Oleh Kurniawan Adi Santoso

Banyak orang yang membaca buku, artikel, makalah, dan surat kabar. Menghabiskan waktu berjam-jam untuk bisa mengambil informasi dari suatu tulisan. Hal ini tentunya sangat tidak efektif. Tuntutan untuk mendapatkan banyak literatur secara cepat merupakan kebutuhan mendesak. Oleh karena itu, kecepatan membaca siswa perlu dipacu sejak dini. Tak ayal pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V SD semester I terdapat pembelajaran membaca cepat 75 kata permenit (kpm). Kompetensi yang ingin dicapai, yakni menemukan gagasan utama suatu teks yang dibaca dengan kecepatan 75 kpm. Pada proses pembelajaran membaca ini siswa diharapkan bisa mengungkapkan isi teks bacaan dengan kecepatan tersebut.
Jika dihubungkan dengan kenyataan sehari-hari bisa dipahami tujuan utamanya, yakni agar siswa terampil memperoleh informasi dari bacaan secara cepat dan tepat. Dengan dilatih menemukan gagasan utama suatu teks, siswa bisa mengetahui isi teks bacaan tanpa perlu membaca bagian bacaan yang tidak terlalu penting, sehingga waktu membaca pun juga akan menjadi lebih efektif.
Untuk mencapai kompetensi membaca cepat 75 kpm, ada salah satu teknik membaca yang bisa dipakai, yaitu teknik baca skimming. Membaca  secara garis besar (sekilas) untuk mendapatkan gambaran secara umum mengenai isi teks. Teknik membaca skimming juga termasuk membaca cepat dan digunakan dengan lima tujuan, yaitu mengenal topik bacaan, opini, bagian penting organisasi bacaan, penyegaran, dan memperoleh kesan umum dari sebuah buku yang dibaca (Soedarso, 2004:30).

Langkah Pembelajaran Skimming
Pembelajaran membaca yang berbasis kompetensi guru biasanya menggabungkan kegiatan prabaca, saat baca, dan pascabaca. Kegiatan prabaca adalah kegiatan pengajaran yang dilaksanakan sebelum siswa melakukan kegiatan membaca. Dalam kegiatan prabaca, guru mengarahkan perhatian pada pengaktifan skemata siswa yang berhubungan dengan topik bacaan. Skemata adalah latar belakang pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa tentang suatu informasi atau konsep tentang sesuatu. Pengaktifan skemata siswa bisa dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan peninjauan awal, pedoman antisipasi, pemetaan makna, menulis sebelum membaca, dan drama kreatif.
Setelah kegiatan prabaca, kegiatan berikutnya ialah kegiatan saat baca. Beberapa strategi dan teknik dapat digunakan  dalam kegiatan saat baca untuk meningkatkan pemahaman siswa. Dalam kegiatan ini, pembaca perlu menggunakan metakognisi untuk mencapai pemahaman yang efektif. Burns, dkk dalam Farida (2010:102) mengemukakan bahwa penggunaan teknik metakognitif secara efektif mempunyai pengaruh positif pada pemahaman.
Lebih lanjut, Farida (2010:103) meng­emukakan bahwa pengajaran resiprokal merupakan alat untuk meningkatkan pemahaman dan memonitor pemahaman siswa. Dalam teknik ini, guru dan siswa bergiliran menjadi ‘guru’ untuk mendorong terjadinya diskusi tentang materi bacaan. Kegiatan pascabaca, yaitu kegiatan yang digunakan untuk membantu siswa memadukan informasi baru yang dibacanya ke dalam skemata yang telah dimilikinya sehinga diperoleh tingkat pemahaman yang lebih tinggi (Burns, dkk., 1996). Strategi yang dapat digunakan pada tahap pascabaca adalah belajar mengembangkan bahan bacaan pengajaran, memberikan pertanyaan, menceritakan kembali, dan presentasi visual.
Pembelajaran membaca cepat dengan menggunakan teknik skimming bisa dipaparkan sebagai berikut.

Kegiatan Prabaca
Dalam kegiatan ini siswa diajak untuk latihan gerakan mata dan melatih menemukan kata-kata kunci. Mengapa gerak mata? Karena semakin panjang dan semakin luas jangkauan mata dalam melihat unit-unit bahasa, semakin cepat pula kemampuan membacanya (Nurhadi, 2004:69).
Kegiatan prabaca selanjutnya, yaitu guru memberikan motivasi. Pemberian motivasi membaca sangat membantu siswa untuk memusatkan perhatian pada bacaan. Motivasi yang diberikan antara lain dengan menyodorkan kepada mereka dan meyakinkan mereka kalimat-kalimat ini: “Aku sadar membaca itu mudah, aku pembaca cepat, aku mampu membaca cepat dan paham.” Siswa diminta membaca kalimat-kalimat tersebut dalam hati dan menghayati, kemudian menjadikan kalimat-kalimat tersebut sebagai keyakinan awal sebelum membaca. Kegiatan ini disebut dengan pembelajaran sugestif.

Kegiatan Saat Baca
Kegiatan saat baca merupakan kegiatan siswa selama proses membaca. Dalam kegiatan ini, teknik skimming dapat diterapkan dengan langkah-langkah sebagai berikut. (a) baca judul dan prediksi isi bacaan ini mengemukakan tentang apa, (b) baca paragraf pertama. Paragraf pertama biasanya merupakan pengantar bacaan dan hal-hal umum. Cara membacanya, yaitu dengan membaca perkalimat dengan dua titik fokus mata. Temukan kata-kata penting dan kalimat utamanya. Biasanya kalimat utama berada di awal atau di akhir paragraf. Setelah paragraf pertama selesai, lanjutkan ke paragraf berikutnya. Telitilah setiap paragraf mana yang merupakan kalimat utamanya, (c) setelah menemukan kalimat utama tiap paragraf, kemudian tulis kalimat utama tersebut di buku sehingga dapat  disimpulkan isi bacaannya.

Kegiatan Pascabaca
Pada kegiatan pascabaca, anak-anak diberi kesempatan untuk menceritakan kembali isi bacaan tersebut. Kegiatan ini digunakan untuk membantu siswa memadukan informasi baru dari kegiatan saat baca ke dalam prediksi awal tentang isi bacaan yang telah dimilikinya sehingga diperoleh tingkat pemahaman yang lebih tinggi.
Penulis adalah alumnus UM
dan guru SDN Bumiayu 4 Malang