Nama Lengkap    : Juliyatin Putri Utami
TTL    : Pamekasan, 27 Juli 1990
Jurusan/Prodi    : Jurusan Biologi / S1 Biologi
Fakultas     : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)
Alamat    : Dsn. Bangkal, Ds. Padelegan RT/RW 01/02
Pademawu-Pamekasan Madura.
Pengalaman Organisasi*
• Sekretaris Umum Organisasi Daerah Imapada    (2009-2010)
• Ketua Umum FS2T FMIPA UM (2010-2011)
• Staf Departemen Infokom Ikatan Himpunan Mahasiswa Biologi Indonesia
Jawa III (2010-2011)
• Reporter Majalah Kampus Komunikasi UM (2009-sekarang)
• Wakil Sekretaris Jenderal 1 Ikatan Himpunan Mahasiswa Biologi Indonesia
(2011-2013)
Prestasi Terbaik*
• Mahasiswa Berprestasi I Universitas Negeri Malang (2012)
• Pemakalah pada International Conference on Biological Science UGM (2011)
• Juara II Green Technology Competition Tingkat Nasional ITB (2010)
• Juara I Lomba Esai HIV/AIDS FS2T  Se-UM (2009)
• Juara II KKTM Mahasiswa Baru Berpotensi UM (2008)

Babak final Pemilihan Mawapres UM 2012 menyisakan 2 delegasi FMIPA dan 1 delegasi FT. Rangkaian tes terakhirnya adalah presentasi karya ilmiah dengan bahasa Indonesia dan selanjutnya memakai bahasa Inggris. Presentasi para finalis pada babak ini terbilang cukup ketat. Mereka dituntut untuk menyampaikan ide mereka secara lugas, tepat, dan terpercaya untuk mendongkrak skor penilaian dari dewan juri pada Senin (21/05) dalam detik-detik penentuan Mawapres UM 2012 di Ruang Rapat A3 lantai 3. Berikut wawancara menarik seputar tiga jawara Mawapres UM 2012 ini.
Apa yang mendasari Anda untuk mengikuti pemilihan Mawapres UM 2012?
Mawapres bagi saya meru­pakan wadah untuk membuktikan pengalaman-peng­alaman kita sebagai maha­siswa, baik peng­alaman organisasi, pela­tihan, penelitian dan lain sebagainya. Alham­dulillah, saya pernah mengalami itu semua, jadi ini merupakan kesempatan baik bagi saya untuk ikut bergabung.
Bagaimana awal mula perjuangan Anda dalam mengikuti pemilihan Mawapres UM 2012? Seperti apa seleksinya ?
Sebenarnya ini merupakan kali kedua saya ikut pemilihan ini. Tahun lalu saya gagal. Di tingkat fakultas pun saya tidak berhasil menjadi juara. Tahun ini saya sebenarnya tidak menargetkan banyak mengingat saya sudah semester akhir. Namun, berkat dukungan kuat dari beberapa pihak saya semakin membulatkan tekad untuk ikut.
Seleksi tahun ini agak berbeda dari tahun sebelumnya. Seleksi awal terdiri dari seleksi administrasi dan kemampuan bahasa Inggris. Setelah itu ditentukan 3 terbaik dari masing-masing fakultas. Perwakilan masing-masing fakultas kemudian diuji dengan serangkaian tes, seperti tes kepribadian, presentasi karya tulis, dan tes bahasa Inggris aktif untuk menentukan 3 terbaik universitas yang kemudian diminta untuk mempresentasikan karya tulisnya dalam bahasa Inggris untuk menentukan juara I, II, dan III.
Salah satu syarat untuk mengikuti Mawapres adalah membuat karya tulis. Hal apa yang Anda angkat untuk dijadikan karya tulis Anda? Mengapa Anda memilih topik tersebut ?
Saya mengangkat topik konservasi lingkungan yang diintegrasikan dengan kesenian dan pendidikan. Saya terinspirasi dari minimnya kesadaran masyarakat kita akan kelestarian lingkungan. Banyak sekali kerusakan hutan, perburuan satwa liar yang dilindungi, sampah di mana-mana dan masalah lainnya. Hal ini membuat saya terpancing untuk mencari solusi kreatif dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat melalui cara yang menyenangkan. Saya memilih kesenian karena setiap orang pasti memiliki kesukaan terhadap sesuatu, nah, dari sinilah saya mencoba mengombinasikan berbagai bidang kesenian dengan ilmu konservasi lingkungan. Misalnya, mengajarkan tarian daerah, lagu-lagu, ataupun drama yang mengandung makna tentang alam dan pelestariannya
Seperti apa karakter yang membedakan Anda dengan orang lain? Adakah yang istimewa dari sifat yang Anda miliki tersebut?
Kata teman-teman, saya ini hiperaktif. Tidak bisa kalau tidak melakukan apa-apa. Sejak SD sampai SMA saya sudah sering ikut ekstrakurikuler, mulai dari pramuka, pencak silat, paduan suara dan sanggar tari. Ketika SMA saya mulai fokus menulis baik esai maupun makalah ilmiah. Alhamdulillah, hobi menulis itu terus berkembang menjadi hobi meneliti sampai saat ini. Naluri untuk terus beraktivitas membuat saya bisa melakukan banyak hal. Jujur kalau saya nganggur, saya jadi bingung. Saya lebih suka dipusingkan dengan berbagai macam kegiatan dari pada harus bingung karena tidak melakukan apa-apa.
Orang yang sukses pasti background-nya dari pendidikan dalam keluarga. Seperti apa latar belakang keluarga Anda? Bagaimana orang tua dalam mendidik Anda?
Bapak saya orangnya disiplin dan pekerja keras. Dari kecil saya sudah dididik untuk pantang menyerah. Ibu saya orangnya pengertian. Beliau tidak pernah melarang saya untuk aktif mengikuti banyak kegiatan. Asalkan saya suka, ya dijalani. Mereka juga tidak pernah menuntut apapun dalam hidup saya. Pesan mereka berdua kepada saya hanya satu, yaitu bebas namun tetap bertanggung jawab.
Salah satu oganisasi yang masih Anda ikuti adalah Redaksi Komunikasi UM. Seperti apa pengaruhnya terhadap kesuksesan Anda saat ini ?
Komunikasi menjadi wadah bagi saya untuk menyalurkan minat saya dalam menulis. Di Komunikasi juga saya belajar tentang arti loyalitas. Kemampuan saya banyak ditempa di sini. Selain itu, di Komunikasi saya mengenal teman-teman hebat yang pantang menyerah meliput berita, mendesain dan me-layout majalah. Secara tidak langsung ini menjadi motivasi kuat bagi saya untuk senantiasa memberikan yang terbaik tidak hanya bagi Komunikasi tetapi bagi seluruh civitas di kampus ini.
Moto apa yang Anda pegang teguh untuk menjalani kehidupan ini?
Impossible is nothing! Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, asalkan Allah berkehendak semua pasti bisa terjadi. Inilah yang memotivasi saya untuk tidak diam. Berusaha dan terus berusaha. Saya percaya mimpi setinggi apa pun pasti bisa menjadi mungkin asalkan kita berjuang dengan gigih.
Sebagai seorang pemuda tulang punggung bangsa, apa makna nasionalisme menurut Anda dan bagaimana menerapkannya dalam kehidupan, khususnya di kehidupan kampus yang penuh dengan perbedaan?
Nasionalisme bagi saya adalah rasa ikhlas mencintai. Ikhlas mencintai budaya, adat istiadat, suku, bahkan lingkungan. Menjaga lingkungan merupakan wujud nasionalisme yang paling mudah diterapkan di lingkungan kampus kita. Saya rasa tidak akan ada yang berbeda untuk hal satu ini. Di mana-mana yang namanya menjaga lingkungan pasti sama. Mari ajak teman-teman kita untuk bersatu dan menghilangkan perbedaan demi kelestarian lingkungan kita.
Setelah meraih juara pada pemilihan Mawapres UM 2012, target apa selanjutnya yang ingin Anda capai?
Saya mohon doa restu untuk mewakili UM untuk mengikuti seleksi mawapres tingkat nasional. Selain itu, saya berencana melanjutkan studi ke jenjang S2 dengan beasiswa. Mudah-mudahan terpenuhi. Amin.

Nama Lengkap        : Mukhamad Suhermanto
TTL        : Mojokerto, 01 Juni 1989
Jurusan/Prodi        : Jurusan Teknik Mesin/ S1 Pendidikan Teknik Otomotif
Fakultas         : Fakultas Teknik UM
Alamat         : RT/RW 07/03 Curahmojo-Pungging Mojokerto
Pengalaman Organisasi*
• 2012    sebagai Dewan Perwakilan Mahasiswa UM
• 2012    sebagai Anggota Dewan Pertimbangan Organisasi BDM UM
• 2011    sebagai Ketua Umum Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FT UM
• 2011    sebagai Anggota Badan Koordinasi Lembaga Dakwah Kampus Nasional
Wilayah Malang
• 2011    sebagai Asisten Kelistrikan Bodi Standar FT UM
Prestasi Terbaik*
• Mahasiswa Berprestasi II Universitas Negeri Malang (2012)
• Mahasiswa Berprestasi II Fakultas Teknik (FT) UM (2012)
• Juara I English Debate for Islamic Case & Best Speakers UM (2011)
• Mahasiswa Berprestasi II Universitas Negeri Malang (2011)
• Mahasiswa Berprestasi I Fakultas Teknik (FT) UM (2011)

Apa yang mendasari Anda untuk mengikuti pemilihan Mawapres UM 2012?
Tidak ada yang ingin saya buktikan. Saya hanya ingin memotivasi diri untuk selalu lebih baik dan tidak pernah puas dengan kondisi sekarang sehingga konsekuensinya selalu berupaya melakukan perbaikan. Dalam konteks ini, pencapaian akademik.
Bagaimana awal mula perjuangan Anda dalam mengikuti pemilihan Mawapres UM 2012? Seperti apa seleksinya?
Ada banyak hal yang terjadi pada diri saya pribadi saat awal pemilihan mawapres. Ya, saya kira tidak perlu saya sebutkan secara mendetail karena masih berisi asumsi-asumsi. Yang pasti adalah tahun ini saya tidak terpilih menjadi yang terbaik di level fakultas. Tahun lalu saya di peringkat I Mawapres FT UM. Tapi saya tidak pernah berkecil asa dengan hasil itu. Saya selalu berupaya optimis dan berupaya mempersiapkan setiap tahap dengan baik. Tes Bahasa Inggris, baik tulis maupun verbal, tidak menjadi halangan yang berarti. Hanya beberapa hal di tes kepribadian saya tidak bisa all out, tapi sesuai info dari PD3 FT, nilai saya di tes tersebut kemungkinan yang terbaik.
Yang menjadi kendala terbesar adalah sertifikat-sertifikat kegiatan ekstrakurikuler. Beberapa hal –saya dengar- tidak dapat dinilai, misal sertifikat penanggung jawab kegiatan bakti sosial FT dan kegiatan yang semisal. Ada juga kegiatan volunteer yang bersifat internasional yang tak lagi diakui karena telah saya lakukan 4-5 tahun yang lalu. Singkatnya, banyak sertifikat yang tidak dinilai sehingga melemahkan penilaian di sektor ini.
Salah satu syarat untuk mengikuti mawapres adalah membuat karya tulis. Hal apa yang Anda angkat untuk dijadikan karya tulis Anda? Mengapa Anda memilih topik tersebut?
Karya tulis saya berjudul, “Akselerasi Mobil eSeMKa II sebagai Mobil Nasional Melalui Integrasi Perguruan Tinggi (PT) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)”. Alasan saya, Indonesia sekarang sedang berharap memiliki mobil dinas, namun sayang jika arah pengembangannya adalah mobil eSeMKa sekarang (dengan mesin konvensional), pasti harapan itu akan tinggal angan. Terlebih, Indonesia sudah menandatangani konvensi internasional pengurangan emisi gas buang, dan ketergantungan kepada BBM. Jika demikian, maka memerlukan akselerasi untuk mencapai perwujudan  mobil nasional yang ramah lingkungan dengan tetap bertemakan karya anak negeri (eSeMKa).
Seperti apa karakter yang membedakan Anda dari orang lain? Adakah yang istimewa dari sifat yang Anda miliki tersebut?
Saya kira saya akan berlebihan jika menyebut diri sendiri berjiwa pemimpin, namun yang benar saya adalah pribadi yang siap memimpin maupun dipimpin, asal yang mimpin jelas arahnya.
Moto apa yang Anda pegang teguh? Bisakah Anda jelaskan maknanya untuk kehidupan Anda?
Moto saya adalah hidup harus mulia dunia dan akhirat. Implikasinya, saya berupaya raih yang terbaik dengan potensi yang saya miliki, baik di dunia maupun untuk persiapan hidup setelah mati. Saya tidak ingin menyesali diri di kemudian hari karena lalai memaksimalkan potensi diri untuk raih tujuan hidup yang sesungguhnya.
Orang yang sukses pasti backgroundnya dari pendidikan dalam keluarga. Seperti apa latar belakang keluarga Anda? Bagaimana orang tua dalam mendidik Anda?
Keluarga saya adalah keluarga sederhana. Ibu, Bapak, Kakak (laki-laki), dan saya. Bapak tamatan kelas 4 SD, Ibu lulus MI tapi tidak punya ijazah, sedangkan Kakak lulusan SMK. Dengan kesederhanaan keluarga, banyak mutiara yang telah saya dapat. Bapak yang senantiasa mengajarkan kejujuran, Ibu mengajarkan tentang kerja keras, dan kakak yang mengasah jiwa kreatif dan motivator saya untuk optimis.
Satu hal yang saya tidak pernah lupa, Bapak menyampaikan bahwa meski dalam kondisi sulit, Bapak pasti berusaha memberikan nafkah yang halal kepada keluarga. Kalaupun dulu Bapak pernah ikut tombok SDSB (togel zaman orba). Namun, hasil tidak per­nah digunakan mem­beri makan keluarganya. Harta yang halal itu penting untuk memasti­kan daging yang tumbuh dalam keluarganya agar tetap benar dan baik.
Sebagai seorang pe­muda tulang punggung bangsa, apa makna nasiona­lisme me­nurut Anda dan bagai­mana me­­ne­rap­kan­nya dalam kehidupan, khususnya di kehidupan kam­pus yang penuh dengan perbedaan?
Sering ada orang yang memperjuangkan nasionalisme tanpa tahu maknanya. Tatkala ada ide-ide baru yang besar dan orang umum mengira ide itu mengancam bangsa, maka rame-rame mengutuknya. Namun, hal yang bertolak belakang saat melihat pertikaian antarsuku atau bahkan suporter sepak bola yang jelas merupakan disintegrasi, terlihat tenang saja. Ironi. Saya berusaha sebaliknya.
Apa saja kiat-kiat atau strategi yang bisa Anda berikan untuk rekan mahasiswa UM lainnya yang ingin mengikuti kesuksesan Anda?
Saran saya untuk para maba, jangan sampai terlena dengan jadwal kuliah yang longgar untuk dihabiskan terbuang percuma di stick-game, atau sekedar lapangan futsal, tapi siapkan yang terbaik untuk diri sendiri. Untuk mahasiswa tahun kedua dan ketiga, jangan hanya asal kuliah, tapi aktiflah di berbagai kegiatan yang menunjang perbaikan diri. Sebab hidup tak sekedar buat makalah, presentasi dan semisalnya. Untuk mahasiswa semester akhir, tugas akhir atau skripsi bukanlah segalanya dalam kuliah, ayo kita sadarkan diri bahwa kita bukanlah robot yang sekedar menunaikan kewajiban menyusun berlembar-lembar tulisan, tapi kita adalah manusia cerdas yang akan memimpin dan mengarahkan masa depan bangsa, bahkan dunia. Untuk birokrasi, jangan halangi anak bangsa yang akan berkarya, atau kuwalat konsekuensinya.

Nama Lengkap    : Nia Lukita Ariani
TTL    : Probolinggo, 01 Oktober 1989
Jurusan/ Prodi    : Jurusan Biologi/ S1 Biologi
Fakultas     : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Alamat    : Jl. MT. Haryono Gg. 8/74 A, Jati Probolinggo
Pengalaman Organisasi*
• Sie Penalaran HMJ Biologi UM (2009/2010)
• Sie Penalaran Asrama Mahasiswa UM (2008/2009)
• Ketua II Asrama Mahasiswa UM (2009/2010)
• Divisi Anggaran Ikatan Himpunan Mahasiswa Biologi Indonesia (2010)
• Kepala Divisi Korespondensi Ikatan Himpunan Mahasiswa Biologi Indonesia (2011-2013)
Prestasi Terbaik*
• Mahasiswa Berprestasi III Universitas Negeri Malang (2012)
• Mahasiswa Berprestasi II Fakultas MIPA UM (2012)
• Partisipan dan oral presenter International Conference on Biomedical Sciences:
Prospect and Challenge of Biomedical Research (2012)
• Oral Presenter International Conference on Biological Science Faculty of Biology Universitas Gadjah Mada
(ICBS BIO-UGM 2011)
• National Essay Writing Competition Scientific Atmosphere Faculty of Medicine, Udayana University    (2010)
Apa yang mendasari Anda untuk mengikuti pemilihan Mawapres UM 2012?
Semangat berkarya, berkompe­tisi, mencari pengalaman dan mengukur kemampuan. Menjadi Mawapres meru­pakan salah satu target yang belum dapat saya capai pada tahun 2011 sehingga saya mengumpulkan niat untuk menutup tahun terakhir perkuliahan dengan kembali mengikuti Pemilihan Mawapres UM 2012.
Bagaimana awal mula perjuangan Anda dalam mengikuti Pemilihan Mawapres UM 2012? Seperti apa seleksinya?
Pada awal saya mengikuti pemilihan mawapres, sebenarnya passion saya untuk menjadi Mawapres tidak sebesar tahun lalu, mungkin karena ada target kelulusan yang menjadi target utama. Pada seleksi awal, saya mengumpulkan berkas-berkas untuk seleksi administratif di tingkat fakultas. Setelah dinyatakan lolos dan mengikuti seleksi tingkat universitas, disini saya mulai merasa harus all out. Seleksi menuju tiga besar terdiri atas wawancara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris serta presentasi berbahasa Indonesia.
Saya selalu merasa kurang maksimal saat sesi wawancara dan ternyata benar ketika interviewer  juga mengamininya. Pada seleksi presentasi, saya benar-benar mempersiapkan diri untuk menopang ketidakmaksimalan saya pada dua seleksi sebelumnya. Setelah seleksi presentasi, saya sudah tidak berpikir apakah akan lolos atau tidak karena saya merasa telah melakukan usaha semaksimal mungkin. Ya, just do the best and let the rest to Him.
Salah satu syarat untuk mengikuti Mawapres adalah membuat karya tulis. Hal apa yang Anda angkat untuk dijadikan karya tulis Anda? Mengapa Anda memilih topik tersebut?
Topik yang saya angkat yaitu mengenai edukasi herbal. Sejak awal, saya tertarik dengan dunia kesehatan dan saat ini yang menjadi isu menarik di dunia kesehatan adalah pemanfaatan obat tradisional. Tetapi, penggunaan obat tradisional sebagai pilihan pengobatan di Indonesia masih diperdebatkan di kalangan dokter karena efek penggunaan obat tradisional yang tidak semuanya dapat dibuktikan secara ilmiah. Hal ini tentu dipengaruhi oleh minimnya riset berkelanjutan untuk membuktikan khasiat obat hingga tahap klinis. Jadi, peningkatan kepedulian terhadap penggunaan obat tradisional saya rasa perlu disampaikan melalui pendidikan.
Seperti apa karakter yang membedakan Anda dengan orang lain? Adakah yang istimewa dari sifat yang Anda miliki tersebut?
Saya seorang perfeksionis, tetapi saya senang mengakuinya. Terkadang karakter ini menyulitkan di beberapa kondisi tetapi saya merasa lebih banyak kesempatan datang dengan karakter ini. Tentunya, perfeksionis disini bukan mutlak yang tidak mau menerima kesalahan dan kekalahan sekecil apa pun. Karakter ini mampu mengerem kebiasaan saya yang masih spontan dan tidak terencana menjadi lebih terstruktur dan tertarget sehingga dapat melakukan hal semaksimal mungkin sesuai dengan target yang ada. Because perfectionist does not mean we never do and permit the error comes, but eliminate it as small as possible. It’s not about to be perfect.
Moto apa yang Anda pegang teguh? Bisakah Anda jelaskan maknanya untuk kehidupan Anda?
Do best and let the rest. Memaksimalkan usaha merupakan kata kunci di setiap apa yang sedang saya usahakan. Tuhan akan melihat seberapa besar usaha kita sebelum menentukan apakah kita sudah pantas menerima reward dari apa yang sudah diusahakan. Jika belum, berarti mungkin usaha kita yang kurang maksimal atau mungkin ada takdir lain yang sedang menunggu untuk kita usahakan. Moto ini membuat saya penuh ambisi, tapi tidak ambisius. Insya Allah.
Orang yang sukses pasti background-nya dari pendidikan dalam keluarga. Seperti apa latar belakang keluarga Anda? Bagaimana orang tua dalam mendidik Anda?
Keluarga, terutama ibu adalah sosok yang sangat berpengaruh dalam pribadi seorang Nia Lukita Ariani. Beliau mendidik putra-putrinya dengan tegas dan disiplin karena kami menjalani kehidupan juga dengan tidak mudah. Sama halnya dengan orang tua lain, prinsip beliau yaitu kebahagiaan anak di atas kebahagiaannya sendiri. Beliau mengajarkan bahwa setiap pilihan yang diambil, harus diusahakan semaksimal mungkin dan haram untuk berhenti di tengah jalan. Ya, saya harus berani menyelesaikan apa yang saya mulai.  Bapak juga selalu mengingatkan bahwa nurani itu segalanya, tanpa memandang perbedaan apa pun. Sehebat apa pun nantinya saya menjadi orang, tapi tanpa nurani sama saja tidak ada artinya.
Sebagai seorang pemuda tulang punggung bangsa, apa makna nasionalisme menurut Anda dan bagaimana menerapkannya dalam kehidupan, khususnya di kehidupan kampus yang penuh dengan perbedaan?
Saya tidak dapat mendefinisikan nasi­onalisme secara harfiah. Dalam pemahaman sederhana saya, nasionalisme bukanlah hanya saat tim merah putih merumput, bukanlah hanya saat batik menjadi tren, dan bukanlah hanya ketika ada berita bahwa pulau di ujung Indonesia telah diakui negara tetangga. Nasionalisme itu tidak sekedar simbol. Tetap menjadi diri sendiri, dan menerima perbedaan dengan orang lain juga menjadi seni bersosial.
Setelah meraih juara pada Pemilihan Mawapres UM 2012, target apa selanjutnya yang ingin Anda capai?
Target terdekat selanjutnya adalah segera bekerja untuk dapat segera melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Menjadi penulis masih tetap menjadi target saya, meskipun beberapa tahun terakhir ini, saya merasa kurang produktif untuk mencapai target tersebut.Aang