Oleh Syifaul Fuada

LAMPU BOTOLSeiring dengan kemajuan teknologi menjadikan kebutuhan masyarakat akan listrik meningkat. Namun, bila tidak diimbangi dengan perkembangan ekonomi, masyarakat akan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup yang memanfaatkan berbagai fasilitas elektronik yang memerlukan energi listrik.
Permasalahan lain adalah mengenai akses listrik penerangan di sejumlah wilayah Indonesia baik perkotaan atau pedesaan. Banyak masyarakat yang tinggal di daerah kumuh dan padat menggunakan listrik untuk penerangan selama 24 jam karena keadaan yang gelap di dalam rumah mereka pada siang hari disebabkan kurangnya cahaya yang masuk. Jika mereka memilih lilin dan lampu petromaks sebagai sumber cahaya alternatif untuk menghemat pengeluaran biaya listrik, mereka merasa khawatir dapat membahayakan dan menciptakan kebakaran bagi rumah di sekitarnya. Dengan demikian diperlukan suatu cara agar masyarakat di pemukiman miskin dan padat penduduk dapat menikmati penerangan yang mudah dan murah tanpa menggunakan listrik pada siang hari dan malam hari.
Di negara yang berbeda, warga Filipina telah mengembangkan lampu yang terbuat dari botol plastik bekas untuk penerangan rumah masyarakat di kawasan pemukiman miskin dan padat penduduk. Kelemahan penerangan ini adalah tidak dapat bekerja di malam hari, karena hanya dapat beroperasi ketika ada sinar matahari. Melalui studi literatur tersebut, penulis merancang alat penerangan guna memperbaiki lampu botol tersebut.
Perbaikan dilakukan dengan menambahkan sel surya, LED, dan reflektor cahaya. Ide ini diusulkan penulis dan telah mendapat dukungan dari salah satu gerakan sosial dalam kompetisi IDEAFEST di tahun 2015 dengan nama “BoLAMP”. BoLAMP ini merupakan salah satu teknologi penerangan yang ‘baru’ dan ikut berperan dalam mempengaruhi rancang bangun dan sekaligus mempengaruhi kualitas hidup. Dengan botol bekas yang saat ini mudah untuk dijumpai dapat digunakan sebagai produk lampu hemat energi dan mudah dalam pembuatannya. Bahan yang digunakan adalah: (a) botol bekas 1, 1.5, atau 2 liter, (2) larutan yang terdiri dari air keran jernih dicampur dengan pemutih, (3) lem, (4) pemutih (bleach), (4) kaca, (5) seng, (6) alumunium, (7) sel surya, (8) baterai, (9) sensor LDR, (9) LED, dan (10) stabilizer tegangan sel surya ke LED. Secara rinci, sistem kerjanya sebagai berikut.
Pertama, botol-botol plastik bekas yang telah dikumpulkan, disterilisasi tersebih dahulu agar tidak mengandung bakteri. Setelah steril, botol diisi air panas dan pemutih. Pemutih (bleach) bermanfaat sebagai disinfektan, untuk menjaga air tersebut tetap jernih selama bertahun-tahun. Karena tanpa pemutih, air di dalam botol akan cepat berubah menjadi hijau karena ganggang dan mikroba yang terkandung dalam air. Tanpa air, akan ada titik terang di lantai, dikelilingi oleh kegelapan relatif. Hidrogen peroksida membuat efek flourosense atau perpendaran cahaya.
Kedua, Power bank digunakan sebagai tempat penyimpanan energi listrik yang didapat Photovoltaic mini terpasang di atas botol sehingga lampu ini juga dapat berfungsi di malam hari dengan penerangan LED.
Ketiga, Kaca/alumunium foil di sekitar badan botol tersebut berfungsi untuk lebih mengoptimalkan input cahaya yang masuk ke dalam botol melalui prinsip refleksi. Kemudian ketika cahaya sudah masuk ke dalam botol maka akan terjadi refraksi cahaya oleh larutan yang terdapat di dalam botol.
Keempat, botol ditanam di atap rumah. Botol dimasukkan setengah botol melalui suatu lubang yang dibor di atap seng dan sisi-sisinya dilem dengan bagian luar dari botol dan sebagian di dalam. Tampak dalam ruangan lampu ini seperti bola melalui sunroof dan menyediakan cahaya dengan membelokkan cahaya matahari ke dalam interior gelap. Ada lem pada sekitar lubang untuk menjaga agar atap tidak bocor ketika hujan. Ketika cahaya matahari ke arah bagian luar botol, banyak cahaya terbiaskan dan terpantulkan ke bagian dalam botol. Larutan yang terdiri dari air bening dengan pemutih di dalam botol membuat cahaya Omnidirectional, persis seperti cahaya yang keluar dari sebuah bola lampu listrik.
Value Prepotion dari BoLAMP ini adalah:
(Newness) BoLAMP sebagai produk penerangan model baru dengan memanfaatkan limbah botol bekas, lebih hemat, aman, dan ramah lingkungan.
(Performance) BoLAMP dapat beroperasi 24 jam pada siang hari dengan memanfaatkan pantulan sinar matahari, sedangkan pada malam hari menggunakan LED hemat energi yang disuplai dari sel surya.
(Cost reduction) BoLAMP dapat membantu masyarakat pemukiman padat penduduk dalam upaya menghemat biaya pengeluaran listrik bulanan.
(Risk reduction) Produk BoLAMP disinyalir dapat meminimalisir terjadinya kebakaran akibat penggunaan lilin/ petromaks.
(Price) Harga Bolamp dapat bersaing dengan produk penerangan lain, seperti lampu yang hanya memanfaatkan LED sel surya saja.
Lampu ini dapat digunakan sebagai alat penerangan rumah-rumah permukiman padat penduduk, kumuh, miskin, bahkan daerah pedalaman tanpa akses listrik yang mayoritas masyarakatnya berpenghasilan menengah ke bawah bahkan jauh di bawah garis kemiskinan dan masyarakat pedalaman di Indonesia yang tidak pernah menikmati listrik.

lmpuuu

 

Penulis adalah alumnus Teknik Elektro