Sajak Mukhlis Imam Bashori

-variasi kisah mahabharata

Pada senja kelimabelas, Kurawa tumpas. Palagan tak lagi ganas,
tapi hari gusar merah, cuaca anyir barah, Kurusetra pesta darah.
Sementara lolong serigala yang congkak,
mekik di atas kemenangan Pandawa.

Pesta suci telah selesai, gugur bakti telah usai, teriak Bhisma
dibalut dan ditopang runcing anak-anak panah pasopati.

Ada sangsai yang tak kunjung lerai di atas gendewa yang mati bunyi.
“Ini hal paling bodoh,” ucap Pandhu. Telah kita ceraikan ikatan darah
hanya untuk sebuah kekuasaan yang tak akan megah.

Wangsa Bharata memang telah jatuh, ujar Gandari yang buta.
Tapi apa perkaramu di sini bangsa Wresni?
Layakkah ini kausebut dengan merawat dunia, Madhawa.

“Aku telah bertiwikrama di hadapan dunia, Gandari.
Jangan pernah dibutakan oleh kebutaanmu dewi matari.
Ruwat telah dipersembahkan,
api telah dinyalakan di atas darah Wangsa Bharata.”

2011?

Penulis adalah mahasiswa Sastra Indonesia