oleh Ahmad Irfan Husaini

Daerah Malang Raya yang mencakup Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu memasuki new normal masih ditetapkan sebagai zona merah penyebaran Covid-19. Warga  Malang Raya diminta waspada dan bisa mentaati protokol kesehatan. Pada era new normal ini, nasib Malang Raya masih dirundung waspada, mengingat pasien positif Covid-19 setiap hari masih terus meningkat. Pemkab Malang menetapkan wilayahnya sebagai zona merah sebaran Covid-19, sehingga portal diminta untuk dibuat di perbatasan dusun, desa, kampung demi mencegah penyebaran.

Kampung tangguh sejatinya adalah untuk menyelesaikan permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat. Di Malang Raya sendiri, kampung tangguh telah lama ada dan kini digiatkan lagi untuk percepatan penanganan Covid-19. Kampung tangguh ini bisa untuk menyelesaikan persoalan apa pun. Saat ini persoalan yang harus kita selesaikan adalah Covid-19. Sudah seharusnya diapresiasi warga masyarakat yang menjadi pioner berdirinya kampung tangguh di Malang Raya. Semangat gotong royong masyarakat yang solid untuk melawan Covid-19 adalah modal terpenting, yaitu dengan mengawal dan menyosialisasikan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Petugas dan relawan yang bertugas di kampung tangguh wajib sadar diri untuk berbudaya disiplin, terbiasa bersih, dan sehat.

Konsep kampung tangguh yang sudah mulai dirintis adalah di Dusun Temu, Desa Sitirejo Kabupaten Malang. Konsep kampung tangguh milik di sana layak diadopsi karena melibatkan masyarakat. Sebab, kampung tangguh yang melibatkan peran serta masyarakat memiliki kontribusi besar dalam penguatan ketahanan masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Konsep yang menjunjung rasa gotong royong dan menumbuhkan kepedulian ini akan dikembangkan di seluruh Indonesia. Kini Malang Raya juga menjadi bagian utama penanganan emergency. Oleh karena itu, pemikiran jangka panjang sangat tepat untuk mulai membangun kampung tangguh yang dampaknya sangat luar biasa sebagai pilot project percontohan.

Kampung Tangguh

ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah

Saat ini di Malang Raya terus berbenah menata kotanya, mulai dari relokasi pasar tradisional, penataan taman, perbaikan trotoar, saluran irigasi sampai dengan melakukan aneka rekayasa jalur lalu lintas kendaraan untuk menghindari terjadinya kemacetan di sanasini. Kota Batu memacu diri dengan membangun area wisata yang semakin mempesona dan menggairahkan kedatangan turis lokal dan mancanegara. Kabupaten Malang yang kini punya akses jalan tol poros Malang–Surabaya setidaknya memfasilitasi kedatangan masyarakat luar menuju Malang Raya. Sayang sekali kondisinya kini lumpuh. Hotel, tempat pariwisata, dan pusat bisnis lainnya tidak seidealis kota yang sehat. Artinya, pesatnya pembangunan perkotaan tidak diimbangi dengan lingkungan kota yang sehat.

Untuk menciptakan kampung tangguh menuju era new normal, program kampung tangguh menuju kota sehat paling tidak harus menerapkan tujuh langkah strategis. Pertama, menciptakan organisasi dan koordinasi kampung sehat. Kedua, menyiapkan anggaran yang dibutuhkan. Ketiga, identifikasi potensi pengkajian risiko wabah di kampung. Keempat, perlindungan dan ketangguhan infrastruktur di kampung. Kelima, sosialisasi dan pelatihan untuk meningkatkan kesadaran publik terhadap kampung yang sehat. Keenam, peringatan dini dan penguatan kapasitas pengurangan risiko wabah penyakit. Ketujuh, pemulihan dan pembangunan kembali komunitas pascawabah.

Kini sudah saatnya para pemerintah daerah di Malang Raya merencanakan program kampung tangguh dan mengikuti jejak Dusun Temu. Dimulai dari tingkatan bawah, program tersebut lambat laun akan menyeluruh se-Malang Raya.

Penulis adalah mahasiswa Jurusan Manajemen dan Juara 1 Kompetisi Penulisan Opini majalah Komunikasi