Oleh: Aang S. Yahya

info

Menjadi bagian dalam ajang Indonesian Food Expo 2009 atau IFOODEX 09,  adalah suatu kesempatan emas dalam hidup saya dan rekan saya. Terlebih lagi kami bisa berkompetisi dengan mahasiswa seluruh Indonesia. Acara ini merupakan ajang pameran produk pangan nasional yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Teknologi Pertanian IPB dengan misi mewujudkan ketahanan pangan dan gizi nasional.  IFOODEX  terdiri dari 2 kategori bidang yaitu NFIC (National Food Innovation Competition) yang diikuti mahasiswa se-Indonesia dan NSPC (National Student Paper Competition) yang diikuti siswa SMA atau sederajat se-Indonesia.  Melalui NFIC, mahasiswa Indonesia diharapkan bisa berinovasi membuat produk pangan modern dari bahan lokal dan mengatur pemasaran bisnis produk yang dibuat.
Proses seleksi menuju tahap finalis dibagi menjadi beberapa tahap. Tahap 1 dimulai dari seleksi Isi proposal dan Orisinilitas produk pangan yang ingin dikembangkan. Kami mengangkat tema ”Strategi Inovasi Bisnis Rangrang  Doughnut (R2D) dari Larva Oecophylla smaradigna dari Potensi Alam Hutan Jati Kabupaten Mojokerto”.
Setelah menunggu sekitar 3 minggu, kami dinyatakan lolos masuk 10 besar dan masuk tahap 2. Ini berarti kami harus merealisasikan produk yang kami ajukan dalam proposal. Setelah melakukan produksi dan penjualan Rangrang  Doughnut (R2D) selama 3 pekan, kami diharuskan menyerahkan laporan perkembangan ke panitia. Harap-harap cemas, itulah perasaan kami saat menunggu hasil pengumuman tahap 2.  Kami dinyatakan lolos dalam tahap Final dan harus mengikuti seleksi final selama 3 hari di IPB.
Hari pertama di IFOODEX 09, tiap finalis harus menjual produk inovasi pangan di Botani Square. Pada babak ini, dewan juri menilai produk pangan dan penampilan stand tiap finalis. Selain itu, tiap pengunjung Mal diberi angket untuk menilai produk tiap finalis. Tim dari IPB menjual Fruit bean bar, puding talas, dan kripik ubi jalar putih. Sedangkan tim dari Widya Mandala Surabaya menjual manisan kulit pisang kepok dan tim dari UM menjual Rangrang  Doughnut (R2D). Acara ditutup dengan pembagian mie jagung secara gratis kepada pengunjung Botani Square. Mie jagung merupakan produk mi instant Indonesia dengan bahan utama tepung jagung yang diproduksi oleh PT. Subafood Indonesia dan sudah diekspor ke Jepang dan Arab Saudi.
Hari kedua adalah hari yang menentukan. Semua finalis dibawa menuju Gedung Alumni IPB untuk  mempresentasikan inovasi pangan dan hasil penjualan produk di hadapan 3 dewan juri yang berkompeten yaitu Prof. Dr. Fransisca Zakaria, M.Sc (Pakar Kulinologi),  Tintin Rahayu S.E, M.BA (Pengamat Agribisnis Indonesia) dan Dra. Nurhaeni, M.Sc (Ahli Gizi Klinis). Tiap finalis diberi waktu 20 menit untuk presentasi dan 10 menit untuk tanya jawab. Rata-rata semua finalis, teguh mempertahankan argumennya di hadapan dewan juri. Mengingat, tiap pertanyaan dari dewan juri sangat kritis dan menjebak. Hal inilah yang menambah semarak presentasi. Presentasi ditutup dengan penyematan sertifikat dari panitia penyelenggara kepada 3 dewan juri.
Di hari terakhir, semua finalis diberi kesempatan untuk mengikuti seminar nasional yang bertemakan ”Memaksimalkan Potensi Pangan Lokal Sebagai Wujud Ketahanan Pangan Nasional” dengan pembicara utama Menteri Pertanian Dr. Anton Anpriantono, M.Sc. Selama presentasi berlangsung banyak consultant produk pangan nasional mengajukan gagasan sistematik yang terbaru berkenaan dengan Food Security dan Food Nutrition controlling. Selain itu, antusias peserta seminar dalam mengajukan pertanyaan juga menambah suasana diskusi ilmiah menjadi semakin hangat.  Di akhir seminar, panitia mengumumkan siapa saja yang menjadi pemenang lomba NFIC dan NSPC.Alhamdullilah, kami mendapat juara harapan 2 untuk kategori NFIC (National Food Innovation Competition).
Kami ucapkan terima kasih, atas bantuan yang sudah diberikan Ibu Dra. Susilowati MS. selaku Pembantu Dekan III FMIPA UM  dan kepada Ibu Evi Susanti,S.Si, M.Si yang penuh kesabaran membimbing kami.

?    Penulis adalah mahasiswa jurusan  Kimia UM angkatan 2008