Oleh : Ahmad Basri

Kasih yang dijunjung Wisrawa kala meminang Sukesi adalah kutukan pahit bertubi-tubi
Mestinya dia berkelekar membawa nama Danareja, atmajanya sendiri

Pada saat itu tiada angin, rerumput, dan binatang berkelindang dengar
Wisrawa membujuk Sukesi agar berpendar pada suasana tiada debar

Sastra Jendra adalah
Babagan tinggi yang perlu tengadah
Tak boleh sembarang bernada
Yang kuat tenaga saja

Sewaktu cinta tak kunjung padam
Rasa kian saja merajam
Danareja bukan terpejam
Pada Sukesi terpendam

Lalu Wisrawa setengah terperangah di tengah-tengah kelekar
Kasihnya membuncah pada nafsu membakar

Sukesi, dewi ayu meringis ringkih
Tiada habis berpulas pulih

Di antara petaka
Kabar membara
Alengka sudah berdarah
Membawa resah gelisah

Wisrawa kunjung
Dengan kasih berujung
Meminta Sekar sambil berkidung
Danareja yang berlindung

Bumi gusar cakar-mencakar memar serapah gencar
Gelegar guntur pukul-memukul bancar

Kasih yang sukar menerka
menerjang petaka Jendra memancar

2015

Penulis adalah mahasiswa
Sastra Indonesia. Puisi ini Juara I kategori Puisi Kompetisi Penulisan Rubrik Majalah Komunikasi 2015.