengalaman organisasi lain telah cukup menjadi bekal baginya untuk mencalonkan diri. “Dari sini saya termotivasi untuk berjuang, karena bagi saya pengalaman adalah guru yang terbaik. Saya telah mempersiapkan dan merencanakan semua ini agar dapat berjalan by design. Mengutip pernyataan Mario Teguh bahwa tidak ada sebuah kesusksesan tanpa sebuah perencanaan, kalaupun ada kesuksesan tanpa adanya perencanaan hal tersebut hanya kebetulan semata.” Ujar lelaki kelahiran Blitar, 21 Oktober 1988.Jul